Tirta Elisabet (10), seorang bocah yang beralamat di Kampung Pangkalan Pisang, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, akhirnya mendapat pertolongan medis. Tirta terbaring lemah selama tiga bulan karena mengalami sakit di bagian usus usai menjalani operasi.
Laporan AFIAT ANANDA, Pekanbaru
JASPER (35), bisa bernapas lega. Sebelumnya ia sempat frustrasi. Putri kesayangannya, Tirta Elisabet yang masih berumur 10 tahun terbaring lemah karena sakit di bagian usus. Ia sempat menjalani operasi di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru. Karena tidak ada biaya, Jasper membawa Tirta pulang ke rumah. Dirawat seadanya seorang diri. Namun setelah tiga bulan di rumah, kondisinya memburuk. Badannya mulai kurus kering. Bagian perut mengalami bolong di kedua bagian sisi.
“Semua makanan keluar. Saya sempats stres. Uang hanya ada Rp7 ribu. Tidak ada yang bisa saya lakukan. Kami di rumah hampir pasrah," sebutnya saat ditemui Riau Pos di RSUD Arifin Achmad, Kamis (30/6).
Diceritakan Jasper, dirinya saat ini hanya kerja serabutan. Saat merawat anaknya di rumah, dia terpaksa tidak bekerja karena dia hanya tinggal berdua dengan putri kesayangannya. Makanya dia tidak bisa mendapatkan uang. Sementara anaknya harus mendapat asupan makanan.
Suatu hari, Tirta sempat berucap kepadanya dan mengajak berdoa. “Anak saya mengajak saya berdoa seperti di sekolah minggu. Tapi saya bilang tetap harus bekerja. Ya namanya anak saya polos, saya ikuti saja. Tirta juga meminta saya berjanji untuk selalu menjaganya, dan Tirta juga berjanji sama saya akan bertahan dalam sakitnya itu supaya ada teman saya," ucap Jasper sambil tersedu.
Tak mau kehilangan akal, Jasper kemudian membuat sebuah video yang menceritakan kondisi dia dan anaknya. Dengan harapan ada orang baik yang mau menolong. Setelah video yang dibuat beredar, seorang anggota polisi dari Polsek Koto Gasib dan seorang pejabat di Kabupaten Siak datang ke rumah. Awalnya ingin melihat kondisi Tirta. Namun anggota polisi yang belakangan diketahui bernama Aipda Leonar, langsung berinisiatif untuk mengkoordinasikan perawatan Tirta ke puskesmas.
“Jadi Pak Leonar gendong anak saya. Awalnya bawa ke Puskesmas Koto Gasib. Dari sana kemudian beliau komunikasikan ke RSUD Siak. Oke dari RSUD di bawa ke sana. Dari RSUD Siak karena peralatan kurang memadai, kemudian harus mendapat rujukan ke RSUD Arifin Achmad di Pekanbaru ini," ujar Jasper bercerita.
Setelah dibawa ke RSUD Arifin Achmad, anaknya langsung mendapat perawatan. Saat ini sedang menjalani serangkaian pengobatan medis, yakni dengan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk tindakan selanjutnya.
"Saya merasa sudah hilang beban pikiran ketika anak saya sudah sampai di RSUD Arifin Achmad dan mendapat perawatan. Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Leonar dari Polsek Koto Gasib, Pak Kades Budianto dan Pak Dewan Marudut Pakpahan," tuturnya.
Sementara itu, Aipda Leonar bersama Kades Pangkalan Pisang Budianto saat ditemui Riau Pos mengaku bahwa awalnya ia sempat datang melihat kondisi Tirta. Dari sana ia sempat merasa bersalah karena sebagai anggota kepolisian, ternyata ada anak yang sakit parah tanpa mendapat perawatan layak. Iapun langsung spontan untuk membawa Tirta berobat.
“Datang ke rumah Selasa (28/6). Saya langsung bawa ke puskesmas. Ada pak anggota dewan juga dapil sini, ada juga Sekcam Koto Gasib Pak Muharom dan juga pak kades. Dari puskesmas, ternyata harus dirawat lebih intensif lagi karena kondisinya sangat lemah. Kami koordinasi dengan RSUD Siak. Karena peralatan medis di sana kurang memadai, maka kami putuskan bawa ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru," sebut Aipda Leonar yang sehari-hari bertugas sebagai Kanit Reskrim Polsek Koto Gasib.
Sesaat sebelum berangkat ke Pekanbaru untuk mengantar Tirta ke RSUD AA, Leonar mengaku sempat meminta izin atasannya yakni Kapolsek Koto Gasib Ipda Imbang Perdana. Oleh Kapolsek, tindakan Leonar mendapat dukungan penuh. Sehingga ia semakin mantap meninggalkan wilayah tugas sementara demi membawa Tirta berobat. Kini tiga hari sudah ia berada di Pekanbaru. Ia juga ikut menemani Jasper menunggu putrinya yang sedang dirawat.
“Dari Rabu (29/6) di sini (Pekanbaru, red). Kami bersyukur Tirta sudah mendapat tindakan medis yang betul-betul serius. Sudah dicek laboratorium juga. Sekarang tinggal menunggu hasil pemeriksaan. Karena terus terang, saya sangat kasihan menengok kondisi Tirta. Setiap apa yang dimakan selalu keluar karena perutnya bolong. Saya kawal, ada kepala desa juga yang menemani kami," ujarnya.
Cerita aksi heroik Aipda Leonar yang spontan menggendong dan membawa Tirta Elisabet ke rumah sakit terdengar oleh Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal. Kepada wartawan, mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi dedikasi Aipda Leonar sebagai insan Bhayangkara.
Dikatakan Iqbal, aksi Aipda Leonar merupakan hakikat sebenarnya seorang polisi yang mengayomi, melindungi, dan menjadi pelayanan masyarakat. “Saya salut. Masya Allah di mana itu?," tanya Irjen Pol Mohammad Iqbal saat dimintai komentar oleh wartawan, Jumat (1/7).
Mendapati informasi Tirta Elizabeth yang tidak memiliki biaya untuk berobat ke rumah sakit membuat Irjen M Iqbal tersentuh dengan aksi heroik Aipda Leonar. "Inilah intisari substansi seorang polisi. Saya akan berikan penghargaan buat dia (Aipda Leonar)," tegas Irjen Iqbal.
Terpisah, perhatian serupa juga disampaikan Ketua Bhayangkari Polda Riau Nindiya M Iqbal. Kemarin, ia bersama sejumlah Bhayangkari Polda Riau menyempatkan diri untuk membesuk Tirta Elisabet yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad, Pekanbaru.
Kedatangan Nindiya Iqbal ini untuk mendukung dan memberikan bantuan meringankan beban orang tuanya. Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto mengatakan, Tirta Elisabet dapat dirawat di RSUD Arifin Achmad ini setelah adanya upaya Aipda Leonard Pakpahan dan Budianto, Kades Pangkalan Pisang, Koto Gasib, Siak membawanya ke rumah sakit.
“Dengan rasa kemanusiaan ringan tangan, Aipda Leonar Pakpahan dan Budianto Kades Pangkalan Pisang, membawa Tirta agar berobat sewajarnya ke rumah sakit," kata Narto sapaan akrabnya.
Kunjungan ini, kata Narto, bertepatan dengan momen peringatan Hari Bhayangkara yang diperingati setiap tanggal 1 Juli. "Mungkin kita perlu ambil hikmah apa yang dilakukan rekan kita Aipda Leonar dan pak Kades, bahwa kepedulian yang kita tunjukkan mungkin membantu dan menyelamatkan orang lain. Dan ini perlu kita bangun," ajak Narto.
Mewakili kepolisian daerah Riau, Narto menyampaikan terima kasih kepada media yang turut memberikan informasi sehingga Tirta bisa ditolong secara medis. "Saya atas nama Bidhumas dan jajaran menyampaikan terima kasih kepada media karena adik kita Tirta bisa dirawat," ungkap Narto.(das)