RENGAT (RIAUPOS.CO) – Pengendalian empat ekor gajah liar di wilayah Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) masih mengalami kendala. Sehingga tim dari berbagai unsur, kembali menyusun strategi baru untuk penggiringan menuju kantong habitat gajah di Taman Nasional Teso Nilo (TNTN).
Kepala Wilayah I Balai Besar KSDA Riau Andri Hansen Siregar saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pengiringan terkendala lokasi perkebunan karet tua yang sudah sangat lebat ditumbuhi semak belukar tetapnya di Bukit Petar Kelurahan Baturijal Kecamatan Peranap. “Pandangan mata terkendala oleh tebalnya semak belukar,” ujar Andri Hansen Siregar, Kamis (13/6).
Menurutnya, penggendalian memakai formasi dengan sistim personil penggiringan berada disayap kiri dan kanan gajah. Namun sepertinya personil penggiringan antar sayap kiri dan kanan cukup jauh. Akibatnya sulit mengetahui keberadaan gajah yang digiring.
Memang sebutnya, dua ekor gajah jinak yang diharapkan dapat menggiring sudah sempat bersentuhan dengan empat gajah liar tersebut. Walaupun sebelumnya dua ekor gajah jinak sempat takut, lantar tubuh gajah liar tersebut lebih besar. “Tubuh gajah liar itu agak lebih besar dengan jenis kelamin jantan,” ungkapnya.
Hingga pukul 17.30 Wib pada Kamis (13/6), personil bersama gajah liar ditarik dari lokasi menuju camp. Penggiringan kembali dilanjutkan pada Jum’at (14/6). “Gajah liar sempat hilang dari peredaran, lantaran kaget oleh suara petasan warga,” tambahnya.
Untuk itu, pihaknya kembali melakukan rapat penyusunan ulang formasi. Dimana sesuai rencana formasi menggunakan pola V. Hanya saja pola ini dinilai sangat beresiko terhadap tim.
Selain itu pihaknya juga berharap agar warga tidak lagi mendekati lokasi gajah liar. “Antusias warga cukup tinggi hingga mendatangi lokasi untuk melihat proses penggiringan. Parahnya lagi, masih ada diantara warga yang membunyikan petasan,” terangnya.(kas)
RENGAT (RIAUPOS.CO) – Pengendalian empat ekor gajah liar di wilayah Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) masih mengalami kendala. Sehingga tim dari berbagai unsur, kembali menyusun strategi baru untuk penggiringan menuju kantong habitat gajah di Taman Nasional Teso Nilo (TNTN).
Kepala Wilayah I Balai Besar KSDA Riau Andri Hansen Siregar saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pengiringan terkendala lokasi perkebunan karet tua yang sudah sangat lebat ditumbuhi semak belukar tetapnya di Bukit Petar Kelurahan Baturijal Kecamatan Peranap. “Pandangan mata terkendala oleh tebalnya semak belukar,” ujar Andri Hansen Siregar, Kamis (13/6).
- Advertisement -
Menurutnya, penggendalian memakai formasi dengan sistim personil penggiringan berada disayap kiri dan kanan gajah. Namun sepertinya personil penggiringan antar sayap kiri dan kanan cukup jauh. Akibatnya sulit mengetahui keberadaan gajah yang digiring.
Memang sebutnya, dua ekor gajah jinak yang diharapkan dapat menggiring sudah sempat bersentuhan dengan empat gajah liar tersebut. Walaupun sebelumnya dua ekor gajah jinak sempat takut, lantar tubuh gajah liar tersebut lebih besar. “Tubuh gajah liar itu agak lebih besar dengan jenis kelamin jantan,” ungkapnya.
- Advertisement -
Hingga pukul 17.30 Wib pada Kamis (13/6), personil bersama gajah liar ditarik dari lokasi menuju camp. Penggiringan kembali dilanjutkan pada Jum’at (14/6). “Gajah liar sempat hilang dari peredaran, lantaran kaget oleh suara petasan warga,” tambahnya.
Untuk itu, pihaknya kembali melakukan rapat penyusunan ulang formasi. Dimana sesuai rencana formasi menggunakan pola V. Hanya saja pola ini dinilai sangat beresiko terhadap tim.
Selain itu pihaknya juga berharap agar warga tidak lagi mendekati lokasi gajah liar. “Antusias warga cukup tinggi hingga mendatangi lokasi untuk melihat proses penggiringan. Parahnya lagi, masih ada diantara warga yang membunyikan petasan,” terangnya.(kas)