Sabtu, 19 April 2025
spot_img

Abrasi di Tiga Pulau Terluar Riau Capai 167 Km

(RIAUPOS.CO) โ€” Abrasi di pulau-pulau terluar provinsi Riau, saat ini masih masih terus terjadi. Dari data yang dimiliki Pemerintah provinsi (Pemprov) Riau, abrasi ditiga pulau terluar yakni Pulau Rangsang di Kabupaten Kepulauan Meranti, Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis, sudah mencapai sepanjang 167,32 kilometer (km).

Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, selain terjadi abrasi pantai ditiga pulau tersebut, di lokasi itu saat ini juga terjadi kerusakan mangrove seluas 16 ribu ha. Untuk penyebab abrasi tersebut adalah karena karakteristik pulau-pulau itu bertanah gambut.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขPercepatan abrasi ini juga akibat hantaman gelombang laut pada bulan tertentu. Sedangkan untuk kerusakan mangrove, terjadi akibat penebangan mangrove secara ilegal,รขโ‚ฌย katanya usai mengikuti acara FGD rencana penanganan abrasi di kantor Gubernur Riau, Jumat (12/7).

Baca Juga:  Warga Sungai Mandau Keluhkan Jalan Rusak

Menurut Syamsuar, persoalan abrasi ini sudah merupakan masalah lama. Di mana pemerintah kabupaten maupun provinsi tidak sanggup mengatasi perosoalan abrasi ini sendiri karena memerlukan dana yang cukup banyak. Untuk itu, menurutnya peluru dukungan dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขAbrasi ini persoalan sudah lama, pemerintah provinsi dan kabupaten tidak kuat untuk menangani perosoalan ini dengan dana APBD. Tentunya harus ada bantuan pemerintah pusat, baru nantinya APBD bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat,รขโ‚ฌย sebutnya.

Menurut Syamsuar, dalam penanganan abrasi ini, harus dibuat jangka panjang dan pendek. Untuk jangka pendek, bisa dilakukan penanganan pada lokasi prioritas yang paling banyak terdampak abrasi, karena memang jika harus langsung dilakukan penanganan memerlukan dana yang cukup besar.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขDari hitungan sementara kami, untuk melakukan penanganan abrasi sepanjang 167 km itu perlu dana Rp4 triliun. Kalau langsung dilaksanakan semua memang sulit, namun harus dilakukan secara bertahap dulu di lokasi yang paling prioritas sering terkena ombak tinggi,รขโ‚ฌย ujarnya.

Baca Juga:  BKSDA Tes DNA Bulu Harimau di Tubuh Korban

Khusus untuk persoalan kerusakan mangrove, menurut Syamsuar satu-satunya cara yang dapat dilakukan yang dengan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar pulau tersebut.

Pasalnya, kurangnya lapangan pekerjaan di pulau-pulau tersebut membuat masyarakat terpaksa menebang pohon mangrove sebagai mata pencaharian.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขPersoalan kerusakan mangrove ini ada kaitannya dengan perekonomian, karena tidak ada celah cari nafkah lagi selain menebang mangrove bagi masyarakat disana. Untuk itu, tak perlu cari akar masalah lagi, perhatikan saja perekonomian masyarakat disana dengan berikan mata pencaharian lain, maka hutan mangrove akan terjaga,รขโ‚ฌย sebutnya.(izl)

(RIAUPOS.CO) โ€” Abrasi di pulau-pulau terluar provinsi Riau, saat ini masih masih terus terjadi. Dari data yang dimiliki Pemerintah provinsi (Pemprov) Riau, abrasi ditiga pulau terluar yakni Pulau Rangsang di Kabupaten Kepulauan Meranti, Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis, sudah mencapai sepanjang 167,32 kilometer (km).

Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, selain terjadi abrasi pantai ditiga pulau tersebut, di lokasi itu saat ini juga terjadi kerusakan mangrove seluas 16 ribu ha. Untuk penyebab abrasi tersebut adalah karena karakteristik pulau-pulau itu bertanah gambut.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขPercepatan abrasi ini juga akibat hantaman gelombang laut pada bulan tertentu. Sedangkan untuk kerusakan mangrove, terjadi akibat penebangan mangrove secara ilegal,รขโ‚ฌย katanya usai mengikuti acara FGD rencana penanganan abrasi di kantor Gubernur Riau, Jumat (12/7).

Baca Juga:  Promosikan Kopi Liberika Meranti, Gubri Buat Karakter Komik

Menurut Syamsuar, persoalan abrasi ini sudah merupakan masalah lama. Di mana pemerintah kabupaten maupun provinsi tidak sanggup mengatasi perosoalan abrasi ini sendiri karena memerlukan dana yang cukup banyak. Untuk itu, menurutnya peluru dukungan dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขAbrasi ini persoalan sudah lama, pemerintah provinsi dan kabupaten tidak kuat untuk menangani perosoalan ini dengan dana APBD. Tentunya harus ada bantuan pemerintah pusat, baru nantinya APBD bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat,รขโ‚ฌย sebutnya.

Menurut Syamsuar, dalam penanganan abrasi ini, harus dibuat jangka panjang dan pendek. Untuk jangka pendek, bisa dilakukan penanganan pada lokasi prioritas yang paling banyak terdampak abrasi, karena memang jika harus langsung dilakukan penanganan memerlukan dana yang cukup besar.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขDari hitungan sementara kami, untuk melakukan penanganan abrasi sepanjang 167 km itu perlu dana Rp4 triliun. Kalau langsung dilaksanakan semua memang sulit, namun harus dilakukan secara bertahap dulu di lokasi yang paling prioritas sering terkena ombak tinggi,รขโ‚ฌย ujarnya.

Baca Juga:  Bayi Ini Lahir dengan Selamat di Taksi Online

Khusus untuk persoalan kerusakan mangrove, menurut Syamsuar satu-satunya cara yang dapat dilakukan yang dengan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar pulau tersebut.

Pasalnya, kurangnya lapangan pekerjaan di pulau-pulau tersebut membuat masyarakat terpaksa menebang pohon mangrove sebagai mata pencaharian.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขPersoalan kerusakan mangrove ini ada kaitannya dengan perekonomian, karena tidak ada celah cari nafkah lagi selain menebang mangrove bagi masyarakat disana. Untuk itu, tak perlu cari akar masalah lagi, perhatikan saja perekonomian masyarakat disana dengan berikan mata pencaharian lain, maka hutan mangrove akan terjaga,รขโ‚ฌย sebutnya.(izl)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Abrasi di Tiga Pulau Terluar Riau Capai 167 Km

(RIAUPOS.CO) โ€” Abrasi di pulau-pulau terluar provinsi Riau, saat ini masih masih terus terjadi. Dari data yang dimiliki Pemerintah provinsi (Pemprov) Riau, abrasi ditiga pulau terluar yakni Pulau Rangsang di Kabupaten Kepulauan Meranti, Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis, sudah mencapai sepanjang 167,32 kilometer (km).

Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, selain terjadi abrasi pantai ditiga pulau tersebut, di lokasi itu saat ini juga terjadi kerusakan mangrove seluas 16 ribu ha. Untuk penyebab abrasi tersebut adalah karena karakteristik pulau-pulau itu bertanah gambut.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขPercepatan abrasi ini juga akibat hantaman gelombang laut pada bulan tertentu. Sedangkan untuk kerusakan mangrove, terjadi akibat penebangan mangrove secara ilegal,รขโ‚ฌย katanya usai mengikuti acara FGD rencana penanganan abrasi di kantor Gubernur Riau, Jumat (12/7).

Baca Juga:  Dua Kepala Sekolah Diperiksa Tim Kejagung

Menurut Syamsuar, persoalan abrasi ini sudah merupakan masalah lama. Di mana pemerintah kabupaten maupun provinsi tidak sanggup mengatasi perosoalan abrasi ini sendiri karena memerlukan dana yang cukup banyak. Untuk itu, menurutnya peluru dukungan dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขAbrasi ini persoalan sudah lama, pemerintah provinsi dan kabupaten tidak kuat untuk menangani perosoalan ini dengan dana APBD. Tentunya harus ada bantuan pemerintah pusat, baru nantinya APBD bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat,รขโ‚ฌย sebutnya.

Menurut Syamsuar, dalam penanganan abrasi ini, harus dibuat jangka panjang dan pendek. Untuk jangka pendek, bisa dilakukan penanganan pada lokasi prioritas yang paling banyak terdampak abrasi, karena memang jika harus langsung dilakukan penanganan memerlukan dana yang cukup besar.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขDari hitungan sementara kami, untuk melakukan penanganan abrasi sepanjang 167 km itu perlu dana Rp4 triliun. Kalau langsung dilaksanakan semua memang sulit, namun harus dilakukan secara bertahap dulu di lokasi yang paling prioritas sering terkena ombak tinggi,รขโ‚ฌย ujarnya.

Baca Juga:  BKSDA Tes DNA Bulu Harimau di Tubuh Korban

Khusus untuk persoalan kerusakan mangrove, menurut Syamsuar satu-satunya cara yang dapat dilakukan yang dengan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar pulau tersebut.

Pasalnya, kurangnya lapangan pekerjaan di pulau-pulau tersebut membuat masyarakat terpaksa menebang pohon mangrove sebagai mata pencaharian.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขPersoalan kerusakan mangrove ini ada kaitannya dengan perekonomian, karena tidak ada celah cari nafkah lagi selain menebang mangrove bagi masyarakat disana. Untuk itu, tak perlu cari akar masalah lagi, perhatikan saja perekonomian masyarakat disana dengan berikan mata pencaharian lain, maka hutan mangrove akan terjaga,รขโ‚ฌย sebutnya.(izl)

(RIAUPOS.CO) โ€” Abrasi di pulau-pulau terluar provinsi Riau, saat ini masih masih terus terjadi. Dari data yang dimiliki Pemerintah provinsi (Pemprov) Riau, abrasi ditiga pulau terluar yakni Pulau Rangsang di Kabupaten Kepulauan Meranti, Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis, sudah mencapai sepanjang 167,32 kilometer (km).

Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, selain terjadi abrasi pantai ditiga pulau tersebut, di lokasi itu saat ini juga terjadi kerusakan mangrove seluas 16 ribu ha. Untuk penyebab abrasi tersebut adalah karena karakteristik pulau-pulau itu bertanah gambut.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขPercepatan abrasi ini juga akibat hantaman gelombang laut pada bulan tertentu. Sedangkan untuk kerusakan mangrove, terjadi akibat penebangan mangrove secara ilegal,รขโ‚ฌย katanya usai mengikuti acara FGD rencana penanganan abrasi di kantor Gubernur Riau, Jumat (12/7).

Baca Juga:  Siang Ini, Wagubri Buka Rakernas II Ikasmansa Pekanbaru

Menurut Syamsuar, persoalan abrasi ini sudah merupakan masalah lama. Di mana pemerintah kabupaten maupun provinsi tidak sanggup mengatasi perosoalan abrasi ini sendiri karena memerlukan dana yang cukup banyak. Untuk itu, menurutnya peluru dukungan dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขAbrasi ini persoalan sudah lama, pemerintah provinsi dan kabupaten tidak kuat untuk menangani perosoalan ini dengan dana APBD. Tentunya harus ada bantuan pemerintah pusat, baru nantinya APBD bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat,รขโ‚ฌย sebutnya.

Menurut Syamsuar, dalam penanganan abrasi ini, harus dibuat jangka panjang dan pendek. Untuk jangka pendek, bisa dilakukan penanganan pada lokasi prioritas yang paling banyak terdampak abrasi, karena memang jika harus langsung dilakukan penanganan memerlukan dana yang cukup besar.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขDari hitungan sementara kami, untuk melakukan penanganan abrasi sepanjang 167 km itu perlu dana Rp4 triliun. Kalau langsung dilaksanakan semua memang sulit, namun harus dilakukan secara bertahap dulu di lokasi yang paling prioritas sering terkena ombak tinggi,รขโ‚ฌย ujarnya.

Baca Juga:  Bantuan ke Nelayan Raibรขโ‚ฌโ€นรขโ‚ฌโ€นรขโ‚ฌโ€นรขโ‚ฌโ€นรขโ‚ฌโ€นรขโ‚ฌโ€นรขโ‚ฌโ€น

Khusus untuk persoalan kerusakan mangrove, menurut Syamsuar satu-satunya cara yang dapat dilakukan yang dengan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar pulau tersebut.

Pasalnya, kurangnya lapangan pekerjaan di pulau-pulau tersebut membuat masyarakat terpaksa menebang pohon mangrove sebagai mata pencaharian.

รขโ‚ฌหœรขโ‚ฌโ„ขPersoalan kerusakan mangrove ini ada kaitannya dengan perekonomian, karena tidak ada celah cari nafkah lagi selain menebang mangrove bagi masyarakat disana. Untuk itu, tak perlu cari akar masalah lagi, perhatikan saja perekonomian masyarakat disana dengan berikan mata pencaharian lain, maka hutan mangrove akan terjaga,รขโ‚ฌย sebutnya.(izl)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari