PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — STATUS siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau telah ditetapkan, Selasa (11/2). Pencegahan dan penanggulangan karhutla pun disiapkan. Bahkan, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melihat langsung kesiapan Riau saat berkunjung ke Pekanbaru, Rabu (12/1).
Usai meninjau posko karhuta, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, persiapan sejak awal perlu dilakukan karena berdasarkan prediksi cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bumi Lancang Kuning diperkirakan dilanda musim kemarau yang cukup panjang di 2020 sehingga kanal-kanal dan embung kering. Hadi mengatakan terhadap kanal-kanal dan embung perlu dilakukan normalisasi. Lalu, pihaknya akan mempercepat melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk membuat hujan buatan agar embung-embung kering kembali terisi air. "Pekan depan, tim sudah datang untuk membuat hujan buatan. Ini agar embung yang airnya sudah kering terisi kembali sehingga jika musim kemarau datang kita tidak kesulitan mencari air," ujar Hadi.
Sementara itu, Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi mengakui Panglima TNI dan Kapolri memberi arahan khusus kepada Riau yakni apabila ada karhutla dapat segera dipadamkan agar tidak meluas. Kemudian pemerintah pusat juga akan melakukan teknologi modifikasi cuaca di daerah yang sudah minim curah hujannya. "Teknologi modifikasi cuaca akan lebih cepat disiapkan di Riau, jadi jika ada daerah yang sudah kurang curah hujannya akan langsung dilakukan modifikasi cuaca," sebutnya.
"Panglima TNI dan Kapolri merespon bagus persiapan Riau tahun ini. Karena tahun ini kita lebih siap dalam hal menangani karhutla baik itu dari sisi peralatan dan juga personel," tambahnya.
Syamsuar juga mengatakan bahwa ia juga sudah berkoordinasi dengan seluruh pemerintah kabupaten/kota di Riau dalam hal pencegahan dan penanganan karhutla ini. "Saya sudah sampaikan kepada rekan-rekan bupati dan wali kota agar siap siaga terhadap karhutla. Jika ada kebakaran langsung dipadamkan," ujarnya.
Di sisi lain, Kapolri Jenderal Idham Azis mengapresiasi langkah yang sudah dilakukan Riau, salah satunya aplikasi yang dibuat Polda Riau dalam upaya pencegahan dan penanggulan karhutla. Polda Riau telah meluncurkan aplikasi Dashboard Lancang Kuning. Aplikasi ini merupakan sistem penanganan karhutla secara terukur, terstruktur dan efisiensi.
"Saya sudah memerintahkan Asops Kapolri supaya 13 Polda lain yang rawan karhutla untuk meniru dan mengikuti inovasi yang dilakukan Polda Riau ini. Saya harapkan Februari ini sudah jalan. Saya akan perintahkan 13 wakapolda untuk belajar di Polda Riau," kata Kapolri.
Dashboard Lancang Kuning dapat memonitoring serta memberikan informasi akurat terhadap hot spot dan fire spot. Sehingga, secara bersama-sama bisa dilakukan memobilisasi orang di lapangan, termasuk mobilisasi personel Polri yang terlihat di lokasi melalui nomor handphone.
"Yang saya lihat bersama Pak Panglima yang kita kedepankan adalah pencegahan. Namun, kami siapkan satgas penegakan hukum. Baik itu perorangan maupun korporasi. Artinya ini berjalan selaras, bahwa pencegahan karhutla harus kita kedepankan. Untuk persiapan Provinsi Riau sangat bagus," sebut Idham.
Di hadapan Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Azis, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi memaparkan, Polda Riau membangun sinergi dengan seluruh pihak dan masyarakat dalam penanganan karhutla. Sinergi, kata Agung, utamanya adalah memadukan sistem dengan meluncurkan aplikasi Dashboard Lancang Kuning, tujuannya bisa menentukan langkah kongkrit yang sama.
Dashboard Lancang Kuning itu, dapat memonitoring serta memberikan informasi akurat terhadap hot spot dan fire spot. Sehingga, secara bersama-sama bisa dilakukan memobilisasi orang di lapangan, termasuk mobilisasi personel Polri yang terlihat di lokasi melalui nomor handphone.
"Dashboard ini akan memberi tahu di mana ada titik api (hot spot), memberikan info dari lahan gambut apabila ada titik api di atasnya. Termasuk melihat di titik api mana dan pemilik lahannya siapa," kata Kapolda Riau.
Kemarin, Hadi Tjahjanto dan Idham Azis berangkat dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur menggunakan pesawat TNI AU, dan mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru sekitar pukul 15.46 WIB. Kedatangan mereka disambut Gubernur Riau H Syamsuar, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi. Kemudian, Wakil Gubernur Riau Edi Natar Nasution, Kajati Riau Mia Amiati, Danrem 031/Wira Bima Brigjen Inf Mohammad Fadjar, Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma Pnb Rony Irianto Moningka dan unsur Forkompinda Riau.
Selanjutnya, Panglima TNI, Kapolri bersama rombongan berjalan menuju ruang Arjuna VIP Pandawa, Baseop Main Apron Lanud Roemin Nurjadin untuk menggelar rapat yang dilakukan secara tertutup. Di sela-sela itu, Hadi Tjahjanto tampak menoleh ke atas melihat langit Kota Pekanbaru yang tengah gelap.
Usai dari Lanud Roesmin Nurjadin, Panglima TNI, Kapolri beserta rombongan bergerak menuju Posko Relawan Pemadaman Karhutla di Anjungan Sri Gemilang, Kabupaten Inhil dalam kompleks Bandar Serai (Purna MTQ) di Jalan Jendral Sudirman. Di sini, kedua jendral bintang empat melakukan peninjauan posko yang diprakasai Polda Riau atas diinisiasikan masyarakat Riau serta sinergisitas antara instansi terkait dalam penanganan karhutla.
Untuk itu, kata Panglima TNI, seluruh pihak mesti mempersiapkan diri guna mengantisipasi terjadinya karhutla. Sejuah ini, sambung dia, Provinsi Riau telah memiliki posko terpadu berlokasi Lanud Roesmin Nurjadin. Di mana, posko itu memberikan seluruh informasi tentang karhutla, seperti titik api yang berpotensi terjadi kebakaran yang termonitor oleh satelit sehingga, memudahkan dalam penanganannya.
Kemudian, disampaikan Hadi, akan dilakukan penyebaran petugas-petugas ke wilayah rawan untuk memonitor jika lahan gambut dengan panas tinggi. Tujuanya, untuk melakukan pemantauan secara langsung apakah terjadi atau tidak kebakaran lahan. "Kalau tidak dilaporkan ke posko, masuk ke aplikasi. Informasi dari data satelit tadi, ternyata tidak terjadi kebakaran dan sudah dilakukan antisipasi dengan cara membasahi gambut-gambut tersebut," paparnya.
Selain itu, patroli udara turut dilakukan untuk memastikan adanya titik api di Provinsi Riau. Jika ditemukan akan langsung dilaporkan ke posko agar satuan-satuan di lapangan. Ditambahkan Hadi, karhulta yang terjadi Provinsi Riau mayoritas akibat ulah manusia dengan sengaja membakar untuk membukan lahan. "Mulai 2015 sampai 2019 terakhir kabakaran lahan di Riau, 90 persen akibat ulah manusia 90 persen. Dan 80 persen digunakan untuk lahan," jelasnya.
Pihak tak bertanggung jawab itu, sambung dia, membakar lahan dengan cara menggunakan tikus yang ekornya diikat tali dengan api dan dilepas ke lahan gambut. Lalu, ada juga dengan obat nyamuk yang ujungnya diberi bensin. "Kemungkinan, kami bisa menangkap ulah manusia tersebut perlu waktu, kalau dalam militer perlu ambush. Tapi, masyarakat bisa menangkap pelaku pembakar lahan dan menyerahkannya ke kepolisian," terangnya.
Hadi menambahkan, pencegahan dan penanganan karhutla ini mesti dilakukan secara bersama-sama. Dengan adanya sinergi antar seluruh pihak akan memudahkan dalam pemadamannya ."Bukan hanya TNI-Polri saja yang berkewajiban memadamkan api. Tetapi seluruh lapisan masyarakat. Saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Gubernur, tokoh masyarakat, tokoh agama yang sangat mendukung dalam rangka kita menanggulangi terkait karhutla," sebut jendral bintang empat itu.
Kepada masyarakat, Hadi mengimbau, agar melaporkan jika terjadi kebakaran lahan di wilayahnya. Salah satunya bisa dengan menggunakan aplikasi berbasis android, Dashboard Lancang Kuning yang diprakarsi Polda Riau.
Pencari Madu Lebah Tersangka di Bengkalis
Kemarin, Polres Bengkalis kembali menetapkan tersangka karhutla. Mus ditetapkan sebagai tersangka setelah petugas melakukan penyelidikan, olah tempat kejadian perkara (TKP) dan gelar perkara, dipimpin Kasat Reskrim Polres Bengkalis AKP Andrie Setiawan SH SIK bersama Kanit Res Polsek Siak Kecil Aipda Rudi Sirait beserta sejumlah anggota, Selasa (11/2) lalu.
Mus diduga sebagai pemicu terjadinya kebakaran lahan di Dusun Sena, Desa Sungai Linau, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, Senin (3/2) pukul 16.00 WIB. Kebakaran meluas hingga mencapai sekitar 20 hektare. Aparat juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti mancis, batang kayu yang digunakan untuk membakar sarang lebah yang sudah dalam keadaan patah, pohon kelapa sawit yang sudah terbakar, abu atau tanah yang sudah terbakar.
Kapolres Bengkalis AKBP Sigit Adiwuryanto SIK saat dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim AKP Andrie Setiawan membenarkan ditetapkannya seorang pencari madu lebah diduga penyebab kebakaran lahan di Desa Sungai Linau, Kecamatan Siak Kecil tersebut. "Berdasarkan hasil penyelidikan, olah TKP, permintaan keterangan saksi-saksi, pengumpulan barang bukti dan hasil gelar perkara, menetapkan terhadap Mus sebagai tersangka pelaku pembakaran lahan di daerah tersebut," ungkap AKP Andrie, Rabu (12/2).
AKP Andrie menjelaskan, keterlibatan Mus berawal pada Senin (3/2) sekitar pukul 16.00 WIB, tersangka mengajak temannya yang bernama Adi menuju ke Jalan Kunti Ujung dengan menggunakan sepeda motor dengan maksud tujuan mengambil madu yang ada di sarang lebah dipinggir jalan di depan kebun milik Juper Tampubolon. Sampai di lokasi, tersangka Mus mengambil kayu di dekat semak-semak dan mengambil tangkos kering kemudian mengikatkannya ke ujung kayu dan lalu dibakar. Kemudian kayu yang telah terbakar tersebut diletakkan di bawah sarang lebah. Kemudian tersangka bersama temannya Adi pergi sekitar 20 meter dari sarang lebah, lalu sekitar 30 menit kemudian tersangka kembali ke tempat lebah itu dan berusaha mengambil madunya.(sol/rir/wir/esi/mng/wik/das)