Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Migrasi Babi ke Malaysia Disebut Mengada-ada

RUPAT (RIAUPOS.CO) — Babi hutan dari Sumatera diklaim sejumlah media nasional dan Malaysia melintasi Selat Melaka menuju negara bagian Melaka. Hal ini mendapat tanggapan pedas dari aktivis lingkungan Pulau Rupat. Seperti diutarakan Zaini, babi hutan menyeberangi Selat Melaka dan menyerbu Malaysia itu sangat tidak melalui ajian ilmiah. Ia menyebut jika otoritas negara bagian Melaka asal bunyi. “Wilayah Sumatera itu luas. Kemudian, wilayah Sumatera jauh dari akses laut. Namun yang terdekat saat ini adalah Pulau Rupat. Akan tetapi, sepengamatan kami di sini bersama warga nelayan tidak pernah melihat adanya babi hutan,” kata Zaini.

Sehingga apa yang dipusingkan pemerintah Malaysia, sambung Zaini, kurang tepat dan terkesan mengada-ngada, tanpa ada bukti jika babi hutan itu bisa berenang menyeberangi Selat Melaka. Jika pun bisa, tentu daya fisik babi hutan tidak mampu menembus jarak tempuh yang jauh dengan arus yang deras.

Baca Juga:  Meningkat Lagi, Kasus Positif Baru di Riau Bertambah 167 Orang

"Itu hanya asal bunyi. Jika ada babi hutan migrasi, ya pasti dibawa oleh seseorang dengan menempuh pelayaran kapal laut. Kalau dengan cara berenang saye rase cerita bengak (saya rasa cerita bohong, red) yang sengaje dibuat-buat," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bengkalis Arman AA mengatakan, dirinya baru mendapat kabar dan akan mencoba mencari kebenaran informasi itu.

"Babi hutan menyeberang laut. Saya tidak tahu, baru dapat kabar terkait hal ini. Saya coba koordinasikan dengan dinas pertanian. Sebab, hari ini akses yang dekat jaraknya dengan Malaysia satu-satunya adalah Pulau Rupat, kemudian Bantan," katanya.

Namun sesuai kabar terbaru, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri meragukan pernyataan otoritas negara bagian Melaka, Malaysia. Di mana otoritas negara tetangga Malaysia menyebut telah terjadi invasi babi hutan dari Sumatra ke wilayah Malaysia. Sesuai pernyataan resmi dari Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) KLHK, Indra Exploitasia, mengatakan, pernyataan itu perlu dibuktikan secara ilmiah terlebih dahulu.(esi)

Baca Juga:  Bupati Hadiri Rapat Koordinasi Inflasi 

RUPAT (RIAUPOS.CO) — Babi hutan dari Sumatera diklaim sejumlah media nasional dan Malaysia melintasi Selat Melaka menuju negara bagian Melaka. Hal ini mendapat tanggapan pedas dari aktivis lingkungan Pulau Rupat. Seperti diutarakan Zaini, babi hutan menyeberangi Selat Melaka dan menyerbu Malaysia itu sangat tidak melalui ajian ilmiah. Ia menyebut jika otoritas negara bagian Melaka asal bunyi. “Wilayah Sumatera itu luas. Kemudian, wilayah Sumatera jauh dari akses laut. Namun yang terdekat saat ini adalah Pulau Rupat. Akan tetapi, sepengamatan kami di sini bersama warga nelayan tidak pernah melihat adanya babi hutan,” kata Zaini.

Sehingga apa yang dipusingkan pemerintah Malaysia, sambung Zaini, kurang tepat dan terkesan mengada-ngada, tanpa ada bukti jika babi hutan itu bisa berenang menyeberangi Selat Melaka. Jika pun bisa, tentu daya fisik babi hutan tidak mampu menembus jarak tempuh yang jauh dengan arus yang deras.

- Advertisement -
Baca Juga:  Kafilah Kepulauan Meranti Jawab Keraguan, 6 dari 7 Peserta Masuk Final

"Itu hanya asal bunyi. Jika ada babi hutan migrasi, ya pasti dibawa oleh seseorang dengan menempuh pelayaran kapal laut. Kalau dengan cara berenang saye rase cerita bengak (saya rasa cerita bohong, red) yang sengaje dibuat-buat," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bengkalis Arman AA mengatakan, dirinya baru mendapat kabar dan akan mencoba mencari kebenaran informasi itu.

- Advertisement -

"Babi hutan menyeberang laut. Saya tidak tahu, baru dapat kabar terkait hal ini. Saya coba koordinasikan dengan dinas pertanian. Sebab, hari ini akses yang dekat jaraknya dengan Malaysia satu-satunya adalah Pulau Rupat, kemudian Bantan," katanya.

Namun sesuai kabar terbaru, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri meragukan pernyataan otoritas negara bagian Melaka, Malaysia. Di mana otoritas negara tetangga Malaysia menyebut telah terjadi invasi babi hutan dari Sumatra ke wilayah Malaysia. Sesuai pernyataan resmi dari Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) KLHK, Indra Exploitasia, mengatakan, pernyataan itu perlu dibuktikan secara ilmiah terlebih dahulu.(esi)

Baca Juga:  Bupati Hadiri Rapat Koordinasi Inflasi 
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari