PELALAWAN (RIAUPOS.CO) – Sudah sepekan terakhir 23 ekor gajah berkeliaran di kebun warga Buantan Besar, Kecamatan Siak, Kecamatan Bungaraya dan Kecamatan Siak Kecil, Bengkalis. Sementara 3 ekor gajah liar sejak sebulan terakhir telah mengobrak-abrik ratusan tanaman kelapa sawit milik warga di Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan.
23 ekor gajah berkeliaran di kebun warga itu mulai merusak kebun warga. Diharapkan pihak BBKSDA dapat segera menghalaunya menuju habitatnya.
Humas Kebun PT TKWL Adly Siregar mengatakan, pihaknya membenarkan hewan berbelalai itu sempat berada di sekitar kebunnya, namun kini sudah berpindah. "Ada sekitar 23 ekor, dengan sejumlah indukan. Kami mengintainya menggunakan drone," katanya kemarin. Ia mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan BBKSDA.
Sementara salah seorang warga pemilik kebun di Siak Kecil Rano mengaku, kebunnya sudah disatroni gajah dan sebagian tanaman kelapa sawitnya mulai dirusak. Atas apa yang terjadi membuatnya khawatir akan ditimpa kerugian yang lebih besar.
"Saya meminta pihak BBKSD Riau dapat membantu menghalau gajah liar ini, sebelum kebun sawit saya rata dengan tanah," harap Rano.
Konflik gajah dengan manusia diharapkan tidak terjadi. Sebab menurut Rano, gajah gajah ini tersesat. Jika cepat ditangani, gajah gajah ini dapat dikembalikan ke habitatnya.
Sementara Camat Bungaraya Amin Soimin menyampaikan keluhan warganya atas berkeliarannya kawanan gajah. Menurut Penghulu Tuah Indrapura Sodikin, jelas Amin Soimin, gajah gajah itu tidak mengganggu warga yang sedang memanen buah sawit.
"Kalau ada orang memanen buah sawit, mereka tidak mengganggu, mereka malah menyingkir," ucap Amin Soimin mengulang ucapan Penghulu Sodikin.
Meski demikian, kata Amin, warganya berharap agar segera ada solusi dari pihak terkait. "Kami berharap, gajah gajah itu segera dihalau, sehingga tidak menimbulkan konflik dengan manusia," kata Amin Soimin.
Tiga Gajah Liar Rusak Kebun Sawit
Sementara itu gajah liar kembali merusak lahan perkebunan warga di Kabupaten Pelalawan. Kali ini, hewan bertubuh besar itu, telah mengobrak – abrik ratusan tanaman kelapa sawit milik warga di Desa Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam. Mamalia raksasa yang diperkirakan berjumlah sebanyak tiga ekor ini, mulai merusak tanaman kelapa sawit sejak satu bulan terakhir.
"Ya, ada sekitar tiga ekor gajah dewasa yang telah merusak ratusan pokok tanaman kelapa sawit k ami di Desa Rantau Baru. Bahkan, gajah liar ini sebelumnya juga telah merusak kebun masyarakat di Kelurahan Langgam. Tentunya kehadiran kawanan gajah liar ini, menjadi ancaman serius bagi warga akibat merusak kurang lebih 20 hektare kebun kelapa sawit milik masyarakat tempatan," terang M Julus, salah seorang petani kelapa sawit Desa Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci kepada Riau Pos, Kamis (14/7) siang.
Diungkapkan Julus bahwa, masyarakat setempat sudah berupaya mengusir kawanan gajah liar itu agar keluar dari kebun untuk kembali ke hutan, menggunakan bunyi-bunyian berupa bedil pipa. Bahkan, warga juga 24 jam siaga dan berjaga malam di lokasi untuk menjaga kebun kelapa sawit mereka. Dan upaya ini telah dilakukan warga sejak hampir satu bulan terakhir.
"Namun, kawanan gajah itu tetap berputar-putar dan kembali kesekitar perkebunan penduduk desa," papar petani yang memiliki kebun kelapa.sawit seluas dua hektare ini.
Keberadaan gajah liar itu, sambung Julus, sudah dilaporkan warga kepada Bupati Pelalawan. Namun, hingga saat ini masih belum ada respon. Begitu juga dengan pihak BKSDA Provinsi Riau. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan hewan berbadan besar ini dapat segera dikendalikan oleh pihak terkait. Sehingga warga dapat tenang ke kebun seperti biasanya.
"Jadi, tim dari BKSDA telah turun ke lokasi. Tapi, sejauh ini tidak ada aksi nyata yang mereka lakukan. Dan ke lokasi hanya melihat-lihat, habis itu pulang. Untuk itu, kami berharap agar hewan langka itu dapat segera diusir dari lahan kebun warga dan dikembalikan ke habitatnya di hutan.’’ harapnya.
Keluhan masyarakat tersebut mendapat respon dari Ketua DPRD Pelalawan, Baharuddin SH MH. Dimana dirinya telah turun ke lokasi untuk melihat langsung lahan kebun kelapa sawit milik masyarakat di Desa Rantau Baru. Ia telah melaporkan secara langsung kejadian tersebut kepada pihak BKSDA Riau, Gubernur Riau, hingga Menteri KLHK RI melalui selulernya. Namun masih belum direspon.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang KSDA Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Andri Hansen Siregar dikonfirmasi, membenarkan telah menerima laporan dari warga Desa Rantau Baru terkait adanya gajah liar yang kembali memasuki areal perkebunan warga. Dan pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan penggiringan 2 ekor gajah betina dan satu ekor gajah jantan tersebut untuk kembali ke habitatnya di kawasan hutan TNTN.
"Hanya saja upaya kami ini terkendala akibat masyarakat pemilik kebun kurang kooperatif. Warga tidak memberikan akses karena tidak rela gajah ini melintas dan merusak kebun mereka. Namun demikian, kami akan terus bekerja maksimal agar satwa itu dapat dikembalikan ke hutan,’’ ujarnya.(ade)
Laporan Monang Lubis, Siak dan M Amin Amran, Pangkalankerinci