PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Wajah Sumirah (65) berbinar-binar saat tahu dirinya didata untuk mengikuti vaksin yang selama ini diidam-idamkannya. Tak hanya itu, dengan rasa bangganya usai mendapat kabar menjadi peserta vaksin, perempuan disabilitas ini langsung bergegas menuju kamarnya dengan beringsut-ingsut atau bergeser secara perlahan-lahan untuk salin baju ke kamarnya.
Mengenakan baju kebaya warna merah dengan kaos warna biru di bagian dalamnya, Sumirah menanti kedatangan mobil ambulans Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau akan menjemput bersama teman-temannya sesama disabilitas.
"Saya pengen sekali divaksin, saya tak takut dengan vaksin, tapi jarum suntik. Tak tahu saya mau minta tolong ke siapa untuk bisa ke tempat vaksin," ungkap Sumirah di rumahnya terbuat dari papan berkamar satu tersebut, Jumat (13/8).
Sumirah sadar, vaksin merupakan ikhtiar harus dilakukan semua orang untuk menciptakan imunitas bagi tubuh masing-masing. Namun, karena dirinya hanya mengandalkan kursi roda bantuan dari Menteri Sosial zaman Presiden Soeharto, Ny Endang Kusuma Inten Soeweno, tentu memiliki keterbatasan. Bagi perempuan yang hidup sebatang kara ini, saat dihubungi temannya sesama disabilitas, Surya, dirinya akan divaksin dan dijemput mobil ambulans RS Bhayangkara Polda Riau, muncul asa atau harapan di masa pandemi ini.
"Jujur saja Pak Polisi, saya benar-benar ingin divaksin. Walau banyak cerita soal vaksin ini yang jelek-jelek, namun ini ikhtiar bagi kita semua. Terutama saya, penyandang disabilitas ini," jelas Sumirah kepada Bhabinkamtibmas datang menjemput untuk dibawa ke Vaksin Center RS Bhayangkara Polda Riau.
Sehari-hari, Sumirah mengandalkan kehidupannya dari kerajinan tangan yang dibuatnya. Barang-barang plastik bekas seperti teh gelas, dibuatnya menjadi sebuah tas ke pasar. Hasil kerajinan inilah kemudian dijual dan uangnya digunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari.
Bhabinkamtibmas datang ke rumahnya di Jalan Sekolah, Rumbai, Pekanbaru, dengan membawa kursi roda baru buat Sumirah. Ia senang, kursi roda diinginkan puluhan tahun, akhirnya terkabulkan. Ia kemudian dibawa ke atas kursi roda, lalu didorong ke mobil Ambulance RS Bhayangkara Polda Riau sudah menanti di gang depan rumahnya.
"Ayo Ibu, kita berangkat ke Vaksin Center. Ibu ikut vaksin bersama-sama dengan puluhan saudara-saudara kita yang disabilitas," ajak Bhabinkamtibmas Aipda Faizul kepada Sumirah.
Selama dalam perjalanan menuju Vaksin Center, di dalam mobil ambulans, kepala Sumirah melihat kiri kanan pemandangan Kota Pekanbaru mulai dari rumahnya di Rumbai hingga tiba di lokasi vaksin. Setibanya di Vaksin Center, Sumirah kemudian disambut dan diarahkan oleh personel RS Bhayangkara. Ia kemudian menjalani proses pemeriksaan sebagaimana layaknya orang hendak divaksin.
"Alhamdulillah, tadi kata perawat yang memeriksa kondisi kesehatan saya, saya bisa divaksin," ungkapnya.
Selain Sumirah, hari ini, Vaksin Center RS Bhayangkara Polda Riau juga memvaksin 25 orang penyandang disabilitas untuk menjalani vaksin dosis pertama. Selain itu, ratusan warga Riau lainnya, juga terlihat antre di halaman rumah sakit untuk vaksin dosis kedua.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Riau, Kombes Pol dr Priyo Kuncoro, MARS, mengatakan Polda Riau membantu warga hendak vaksin dengan mendatangi Vaksin Center RS Bhayangkara di Jalan Sudirman.
"Bagi warga ingin divaksin, kita telah siapkan tempat yang layak untuk vaksin. Silakan datang ke Vaksin Center," ungkap Kabid Dokkes Polda Riau, Kombes Pol Priyo Kuncoro.
Untuk vaksin bagi warga disabilitas, tuturnya, Polda Riau menjemput dan mengantarkan langsung mereka ke rumah masing-masing. Selain itu, juga diberikan bingkisan buat para penyandang disabilitas. Langkah ini, jelasnya, dilakukan guna menciptakan herd immunity (kekebalan kelompok).
"Diperlukan jumlah orang tervaksin setidaknya 70 persen. Dari proses saudara kita yang disabilitas ini, mereka mengalami kesulitan menuju titik-titik pelayanan. Oleh karena itu kami Polri menjemput langsung ke rumah mereka untuk disuntik vaksin," tutur Priyo.
Usai divaksin, saat kursi roda Sumirah didorong ke arah pintu keluar menuju parkir mobil ambulans, ia berpapasan dengan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, hendak melihat penyelenggaraan vaksin bagi disabilitas serta masyarakat umum. Kapolda menanyakan langsung ke Sumirah mengenai keinginannya untuk divaksin di tengah keterbatasan dimilikinya.
"Kami salut dan bangga dengan Ibu, sungguh luar biasa, dengan keterbatasannya mau datang untuk divaksin," kata Agung.
Agung juga semakin takjub saat mengetahui Sumirah sangat terampil membuat kerajinan dari barang-barang bekas.
"Saya walau seperti ini, tak mau bergantung dan mengandalkan orang lain. Kita harus mandiri, walau bagaimana pun kondisi kita," jelas Sumirah.
Di akhir obrolann dengan Sumirah, Kapolda mengajak semua komponen di Riau bersama-sama meningkatkan protokol kesehatan serta kekebalan tubuh.
"Semoga dengan divaksin kekebalan tubuh meningkat dan angka penyebaran Covid-19 di Pekanbaru turun, mari selalu patuhi protokol kesehatan," pungkas lulusan Akpol 1988 ini.(nda/ted)