(RIAUPOS.CO) — SUATU Hari, Nani dan Firda datang ke pesta pernikahan teman mereka yang berada di Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. Mereka berdua datang ke pesta dari Pekanbaru sekitar pukul 14.30 WIB melalui jalur Petapahan atau melewati Kecamatan Tapung.
Jalur tersebut merupakan jalur yang jarang dilewati kendaraan, dan rumah-rumah warga pun saling berjauhan.
Nani dan Firda pulang pukul 17.00 WIB lebih. Menyadari akan sampai pada waktu malam di Pekanbaru, Nani memutuskan untuk melewati jalur Bangkinang Kota yang ramai lalu lalang kendaraan.
Hari mulai gelap. Nani yang mengemudikan sepeda motor menyadari sesuatu yang aneh. Jalanan di depannya terlihat gelap.
“Motormu lampu utamanya mati ya, Fir?†tanya Nani.
Firda menampik pertanyaan Nani dan menyarankan untuk memperhatikan tombol lampu. Tapi Nani menyangkalnya dan mengatakan, motor matic milik Firda tidak ada tombol on/off -nya. Firda menyarankan untuk menekan tombol jarak dekat dan jarak jauh. Tapi tetap saja lampu tak kunjung menyala.
Akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan perlahan, dengan mengandalkan cahaya dari mobil atau motor di belakang mereka.
Melewati jembatan di daerah Danau Bingkuang, Rimbo Panjang. Nani mengatakan lebih baik melewati jalan yang belum diaspal karena lebih dekat. Mendengar hal itu, Firda hanya mengiyakannya.
Firda sempat mengomel ketika melewati jalan tersebut, ia mengatakan kepada Nani untuk lebih hati-hati dan memilih jalan yang tidak berlubang.
“Alamaaak, aku lupa motormu kan gak ada lampunya, jadi gak keliatan jalannya,†kata Nani terlambat menyadari setelah tidak ada cahaya dari kendaraan lain baik dari depan mau pun belakang.
“Aku lupa juga,†ucap Firda.
Akhirnya mereka berdua mengegas motor dengan sangat pelan untuk menghindari lubang, mereka sempat menggunakan senter dari gawai untuk menerangi jalan, sebelum akhirnya ada sebuah sepeda motor membantu mereka dengan penerangan dari motornya. (*2)