PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Sejumlah prestasi berhasil diraih Kepolisian Daerah (Polda) Riau di bawah kepemimpinan Irjen Pol Drs Widodo Eko Prihastopo MM. Tak hanya dalam pengungkapan kasus peredaran narkoba maupun tindak pidana lainnya. Di bawah komandonya, turut berhasil mengamankan pelaksanaan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019.
Widodo resmi menjabat sebagai Kapolda Riau, Senin (20/8/2018) lalu. Ia menggantikan Irjen Pol Nandang yang saat itu ditugaskan ke Badan Intelijen Negara (BIN). Serah terima jabatan dipimpin langsung Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri, Jakarta Selatan, saat itu.
Dikatakan Kapolda Riau, untuk wilayah Bumi Lancang Kuning terdapat dua yang menonjol. Pertama, masalah narkotika dan obat/bahan berbahaya (narkoba). Hal itu, dampak dari kondisi geografis Riau di bagian timur berbatasan langsung dengan Selat Melaka. Selain itu, disampaikan jenderal bintang dua ini, Riau juga memiliki garis pantai yang cukup panjang. Sehingga, dimungkinkan banyak terjadi praktik ilegal. Di antaranya penyeludupan barang haram. “Hasil pantauan kami, Riau satu dari sekian provinsi di Indonesia rawan penyalahgunaan narkoba. Itu sangat tinggi dan ini menjadi keprihatinan kita,†ujar Widodo.
Permasalahan itu menjadi perhatian dan atensi Polda Riau beserta jajaran. Bahkan, ditambahkan dia, pihaknya telah melakukan pengungkapan kasus narkoba dari jumlah kecil hingga besar dalam upaya pemberantasan peredaran dan penyalahgunaan barang haram di Bumi Melayu.
Namun, dalam hal ini, sambung mantan Wakapolda Jawa Timur (Jatim) itu, Polda Riau beserta jajaran tidak bisa bekerja sendirian. Diperlukan kerja sama dengan Badan Narkotikan Nasional Provinsi (BNNP), Mabes Polri, skateholder dan masyarakat. “Saya mengimbau dan mengajak masyarakat waspada terhadap bahaya dan peredaran narkoba. Jangan sampai generasi kita ke depan dirusak oleh narkoba,†harap Kapolda.
Kedua, masalah terorisme. Masalah tersebut perlu menjadi perhatian bersama. Karena menurutnya, aksi itu berawal dari paham radikalisme dan intoleran.