PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Puluhan talam-talam berisi lopek bugi yang disusun menggunung di setiap talamnya, dijejer di atas meja di bawah tenda di Lapangan Open Space Universitas Riau (Unri), Selasa (6/8). 50 talam berisi 10 ribu lopek bugi berhasil mencatatkan nama di Museum Rekor Indonesia (Muri) dengan tajuk penyajian 10 ribu lopek bugi.
Menurut Juri Muri Andre Purwandono, usai dinilai dan diverifikasi, penyajian Lopek Bugi tersebut tak hanya mencatatkan nama di Muri tetapi lebih pantas jika mendapatkan rekor dunia. “Ini lebib pantas disebut rekor dunia. Lopek Bugi hanya ada di Riau tidak ada di mana pun. Hari ini Unri menjadi saksi atas terciptanya rekor baru yaitu sajian Lopek Bugi terbanyak,” kata Andre.
Rekor yang diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unri ini mendapatkan apresiasi dari Rektor Aras Mulyadi. Ia mengungkapkan kegiatan ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya Unri juga mencatatkan nama dengan penyajian sagu terbanyak.
Aras berharap, pencatatan rekor tersebut semakin meningkatkan sektor pariwisata khususnya kuliner di Riau khususnya di Kabupaten Kampar, sebagai kabupaten asal lopek bugi. Ia berharap kegiatan ini juga dapat menyejahterakan masyarakat dalam menggiatakan Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM).
“Mudah-mudahan dengan rekor ini, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi khususnya UMKM,” tutur Aras.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Kampar Nurhasani mewakili Bupati Kampar, menuturkan terdapat 33 unit pelaku usaha dari Kecamatan Tambang, Kampar yang turut berpartisipasi dalam pencatatan rekor tersebut.
Dengan adanya Rekor Ini, Nurhasani berharap dapat mempromosikan usaha masyarakat Kampar. “Kegiatan ini bisa kita promosikan ke masyarakat tentang lopek bugi,” tuturnya.
Nurhasani juga menyampaikan kepada setiap UMKM agar mempertahankan kualitas lopek bugi, sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. “Jangan sudah jadi rekor MURI kualitasnya menurun, kami harapkan tetap memperhatikan kualitas, rasa dan kemasan,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution. Dalam sambutannya ia mengatakan pencatatan tersebut menjadi kebanggaan bagi Riau, dengan mengangkat kearifan lokal Riau dari Kabupaten Kampar.
Edy berharap rekor ini menjadi sarana memperkenalkan lopek bugi ke masyarakat luas sehingga memberikan efek di bidang pariwisata dan menarik kunjungan wisatawan, terlebih bagi pemburu kuliner.
“Semoga lopek bugi mendapatkan tempat di hati pencinta makanan bagi para pemburu kuliner,” ujar Edy.(*2)