PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar belum bisa menyebutkan dimana lokasi bandara baru yang akan dibangun menggantikan bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Dikatannya, untuk menentukan lokasi bandara baru tersebut harus ada kajian terlebih dahulu oleh tim dari Kementerian Perhubungan.
“Kalau untuk dimana lokasi bandara baru, tim kajian yang bisa menentukan. Jadi sabar dulu,†kata Syamsuar.
Meskipun demikian, dari hasil audiensnya dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumardi Selasa lalu. Menhub sudah menugaskan salah seorang staf ahlinya yang akan membawa tim konsultan untuk turun langsung ke Provinsi Riau.
“Tim tersebut akan turun ke Riau tahun ini juga, tapi untuk kapan waktu pastinya kami belum tahu,†ujarnya.
Menurut Syamsuar, pembangunan bandara baru tersebut adalah rencana jangka panjang. Untuk itu, bandara SSK II yang ada saat ini juga masih akan terus digunakan, hingga nantinya bandara baru selesai dibangun dan bisa digunakan.
“Yang jelas saat ini kami mengusulkan dulu, karena perencanaan di pemerintah pusat kan belum ada,†sebutnya.
Walaupun belum menyebut secara jelas di daerah mana bandara baru tersebut akan dibangun, namun Syamsuar memberi sinyal bahwa pembangunan tersebut tidak akan jauh dari rencana penyatuan wilayah Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan (Pekansikawan).
“Sebelumnya sudah ada kesepakatan dari Pekansikawan ini. Pak Wali Kota Pekanbaru juga sudah menyebut bahwa bandara SSK II ini tidak bisa dikembangkan lagi, faktornya yakni keterbatasan lahan serta letaknya juga berada di tengah kota,†katanya.
Sedangkan untuk Roro Dumai-Melaka, menurutnya juga persiapan terus dilakukan. Pasalnya Presiden Joko Widodo meminta agar pada 2020 mendatang, Roro ini sudah bisa beroperasi melayani penyeberangan dari dua daerah ini.
“Jelang 2020, segala persiapan akan terus kami lakukan. Karena sudah banyak pihak juga yang menunggu penyeberangan ini, karena akan menguntungkan bagi dua negara,†sebutnya.(sol)