Sulit Dapatkan Bio Solar, Pengendara Mengeluh

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Selama dua pekan terakhir pengguna kendaraan bermotor, khususnya roda empat terus mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bio solar di sejumlah SPBU di Kota Pekanbaru. Pantauan Riau Pos, Rabu (9/3) di Jalan Imam Munandar Ujung, Jalan HR Seobrantas, Jalan Arifin Achmad, dan Soekarno-Hatta tampak antrean panjang kendaraan bermotor baik mobil pribadi maupun mobil truk untuk mendapatkan bio solar.

Bahkan sembari menunggu, banyak pengguna kendaraan yang sengaja duduk di pinggir jalan dan malah membuat kemacetan di ruas jalan. Sehingga sulit dilintasi oleh pengendara lainnya.

- Advertisement -

Salah seorang pengguna kendaraan bermotor pribadi Ali mengaku, dirinya sudah menunggu selama tiga puluh menit hanya untuk bisa mengisi BBM jenis solar di SPBU Jalan Soekarno-Hatta. Meskipun begitu, dirinya hanya bisa membeli Rp200.000 karena pihak SPBU melakukan pembatasan jumlah pembelian agar pengguna kendaraan lainnya bisa mendapatkan BBM yang sama.

"Antrenya panjang sekali. Eh pas sudah dapat tapi jumlahnya dibatasi," kata dia.

- Advertisement -

Dirinya berharap, pemerintah segera melakukan tindakan tegas agar kelangkaan BBM tersebut tidak berlangsung lama sehingga pengguna kendaraan bisa dengan leluasa membeli BBM.

"Ya, maunya jangan dibatasilah. Kita kalau perjalanan jauh susah dibatasi jumlah minyaknya. Pemerintah seharusnya turun tangan dalam menangani masalah ini, jangan dibiarkan berlarut-larut, " ucapnya.

Hal serupa juga dirasakan pengendara lainnya, Eva. Dia merasa antrean panjang kendaraan bermotor yang menunggu mendapatkan solar tidak menutup jalan masuk masyarakat yang memiliki rumah di samping SPBU tersebut. Sehingga kemacetan yang lebih parah  bisa terhindarkan. "Mungkin bisa diatur lebih baik lagi, bagaimana agar jalan tidak terganggu. Kalau dibiarkan seperti ini nanti akan menimbulkan kecelakaan lalu-lintas , " kata dia.

Pemprov Panggil Pertamina
Menyikapi langkanya biosolar yang terjadi di Riau belakangan ini. Pemprov Riau akan melakukan pertemuan dengan pihak PT Pertamina (Persero) untuk membahas mengenai kelangkaan biosolar di Riau tersebut.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Riau, Evarevita mengatakan, sebagaimana diketahui, sejumlah SPBU di Pekanbaru, saat ini terjadi antrean panjang kendaraan di loket pengisian biosolar. "Iya, besok (hari ini, red) kami akan panggil orang Pertamina," kata Eva.

Eva mengatakan dari informasi yang diterima, penyebab kelangkaan biosolar di SPBU terjadi karena memang ada pengurangan kuota secara nasional.

"Antrean panjang di SPBU tidak hanya terjadi di Riau, tapi juga terjadi di provinsi lainnya," tuturnya.

Sejauh ini, kata dia, jika pihak SPBU melakukan penjualan biosolar subsidi melebihi kuota harian, maka pihak SPBU yang menanggung selisih bayar.

"Kalau kami lihat, masalah ini bukan semata-mata karena keterbatasa kuota biosolar yang dikurangi. Tapi juga penyalurannya di SPBU yang tidak tepat sasaran," terangnya.

Dijelaskannya, pertemuan dengan pihak PT Pertamina nantinya khusus untuk membahas masalah kelangkaan tersebut, termasuk merumuskan mekanisme penambahan kuota biosolar di Riau. Dia berharap masalah ini diselesaikan Pertamina sebelum masuk bulan Ramadan.

"Kita berharap segera ada solusi sehingga masyarakat tidak kesulitan lagi mendapatkan biosolar," harapnya.

Pertamina Imbau Masyarakat Laporkan
Pertamina Patra Niaga mengimbau masyarakat jika ada indikasi penyalahgunaan penyaluran solar subsidi untuk masyarakat segera melaporkan ke aparat berwenang. Hal ini disampaikan Area Manager Communication, Relations, & CSR Sumbagut, SH C&T PT Pertamina Patra Niaga, Taufikurachman, Rabu (9/3). Dikatakannya perlu diketahui sesuai Perpres No 191 tahun 2014, pengguna yang tidak berhak menikmati BBM solar bersubsidi seperti  truk industri tambang dan perkebunan.

"Para pengendara tersebut dan masyarakat golongan mampu diharapkan dapat menggunakan Solar non subsidi yakni jenis BBM  dexlite atau pertamina dex yang telah tersedia di SPBU terdekat. Kami mengimbau masyarakat jika ada indikasi penyalahgunaan penyaluran solar subsidi, agar masyarakat segera melaporkan ke aparat berwenang," katanya.

Untuk informasi lebih lanjut terkait produk dan program Pertamina Patra Niaga para pelanggan setia dapat langsung  menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135. Selain itu, ia juga memastikan stok solar di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dalam kondisi aman. Saat ini ketahanan stok solar mencapai 22 hari. "Kami memastikan stok solar untuk wilayah Sumbagut aman. Per 8 Maret 2022 secara nasional, ketahanan stok solar mencapai 22 hari," ujar Taufikurachman, Rabu (9/3).

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Selama dua pekan terakhir pengguna kendaraan bermotor, khususnya roda empat terus mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bio solar di sejumlah SPBU di Kota Pekanbaru. Pantauan Riau Pos, Rabu (9/3) di Jalan Imam Munandar Ujung, Jalan HR Seobrantas, Jalan Arifin Achmad, dan Soekarno-Hatta tampak antrean panjang kendaraan bermotor baik mobil pribadi maupun mobil truk untuk mendapatkan bio solar.

Bahkan sembari menunggu, banyak pengguna kendaraan yang sengaja duduk di pinggir jalan dan malah membuat kemacetan di ruas jalan. Sehingga sulit dilintasi oleh pengendara lainnya.

Salah seorang pengguna kendaraan bermotor pribadi Ali mengaku, dirinya sudah menunggu selama tiga puluh menit hanya untuk bisa mengisi BBM jenis solar di SPBU Jalan Soekarno-Hatta. Meskipun begitu, dirinya hanya bisa membeli Rp200.000 karena pihak SPBU melakukan pembatasan jumlah pembelian agar pengguna kendaraan lainnya bisa mendapatkan BBM yang sama.

"Antrenya panjang sekali. Eh pas sudah dapat tapi jumlahnya dibatasi," kata dia.

Dirinya berharap, pemerintah segera melakukan tindakan tegas agar kelangkaan BBM tersebut tidak berlangsung lama sehingga pengguna kendaraan bisa dengan leluasa membeli BBM.

"Ya, maunya jangan dibatasilah. Kita kalau perjalanan jauh susah dibatasi jumlah minyaknya. Pemerintah seharusnya turun tangan dalam menangani masalah ini, jangan dibiarkan berlarut-larut, " ucapnya.

Hal serupa juga dirasakan pengendara lainnya, Eva. Dia merasa antrean panjang kendaraan bermotor yang menunggu mendapatkan solar tidak menutup jalan masuk masyarakat yang memiliki rumah di samping SPBU tersebut. Sehingga kemacetan yang lebih parah  bisa terhindarkan. "Mungkin bisa diatur lebih baik lagi, bagaimana agar jalan tidak terganggu. Kalau dibiarkan seperti ini nanti akan menimbulkan kecelakaan lalu-lintas , " kata dia.

Pemprov Panggil Pertamina
Menyikapi langkanya biosolar yang terjadi di Riau belakangan ini. Pemprov Riau akan melakukan pertemuan dengan pihak PT Pertamina (Persero) untuk membahas mengenai kelangkaan biosolar di Riau tersebut.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Riau, Evarevita mengatakan, sebagaimana diketahui, sejumlah SPBU di Pekanbaru, saat ini terjadi antrean panjang kendaraan di loket pengisian biosolar. "Iya, besok (hari ini, red) kami akan panggil orang Pertamina," kata Eva.

Eva mengatakan dari informasi yang diterima, penyebab kelangkaan biosolar di SPBU terjadi karena memang ada pengurangan kuota secara nasional.

"Antrean panjang di SPBU tidak hanya terjadi di Riau, tapi juga terjadi di provinsi lainnya," tuturnya.

Sejauh ini, kata dia, jika pihak SPBU melakukan penjualan biosolar subsidi melebihi kuota harian, maka pihak SPBU yang menanggung selisih bayar.

"Kalau kami lihat, masalah ini bukan semata-mata karena keterbatasa kuota biosolar yang dikurangi. Tapi juga penyalurannya di SPBU yang tidak tepat sasaran," terangnya.

Dijelaskannya, pertemuan dengan pihak PT Pertamina nantinya khusus untuk membahas masalah kelangkaan tersebut, termasuk merumuskan mekanisme penambahan kuota biosolar di Riau. Dia berharap masalah ini diselesaikan Pertamina sebelum masuk bulan Ramadan.

"Kita berharap segera ada solusi sehingga masyarakat tidak kesulitan lagi mendapatkan biosolar," harapnya.

Pertamina Imbau Masyarakat Laporkan
Pertamina Patra Niaga mengimbau masyarakat jika ada indikasi penyalahgunaan penyaluran solar subsidi untuk masyarakat segera melaporkan ke aparat berwenang. Hal ini disampaikan Area Manager Communication, Relations, & CSR Sumbagut, SH C&T PT Pertamina Patra Niaga, Taufikurachman, Rabu (9/3). Dikatakannya perlu diketahui sesuai Perpres No 191 tahun 2014, pengguna yang tidak berhak menikmati BBM solar bersubsidi seperti  truk industri tambang dan perkebunan.

"Para pengendara tersebut dan masyarakat golongan mampu diharapkan dapat menggunakan Solar non subsidi yakni jenis BBM  dexlite atau pertamina dex yang telah tersedia di SPBU terdekat. Kami mengimbau masyarakat jika ada indikasi penyalahgunaan penyaluran solar subsidi, agar masyarakat segera melaporkan ke aparat berwenang," katanya.

Untuk informasi lebih lanjut terkait produk dan program Pertamina Patra Niaga para pelanggan setia dapat langsung  menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135. Selain itu, ia juga memastikan stok solar di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dalam kondisi aman. Saat ini ketahanan stok solar mencapai 22 hari. "Kami memastikan stok solar untuk wilayah Sumbagut aman. Per 8 Maret 2022 secara nasional, ketahanan stok solar mencapai 22 hari," ujar Taufikurachman, Rabu (9/3).

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya