PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Seorang dosen Universitas Islam Riau (UIR) dikabarkan meninggal dunia akibat Covid-19, Ahad (13/9/2020). Sebelumnya, beredar informasi berantai melalui WhatsApp bahwa dosen UIR yang meninggal ada dua orang. Namun hal itu dibantah Humas UIR Dr Syafriadi.
"Bukan dua, tetapi hanya satu orang dosen atas nama SM dari Faperta UIR," ujar Syafriadi kepada Riaupos.co, Ahad (13/9/2020) sore.
Kata dia, pasca adanya dosen UIR yang meninggal karena Covid-19, maka aktivitas di kampus UIR diliburkan selama tiga hari. Mulai Senin (14/9/2020) hingga Rabu (17/9/2020).
"Kampus dilburkan selama tiga hari itu karena akan dilakukan penyemprotan cairan disinfektan. Para karyawan bekarja dirumah atau work from home (WFH). Dan Kamis (18/9/2020) karyawan kembali bekerja seperti biasa dengan sistem piket," sambung Syafriadi.
Ditambahkannya, dengan ditutupnya kampus UIR selama tiga hari itu, maka ditiadakan kegiatan akademik dan non akademik yang bersifat tatap muka.
"Kegiatan akademik itu tetap berjalan tetapi WFH dengan sistem daring," tuntasnya.
Laporan: Doffi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: Afiat Ananda
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Seorang dosen Universitas Islam Riau (UIR) dikabarkan meninggal dunia akibat Covid-19, Ahad (13/9/2020). Sebelumnya, beredar informasi berantai melalui WhatsApp bahwa dosen UIR yang meninggal ada dua orang. Namun hal itu dibantah Humas UIR Dr Syafriadi.
"Bukan dua, tetapi hanya satu orang dosen atas nama SM dari Faperta UIR," ujar Syafriadi kepada Riaupos.co, Ahad (13/9/2020) sore.
- Advertisement -
Kata dia, pasca adanya dosen UIR yang meninggal karena Covid-19, maka aktivitas di kampus UIR diliburkan selama tiga hari. Mulai Senin (14/9/2020) hingga Rabu (17/9/2020).
"Kampus dilburkan selama tiga hari itu karena akan dilakukan penyemprotan cairan disinfektan. Para karyawan bekarja dirumah atau work from home (WFH). Dan Kamis (18/9/2020) karyawan kembali bekerja seperti biasa dengan sistem piket," sambung Syafriadi.
- Advertisement -
Ditambahkannya, dengan ditutupnya kampus UIR selama tiga hari itu, maka ditiadakan kegiatan akademik dan non akademik yang bersifat tatap muka.
"Kegiatan akademik itu tetap berjalan tetapi WFH dengan sistem daring," tuntasnya.
Laporan: Doffi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: Afiat Ananda