Kamis, 4 Juli 2024

Penyaluran Solar Subsidi Belum Tepat Sasaran

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar terjadi di Provinsi Riau. Antrean mengular ke badan jalan sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas. Ini terjadi hampir di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Terkait kondisi ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau meminta agar penyaluran BBM subsidi bio solar di SPBU tepat sasaran. Mobil mewah tidak diizinkan mengisi solar bersubsidi yang diperuntukkan bagi kendaraan umum.

- Advertisement -

"Kita ingin penyaluran bio solar ini bisa tepat sasaran. Karena kita melihat masih banyak penyaluran bio solar tidak tepat sasaran. Masa iya mobil-mobil mewah isi BBM subsidi solar juga," ucap Kepala Dinas Energi an Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau, Evarefita, Senin (14/3).

Di sisi lain Pemprov Riau akan mengajukan tambahan kuota bio solar, untuk mengantisipasi kelangkaan yang saat ini sedang terjadi. Namun, sebelum mengajukan tambahan kuota tersebut, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan pengecekan distribusi bio solar di Riau bersama instansi terkait.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau SF Hariyanto mengatakan, pengecekan distribusi bio solar tersebut dilakukan untuk memastikan apakah selama ini distribusi sudah tepat sasaran.

- Advertisement -

"Jadi sebelum mengajukan penambahan, harus disampaikan dulu upaya-upaya pencegahan kelangkaan, seperti mengecek distribusi," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya akan memeriksa beberapa SPBU di Riau. Pengecekan dilakukan untuk memastikan apakah bio solar yang dikirim dari depot Pertamina jumlahnya sama dengan yang sampai di SPBU.

"Akan dilakukan pengecekan di beberapa SPBU. Kalau ternyata jumlah yang dikirim dari depot berbeda dengan yang diterima di SPBU. Berarti ada praktik kecurangan, ini yang harus dicek terlebih dahulu," ujarnya.

Diakui Sekdaprov, kuota bio solar di Riau dikurangi sampai 9 persen. Hal tersebut juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan tujuan membuat masyarakat beralih ke BBM jenis dexlite.

Baca Juga:  Terima Laporan Setiap Hari

"Memang kuotanya dikurangi, agar masyarakat yang mampu pindah ke dexlite. Tapi nanti jika sudah dicek tidak ada kecurangan, tapi masih kurang baru dilakukan penambahan kuota," sebutnya.

Sementara itu  Section Head Communication & Relation Sumbagut PT Patra Niaga Agustiawan mengatakan, antrean solar tak hanya terjadi di Riau saja, namun juga terjadi di Sumatera Barat (Sumbar).

"Kalau dari pantauan kami terjadi juga di Sumbar," ujarnya.

Terkait solusi-solusi dari Pemda Riau, Agustiawan mengucapkan terima kasih atas upaya dan solusi dari dinas dan instansi terkait untuk menertibkan konsumen yang tidak berhak mendapatkan subsidi.

"Tentu kami akan mendukung penuh setiap upaya yang dilakukan oleh pemda sebagai bentuk dukungan pemerintah terjadi penyaluran bio solar tepat sasaran di Riau," pungkasnya.

Antrean Makan Badan Jalan, Lalu Lintas Macet Parah

Kemacetan Jalan Rawamangun, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya semakin parah. Kendaraan mengantre bahan bakar minyak (BBM) jenis solar makin menjadi-jadi. Bahkan sejak pukul 11.00 WIB, antrean panjang kendaraan sampai memakan badan jalan.

Hanya satu lajur dari dua lajur Jalan Rawamangun, beberapa hari terakhir, yang efektif dilintasi pengendara. Selebihnya sudah dimakan antrean kendaraan yang ingin mengisi solar. Panjang antrean, seperti terjadi siang kemarin mengular hampir 100 meter dari pintu masuk SPBU tersebut.

Dua petugas SPBU yang turun mengatur lalu lintas tidak mampu mencegah kemacetan. Dua petugas ini, terlihat penuh keringat hilir mudik mengatur lalu lintas, terlihat kewalahan menghadapi situasi ini. Konsentrasi mereka terlihat terpecah antara mengatur arus lalu lintas yang hampir macet total dan antrean kendaraan yang akan masuk SPBU.

Baca Juga:  Bupati Suyatno Tinjau Kondisi Musala dan Masjid di Bagan Hulu

Hal ini diperparah dengan banyaknya pengendara tidak sabar hingga menambah runyam situasi. Terutama pengendara sepeda motor yang memilih menyelip di antara mobil yang sudah hampir tidak dapat bergerak. Salah seorang pelintas menyebutkan, seharusnya kondisi ini ditangani pihak kepolisian.

‘’Kalau kayak gini terus tak tahan kita. Mana bisa teratasi sama sekuriti-sekuriti itu. Harus lantas (Satlantas, red) yang turun. Apalagi ini dekat dengan persimpangan,’’ kata pengendara mobil jenis pikap yang mengaku bernama Aris.

Sementara itu pengendara lain yang sedang mengantre solar, Ganda Putra mengaku gerah dengan kondisi antrean solar ini. Menurutnya, di mana-mana antre untuk mengisi solar. Pengendara L300 bak terbuka ini berharap ada kebijakan dari pemerintah atau pihak SPBU untuk mengurangi antrean.

‘’Seharusnya dibatasi. Misalnya hanya boleh 20 liter sekali isi, tidak apa-apa, kan bisa untuk sehari. Kalau kek gini azab juga, antre lama, panjang. Habis waktu,’’ kata pria berkumis tebal ini.

Pantauan Riau Pos, sekuriti SPBU yang tidak jauh dari persimpangan Rawamangun, Labersa dan Parit Indah tersebut sudah mencoba mengurai kemacetan. Terutama dari segi antrean. Mobil yang antre dari arah persimpangan, sebagian sempat dibelokkan ke halaman pertokoan. Hanya saja usaha itu tidak begitu efektif  karena kendaraan yang antre cukup banyak.

Antrean Panjang di Lintas Timur
Jalan Lintas Timur akan menjadi langganan macet akibat antrean mobil di SPBU, apabila belum ada) kebijakan baru tentang bahan bakar minyak. Karena saat ini jelas penyebabnya, antrean itu disebabkan oleh berkurangnya jatah minyak solar disebut SPBU. Demikian disampaikan salah seorang warga Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Ruslan.
 

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar terjadi di Provinsi Riau. Antrean mengular ke badan jalan sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas. Ini terjadi hampir di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Terkait kondisi ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau meminta agar penyaluran BBM subsidi bio solar di SPBU tepat sasaran. Mobil mewah tidak diizinkan mengisi solar bersubsidi yang diperuntukkan bagi kendaraan umum.

"Kita ingin penyaluran bio solar ini bisa tepat sasaran. Karena kita melihat masih banyak penyaluran bio solar tidak tepat sasaran. Masa iya mobil-mobil mewah isi BBM subsidi solar juga," ucap Kepala Dinas Energi an Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau, Evarefita, Senin (14/3).

Di sisi lain Pemprov Riau akan mengajukan tambahan kuota bio solar, untuk mengantisipasi kelangkaan yang saat ini sedang terjadi. Namun, sebelum mengajukan tambahan kuota tersebut, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan pengecekan distribusi bio solar di Riau bersama instansi terkait.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau SF Hariyanto mengatakan, pengecekan distribusi bio solar tersebut dilakukan untuk memastikan apakah selama ini distribusi sudah tepat sasaran.

"Jadi sebelum mengajukan penambahan, harus disampaikan dulu upaya-upaya pencegahan kelangkaan, seperti mengecek distribusi," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya akan memeriksa beberapa SPBU di Riau. Pengecekan dilakukan untuk memastikan apakah bio solar yang dikirim dari depot Pertamina jumlahnya sama dengan yang sampai di SPBU.

"Akan dilakukan pengecekan di beberapa SPBU. Kalau ternyata jumlah yang dikirim dari depot berbeda dengan yang diterima di SPBU. Berarti ada praktik kecurangan, ini yang harus dicek terlebih dahulu," ujarnya.

Diakui Sekdaprov, kuota bio solar di Riau dikurangi sampai 9 persen. Hal tersebut juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan tujuan membuat masyarakat beralih ke BBM jenis dexlite.

Baca Juga:  Gajah Liar juga Ada di Kecamatan Kelayang

"Memang kuotanya dikurangi, agar masyarakat yang mampu pindah ke dexlite. Tapi nanti jika sudah dicek tidak ada kecurangan, tapi masih kurang baru dilakukan penambahan kuota," sebutnya.

Sementara itu  Section Head Communication & Relation Sumbagut PT Patra Niaga Agustiawan mengatakan, antrean solar tak hanya terjadi di Riau saja, namun juga terjadi di Sumatera Barat (Sumbar).

"Kalau dari pantauan kami terjadi juga di Sumbar," ujarnya.

Terkait solusi-solusi dari Pemda Riau, Agustiawan mengucapkan terima kasih atas upaya dan solusi dari dinas dan instansi terkait untuk menertibkan konsumen yang tidak berhak mendapatkan subsidi.

"Tentu kami akan mendukung penuh setiap upaya yang dilakukan oleh pemda sebagai bentuk dukungan pemerintah terjadi penyaluran bio solar tepat sasaran di Riau," pungkasnya.

Antrean Makan Badan Jalan, Lalu Lintas Macet Parah

Kemacetan Jalan Rawamangun, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya semakin parah. Kendaraan mengantre bahan bakar minyak (BBM) jenis solar makin menjadi-jadi. Bahkan sejak pukul 11.00 WIB, antrean panjang kendaraan sampai memakan badan jalan.

Hanya satu lajur dari dua lajur Jalan Rawamangun, beberapa hari terakhir, yang efektif dilintasi pengendara. Selebihnya sudah dimakan antrean kendaraan yang ingin mengisi solar. Panjang antrean, seperti terjadi siang kemarin mengular hampir 100 meter dari pintu masuk SPBU tersebut.

Dua petugas SPBU yang turun mengatur lalu lintas tidak mampu mencegah kemacetan. Dua petugas ini, terlihat penuh keringat hilir mudik mengatur lalu lintas, terlihat kewalahan menghadapi situasi ini. Konsentrasi mereka terlihat terpecah antara mengatur arus lalu lintas yang hampir macet total dan antrean kendaraan yang akan masuk SPBU.

Baca Juga:  Mahasiswa Unri Ungkapkan Kekecewaan dengar Vonis Bebas Syafri Harto

Hal ini diperparah dengan banyaknya pengendara tidak sabar hingga menambah runyam situasi. Terutama pengendara sepeda motor yang memilih menyelip di antara mobil yang sudah hampir tidak dapat bergerak. Salah seorang pelintas menyebutkan, seharusnya kondisi ini ditangani pihak kepolisian.

‘’Kalau kayak gini terus tak tahan kita. Mana bisa teratasi sama sekuriti-sekuriti itu. Harus lantas (Satlantas, red) yang turun. Apalagi ini dekat dengan persimpangan,’’ kata pengendara mobil jenis pikap yang mengaku bernama Aris.

Sementara itu pengendara lain yang sedang mengantre solar, Ganda Putra mengaku gerah dengan kondisi antrean solar ini. Menurutnya, di mana-mana antre untuk mengisi solar. Pengendara L300 bak terbuka ini berharap ada kebijakan dari pemerintah atau pihak SPBU untuk mengurangi antrean.

‘’Seharusnya dibatasi. Misalnya hanya boleh 20 liter sekali isi, tidak apa-apa, kan bisa untuk sehari. Kalau kek gini azab juga, antre lama, panjang. Habis waktu,’’ kata pria berkumis tebal ini.

Pantauan Riau Pos, sekuriti SPBU yang tidak jauh dari persimpangan Rawamangun, Labersa dan Parit Indah tersebut sudah mencoba mengurai kemacetan. Terutama dari segi antrean. Mobil yang antre dari arah persimpangan, sebagian sempat dibelokkan ke halaman pertokoan. Hanya saja usaha itu tidak begitu efektif  karena kendaraan yang antre cukup banyak.

Antrean Panjang di Lintas Timur
Jalan Lintas Timur akan menjadi langganan macet akibat antrean mobil di SPBU, apabila belum ada) kebijakan baru tentang bahan bakar minyak. Karena saat ini jelas penyebabnya, antrean itu disebabkan oleh berkurangnya jatah minyak solar disebut SPBU. Demikian disampaikan salah seorang warga Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Ruslan.
 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari