PEKANBARU dan DUMAI (RIAUPOS.CO) — Para ahli medis dan epidemiologi Riau memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk dapat menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tingkat Provinsi Riau. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mempercepat pemutusan penularan Covid-19 di Riau.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, rekomendasi tersebut disampaikan oleh para ahli medis dan epidemiologi Riau saat menggelar pertemuan di posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jalan Diponegoro Pekanbaru, Kamis (30/4).
"Dari hasil kajian ahli medis dan epidemiologi di Riau, mereka menyampaikan rekomendasi bahwa sudah seharusnya Provinsi Riau menerapkan PSBB. Hal tersebut untuk mempercepat memutus penyebaran virus corona di Riau," kata Gubri.
Dengan rekomendasi tersebut, lanjut Gubri, pihaknya saat ini sudah mempersiapkan proposal pengajuan PSBB ke Kementerian Kesehatan. Pihaknya juga sudah menyampaikan kepada pemerintah kabupaten/kota di Riau. "Kami sudah minta bupati/wali kota untuk menyampaikan atau menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa Riau akan menerapkan PSBB secara keseluruhan atau tingkat provinsi," ujarnya.
Selain itu, demikian Gubri, pihaknya juga sudah meminta bupati/wali kota untuk menyampaikan data masyarakat yang terdampak virus corona. Tujuannya yakni untuk diberikan bantuan dari Provinsi Riau.
"Jika sudah ada datanya, maka bantuan seperti yang sudah diberikan ke Kota Pekanbaru juga akan diberikan ke kabupaten/kota yakni bantuan untuk kelurahan yakni masing-masing Rp100 juta untuk operasional pencegahan corona, dan juga bantuan tunai untuk masyarakat yang terdampak virus corona," sebutnya.
Dalam penyusunan data masyarakat terdampak virus corona tersebut, Gubri mengingat agar diteliti dengan seksama. Jangan sampai masyarakat yang sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dimasukkan lagi dalam data calon penerima bantuan dari Pemprov Riau.
"Hal tersebut tujuannya agar bantuan tidak tumpang tindih dan merata. Sebagai contoh, kabupaten yang sudah memiliki data masyarakat terdampak virus corona selain penerima bantuan dari pemerintah pusat yakni Kabupaten Siak," katanya.
Bantuan tunai yang diberikan Pemprov Riau tersebut, yakni berupa uang tunai sebesar Rp300 ribu. Bantuan ini akan diberikan selama tiga bulan, bantuan juga akan dikirimkan melalui sistem transfer rekening penerima. "Kami sudah bekerja sama dengan Bank BRI untuk menyalurkan bantuan tersebut. Dan uang untuk itu sudah ada, tinggal menunggu data saja. Termasuk logistik juga sudah siap," ujarnya.
Untuk PSBB di Kota Pekanbaru, dijelaskan Gubri bahwa akan tetap dilanjutkan. Dan terhadap hal-hal yang perlu dibenahi, seperti pemberian bantuan sudah disepakati untuk saling menopang agar PSBB di Pekanbaru bisa efektif. "Dengan dilanjutkannya PSBB di Kota Pekanbaru, diharapkan dapat menurunkan angka penularan virus corona di Pekanbaru. Khusus untuk bantuan sosial, ada sekitar 46 ribu paket yang sudah disiapkan Pemprov Riau dan Pemko Pekanbaru," paparnya.
Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT juga mengatakan, pada PSBB Pekanbaru tahap kedua ini, pihaknya akan lebih mengetatkan lagi pengawasan pada titik-titik yang dianggap masih banyak ditemukan kerumunan masyarakat. "Lokasi yang akan lebih dipantau lagi yakni pusat keramaian seperti pasar, tempat hiburan dan juga rumah ibadah. Jika pada PSBB sebelumnya masih diutamakan upaya preventif, pada PSBB tahap kedua ini akan dilakukan upaya hukum untuk menimbulkan efek jera," sebutnya.
Sementara itu, kasus pasien positif Covid-19 di Riau bertambah, Jumat (1/5). Lagi-lagi penambahan dari transmisi lokal acara Tenaga Kesehatan (Nakes) Teladan yang digelar di Dumai. Pasien positif ke-42 Riau tersebut berinisial T (39). Sebelumnya, pasien positif klaster nakes tersebut berjumlah empat orang.
"Dengan adanya penambahan satu pasien positif ini, total pasien positif corona di Riau menjadi 42. Pasien positif ke 42 yakni T (39) warga Kota Dumai. Total pasien positif corona di Dumai jadi 11 pasien," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau, dr Indra Yopi, Jumat (1/5).
T sendiri diketahui terpapar virus setelah dilakukan rapid test dan langsung dilakukan isolasi di RSUD Kota Dumai. "Kami akan melanjutkan pelacakan kontak terhadap orang terdekat, baik keluarga, rekan kerja maupun orang yang berkontak langsung," timpal Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai, dr Syaiful.
Namun, dari 11 pasien positif di Dumai, tiga pasien di antaranya dinyatakan sembuh, Jumat (1/5). Mereka adalah S (54) merupakan pasien 04 di Kota Dumai. S diketahui terpapar karena memiliki perjalanan ke Kota Bekasi dan Jakarta. Kemudian RR (37), pasien 07 seorang tenaga medis yang terpapar virus corona dari pertemuan tenaga kesehatan teladan.
Terakhir NU (37) pasien 08 yang juga tenaga medis yang ada pada pertemuan nakes teladan. Dengan demikian total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota tersisa delapan pasien. Pasien S merupakan staf di institusi kesehatan pelabuhan Dumai, RR perawat di salah satu puskesmas dan NU pimpinan salah satu puskesmas di Kota Dumai.
Meski telah dinyatakan sembuh, ketiga pasien tersebut tidak lantas bebas bersosialisai dengan mayarakat. Melainkan wajib melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari ke depan. “Jadi tetap harus isolasi mandiri, setelah itu baru bisa bersosialisasi dengan masyarakat,” sebut dr Syaiful.