Senin, 7 April 2025
spot_img

Warga Teluk Lanus Siaga

SIAK, (RIAUPOS.CO) – Tewasnya remaja bernama Malfa Alfarel (15) putra Rustam yang bekerja di sub kontraktor PT Uniseraya Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, membuat warga siaga. Meski jarak lokasi tewasnya korban ke Kampung Teluk Lanus 2 jam perjalanan dengan pompong, karena tidak ada jalur darat, namun warga khawatir harimau bisa kembali ke kampung mereka, seperti sebulan lalu.

Hal ini dikatakan Kaur Pemerintahan Teluk Lanus Kenang. Menurut Kenang, masuknya harimau ke kampung mereka, lalu memakan ternak warga dan itu terjadi tiga kali, menandakan bahwa kapan saja harimau bisa kembali.

"Kami menambah volume pengawasan dan kesiap-siagaan. Kami membentuk kelompok-kelompok kecil, dan grup WA untuk mempermudah komunikasi ketika terjadi sesuatu," jelas Kenang.

Dikatakan Kenang, kelompok kecil dibuat, agar warga lebih dekat dan intens berkomunikasi. Kedekatan akan mendatangkan saling peduli satu sama lain, sehingga semakin kompak.

Baca Juga:  Empat Hari Padamkan Api di Bungaraya

Aktivitas warga juga dibatasi. Harus sudah kembali ke kediaman masing-masing sebelum senja. Dan jika ada yang belum kembali, akan dicari tahu dan diminta terus berkabar.

Demikian juga dengan anak-anak. Lepas tengah hari sudah tidak boleh lagi berkeliaran.

"Situasi ini, membuat kami semakin kompak dan peduli satu sama lain. Kami berusaha jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan di kampung kami," ungkap Kenang.

Dikatakan Kenang, informasi yang diperoleh dari Bhabinkamtibmas Kampung Teluk Lanus Bripka Taufik Fakrianto, pihak BBKSDA sudah berada di lokasi tewasnya Malfa Alfarel.

Mereka sudah bermalam di sana, di barak bekas ditinggali karyawan bukan barak yang ditinggali pekerja kebun. Ada sekitar 10 orang mereka siaga di sana, lengkap dengan kerangkeng dan kamera pengintai.

"Kami berharap ada solusi dari permasalahan ini. Konflik manusia dan harimau cepat berakhir dan dapat diselesaikan dengan baik, tidak ada korban lagi," harap Kenang.

Baca Juga:  7.716 KPM Terima Bantuan Pangan Nontunai Rp10 Miliar

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Teknis BBKSDA Riau M Mahfud mengatakan, petugas dari tim BBKSDA Riau telah memasang 3 unit camera trap (kamera penjebak) di sekitar lokasi kejadian, Rabu (1/9).

"Tadi sore (kemarin, red) baru siap dipasang camera trap-nya sebanyak 3 unit yang dipasang di sekitar lokasi kejadian," ujar M Mahfud saat dihubungi Riau Pos.

Kemudian, setelah dilakukan pemasangan camera trap maka setiap hari akan dilakukan pengecekan untuk memastikan apakah sudah ada harimau sumatera yang melintas atau tidak.

"Selain itu di lokasi juga dipasang umpan dan kandang perangkap sebanyak satu buah. Dari hasil laporan tim di lapangan dugaan sementara korban tewas diduga akibat diterkam harimau," Pungkasnya.(mng/dof)

 

SIAK, (RIAUPOS.CO) – Tewasnya remaja bernama Malfa Alfarel (15) putra Rustam yang bekerja di sub kontraktor PT Uniseraya Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, membuat warga siaga. Meski jarak lokasi tewasnya korban ke Kampung Teluk Lanus 2 jam perjalanan dengan pompong, karena tidak ada jalur darat, namun warga khawatir harimau bisa kembali ke kampung mereka, seperti sebulan lalu.

Hal ini dikatakan Kaur Pemerintahan Teluk Lanus Kenang. Menurut Kenang, masuknya harimau ke kampung mereka, lalu memakan ternak warga dan itu terjadi tiga kali, menandakan bahwa kapan saja harimau bisa kembali.

"Kami menambah volume pengawasan dan kesiap-siagaan. Kami membentuk kelompok-kelompok kecil, dan grup WA untuk mempermudah komunikasi ketika terjadi sesuatu," jelas Kenang.

Dikatakan Kenang, kelompok kecil dibuat, agar warga lebih dekat dan intens berkomunikasi. Kedekatan akan mendatangkan saling peduli satu sama lain, sehingga semakin kompak.

Baca Juga:  Empat Hari Padamkan Api di Bungaraya

Aktivitas warga juga dibatasi. Harus sudah kembali ke kediaman masing-masing sebelum senja. Dan jika ada yang belum kembali, akan dicari tahu dan diminta terus berkabar.

Demikian juga dengan anak-anak. Lepas tengah hari sudah tidak boleh lagi berkeliaran.

"Situasi ini, membuat kami semakin kompak dan peduli satu sama lain. Kami berusaha jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan di kampung kami," ungkap Kenang.

Dikatakan Kenang, informasi yang diperoleh dari Bhabinkamtibmas Kampung Teluk Lanus Bripka Taufik Fakrianto, pihak BBKSDA sudah berada di lokasi tewasnya Malfa Alfarel.

Mereka sudah bermalam di sana, di barak bekas ditinggali karyawan bukan barak yang ditinggali pekerja kebun. Ada sekitar 10 orang mereka siaga di sana, lengkap dengan kerangkeng dan kamera pengintai.

"Kami berharap ada solusi dari permasalahan ini. Konflik manusia dan harimau cepat berakhir dan dapat diselesaikan dengan baik, tidak ada korban lagi," harap Kenang.

Baca Juga:  Panjat Tebing Riau Raih 8 Medali

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Teknis BBKSDA Riau M Mahfud mengatakan, petugas dari tim BBKSDA Riau telah memasang 3 unit camera trap (kamera penjebak) di sekitar lokasi kejadian, Rabu (1/9).

"Tadi sore (kemarin, red) baru siap dipasang camera trap-nya sebanyak 3 unit yang dipasang di sekitar lokasi kejadian," ujar M Mahfud saat dihubungi Riau Pos.

Kemudian, setelah dilakukan pemasangan camera trap maka setiap hari akan dilakukan pengecekan untuk memastikan apakah sudah ada harimau sumatera yang melintas atau tidak.

"Selain itu di lokasi juga dipasang umpan dan kandang perangkap sebanyak satu buah. Dari hasil laporan tim di lapangan dugaan sementara korban tewas diduga akibat diterkam harimau," Pungkasnya.(mng/dof)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Warga Teluk Lanus Siaga

SIAK, (RIAUPOS.CO) – Tewasnya remaja bernama Malfa Alfarel (15) putra Rustam yang bekerja di sub kontraktor PT Uniseraya Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, membuat warga siaga. Meski jarak lokasi tewasnya korban ke Kampung Teluk Lanus 2 jam perjalanan dengan pompong, karena tidak ada jalur darat, namun warga khawatir harimau bisa kembali ke kampung mereka, seperti sebulan lalu.

Hal ini dikatakan Kaur Pemerintahan Teluk Lanus Kenang. Menurut Kenang, masuknya harimau ke kampung mereka, lalu memakan ternak warga dan itu terjadi tiga kali, menandakan bahwa kapan saja harimau bisa kembali.

"Kami menambah volume pengawasan dan kesiap-siagaan. Kami membentuk kelompok-kelompok kecil, dan grup WA untuk mempermudah komunikasi ketika terjadi sesuatu," jelas Kenang.

Dikatakan Kenang, kelompok kecil dibuat, agar warga lebih dekat dan intens berkomunikasi. Kedekatan akan mendatangkan saling peduli satu sama lain, sehingga semakin kompak.

Baca Juga:  Ketua KONI Riau Emrizal Pakis Meninggal Dunia, Terkonfirmasi Positif

Aktivitas warga juga dibatasi. Harus sudah kembali ke kediaman masing-masing sebelum senja. Dan jika ada yang belum kembali, akan dicari tahu dan diminta terus berkabar.

Demikian juga dengan anak-anak. Lepas tengah hari sudah tidak boleh lagi berkeliaran.

"Situasi ini, membuat kami semakin kompak dan peduli satu sama lain. Kami berusaha jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan di kampung kami," ungkap Kenang.

Dikatakan Kenang, informasi yang diperoleh dari Bhabinkamtibmas Kampung Teluk Lanus Bripka Taufik Fakrianto, pihak BBKSDA sudah berada di lokasi tewasnya Malfa Alfarel.

Mereka sudah bermalam di sana, di barak bekas ditinggali karyawan bukan barak yang ditinggali pekerja kebun. Ada sekitar 10 orang mereka siaga di sana, lengkap dengan kerangkeng dan kamera pengintai.

"Kami berharap ada solusi dari permasalahan ini. Konflik manusia dan harimau cepat berakhir dan dapat diselesaikan dengan baik, tidak ada korban lagi," harap Kenang.

Baca Juga:  Lirik Pola Zonasi PPDB DKI Jakarta

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Teknis BBKSDA Riau M Mahfud mengatakan, petugas dari tim BBKSDA Riau telah memasang 3 unit camera trap (kamera penjebak) di sekitar lokasi kejadian, Rabu (1/9).

"Tadi sore (kemarin, red) baru siap dipasang camera trap-nya sebanyak 3 unit yang dipasang di sekitar lokasi kejadian," ujar M Mahfud saat dihubungi Riau Pos.

Kemudian, setelah dilakukan pemasangan camera trap maka setiap hari akan dilakukan pengecekan untuk memastikan apakah sudah ada harimau sumatera yang melintas atau tidak.

"Selain itu di lokasi juga dipasang umpan dan kandang perangkap sebanyak satu buah. Dari hasil laporan tim di lapangan dugaan sementara korban tewas diduga akibat diterkam harimau," Pungkasnya.(mng/dof)

 

SIAK, (RIAUPOS.CO) – Tewasnya remaja bernama Malfa Alfarel (15) putra Rustam yang bekerja di sub kontraktor PT Uniseraya Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, membuat warga siaga. Meski jarak lokasi tewasnya korban ke Kampung Teluk Lanus 2 jam perjalanan dengan pompong, karena tidak ada jalur darat, namun warga khawatir harimau bisa kembali ke kampung mereka, seperti sebulan lalu.

Hal ini dikatakan Kaur Pemerintahan Teluk Lanus Kenang. Menurut Kenang, masuknya harimau ke kampung mereka, lalu memakan ternak warga dan itu terjadi tiga kali, menandakan bahwa kapan saja harimau bisa kembali.

"Kami menambah volume pengawasan dan kesiap-siagaan. Kami membentuk kelompok-kelompok kecil, dan grup WA untuk mempermudah komunikasi ketika terjadi sesuatu," jelas Kenang.

Dikatakan Kenang, kelompok kecil dibuat, agar warga lebih dekat dan intens berkomunikasi. Kedekatan akan mendatangkan saling peduli satu sama lain, sehingga semakin kompak.

Baca Juga:  Panjat Tebing Riau Raih 8 Medali

Aktivitas warga juga dibatasi. Harus sudah kembali ke kediaman masing-masing sebelum senja. Dan jika ada yang belum kembali, akan dicari tahu dan diminta terus berkabar.

Demikian juga dengan anak-anak. Lepas tengah hari sudah tidak boleh lagi berkeliaran.

"Situasi ini, membuat kami semakin kompak dan peduli satu sama lain. Kami berusaha jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan di kampung kami," ungkap Kenang.

Dikatakan Kenang, informasi yang diperoleh dari Bhabinkamtibmas Kampung Teluk Lanus Bripka Taufik Fakrianto, pihak BBKSDA sudah berada di lokasi tewasnya Malfa Alfarel.

Mereka sudah bermalam di sana, di barak bekas ditinggali karyawan bukan barak yang ditinggali pekerja kebun. Ada sekitar 10 orang mereka siaga di sana, lengkap dengan kerangkeng dan kamera pengintai.

"Kami berharap ada solusi dari permasalahan ini. Konflik manusia dan harimau cepat berakhir dan dapat diselesaikan dengan baik, tidak ada korban lagi," harap Kenang.

Baca Juga:  Empat Hari Padamkan Api di Bungaraya

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Teknis BBKSDA Riau M Mahfud mengatakan, petugas dari tim BBKSDA Riau telah memasang 3 unit camera trap (kamera penjebak) di sekitar lokasi kejadian, Rabu (1/9).

"Tadi sore (kemarin, red) baru siap dipasang camera trap-nya sebanyak 3 unit yang dipasang di sekitar lokasi kejadian," ujar M Mahfud saat dihubungi Riau Pos.

Kemudian, setelah dilakukan pemasangan camera trap maka setiap hari akan dilakukan pengecekan untuk memastikan apakah sudah ada harimau sumatera yang melintas atau tidak.

"Selain itu di lokasi juga dipasang umpan dan kandang perangkap sebanyak satu buah. Dari hasil laporan tim di lapangan dugaan sementara korban tewas diduga akibat diterkam harimau," Pungkasnya.(mng/dof)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari