(RIAUPOS.CO) — Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Riau menggelar aksi unjuk rasa di kantor Mapolda Riau, Selasa (1/10) siang. Demonstran menyampaikan pernyataan sikap keprihatinan yang sangat mendalam atas meninggalnya salah seorang kader dari IMM Kendari Sulawesi Tenggara, Immawan Muhammad Randi dalam sebuah aksi demonstrasi di DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9) lalu.
IMM Riau menyatakan sikap dan mengutuk semua tindakan represif dari aparat keamanan dalam peristiwa demonstrasi
tersebut dan menuntut Polri segera membentuk tim gabungan dan serta mengusut tuntas terkait kasus penembakan di Sultra.
Selain itu, aksi unjuk rasa juga menuntut agar melibatkan komponen Muhammadiyah dan IMM dalam tim investastigasi, memberhentikan dan menghukum seberat-beratnya pelaku penembakan, menuntut Polri tidak hanya memutasi akan tetapi memberhentikan mantan Kapolda Sultra Brigjen Iriyanto dan usut tuntaskan secara terbuka 10 lahan konsesi perusahaan yang diduga penyebab Karhutla di Riau yang ditetapkan oleh Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan.
Aksi demonstran disambut Wadir Binmas Polda Riau, AKBP Imam. Dia mengatakan, apa yang menjadi tuntutan demostrasi akan disampaikan kepada pimpinan.
“Menyikapi aksi solidaritas dari adik-adik IMM Riau atas meninggalnya saudara kita di Kendari, kami menyatakan turut berduka cita. Kami juga mengapresiasi IMM karena telah menggelar aksi unjukrasa sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,”ujarnya.
Aksi Bunda
Aksi unjuk rasa sebagai bentuk keprihatinan tidak hanya dilakukan oleh IMM Riau, sekitar puluhan orang berpakaian hitam mengatasnamakan bunda-bunda yang ada di Riau. Unjuk rasa yang dilakukan oleh kaum wanita Riau tersebut sebagai bentuk rasa keprihatinan sebagai seorang ibu dan seorang bunda yang punya anak sebagai mahasiswa yang diperlakukan tidak selayaknya manusia ketika menggelar aksi unjuk rasa.
“Hati kami sebagai ibu tersakiti. Sakit hati kami melihatnya. Ini adalah sebagai bentuk pergerakan ibu-ibu yang prihatin,”ujar salah seorang pengunjuk rasa, Fauni Razak.(gem)
Laporan DOFI ISKANDAR, Pekanbaru
(RIAUPOS.CO) — Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Riau menggelar aksi unjuk rasa di kantor Mapolda Riau, Selasa (1/10) siang. Demonstran menyampaikan pernyataan sikap keprihatinan yang sangat mendalam atas meninggalnya salah seorang kader dari IMM Kendari Sulawesi Tenggara, Immawan Muhammad Randi dalam sebuah aksi demonstrasi di DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9) lalu.
IMM Riau menyatakan sikap dan mengutuk semua tindakan represif dari aparat keamanan dalam peristiwa demonstrasi
- Advertisement -
tersebut dan menuntut Polri segera membentuk tim gabungan dan serta mengusut tuntas terkait kasus penembakan di Sultra.
Selain itu, aksi unjuk rasa juga menuntut agar melibatkan komponen Muhammadiyah dan IMM dalam tim investastigasi, memberhentikan dan menghukum seberat-beratnya pelaku penembakan, menuntut Polri tidak hanya memutasi akan tetapi memberhentikan mantan Kapolda Sultra Brigjen Iriyanto dan usut tuntaskan secara terbuka 10 lahan konsesi perusahaan yang diduga penyebab Karhutla di Riau yang ditetapkan oleh Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan.
- Advertisement -
Aksi demonstran disambut Wadir Binmas Polda Riau, AKBP Imam. Dia mengatakan, apa yang menjadi tuntutan demostrasi akan disampaikan kepada pimpinan.
“Menyikapi aksi solidaritas dari adik-adik IMM Riau atas meninggalnya saudara kita di Kendari, kami menyatakan turut berduka cita. Kami juga mengapresiasi IMM karena telah menggelar aksi unjukrasa sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,”ujarnya.
Aksi Bunda
Aksi unjuk rasa sebagai bentuk keprihatinan tidak hanya dilakukan oleh IMM Riau, sekitar puluhan orang berpakaian hitam mengatasnamakan bunda-bunda yang ada di Riau. Unjuk rasa yang dilakukan oleh kaum wanita Riau tersebut sebagai bentuk rasa keprihatinan sebagai seorang ibu dan seorang bunda yang punya anak sebagai mahasiswa yang diperlakukan tidak selayaknya manusia ketika menggelar aksi unjuk rasa.
“Hati kami sebagai ibu tersakiti. Sakit hati kami melihatnya. Ini adalah sebagai bentuk pergerakan ibu-ibu yang prihatin,”ujar salah seorang pengunjuk rasa, Fauni Razak.(gem)
Laporan DOFI ISKANDAR, Pekanbaru