PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Sejak Januari hingga Maret 2022, terhitung total luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau saat ini sudah mencapai 404,3 hektare. Karhutla tersebut sudah terjadi di 11 kabupaten/kota di Provinsi Riau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edy Afrizal mengatakan, hingga saat ini karhutla yang terluas terjadi di Kabupaten Kampar seluas 84,75 hektare. Selanjutnya Bengkalis yakni mencapai 79,2 hektare, Indragiri Hilir seluas 74,45 hektare.
"Selanjutnya Kabupaten Rokan Hulu 95 hektare, Rokan Hilir 3 hektare, Dumai 19,2 hektare, Meranti 7 hektare, Siak 6,39 hektare, Pekanbaru 10,16 hektare, Pelalawan 22,7 hektare, Indragiri Hulu 22,4 hektare. Sementara di Kuansing belum terjadi karhutla," katanya, Jumat (1/4).
Saat ini, pihaknya juga sudah mengirimkan surat permintaan bantuan peralatan kepada pemerintah pusat melalui BNPB dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Surat tersebut dikirimkan setelah Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat karhutla.
"Kami sudah kirimkan surat ke BNPB dan KLHK. Surat tersebut meminta bantuan peralatan seperti helikopter water bombing dan patroli," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini pihaknya masih menunggu bantuan tersebut sampai ke Riau karena memang perlu administrasi sebelum pengiriman bantuan tersebut. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat segera dikirim karena saat ini disiapkan dokumennya. Beberapa kru helikopter tersebut juga ada yang dari luar negeri," ujarnya.
Sementara itu, Plt Kalaksa BPBD Kampar Yuricho Efril menjelaskan sejak sepekan terakhir BPBD bersama tim satgas karhutla berjibaku memadamkan api di beberapa titik di wilayah Kampar.
Kebakaran lahan semak belukar sekitar 2 hektare terjadi Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak milik warga. Kebakaran juga terjadi di Desa Salo, Kecamatan Salo lebih kurang 10 hektare milik masyarakat. Sedangkan penyebab dalam penyelidikan.
Kebakaran juga terjadi di Desa Ganting Damai Kecamatan Salo lahan perkebunan karet dan sawit sekitar 20 hektare lahan milik masyarakat. Kebakaran juga teradi di Desa Alam Panjang, Kecamatan Rumbio Jaya lahan semak belukar milik warga sekitar 2 hektare.
Kebakaran juga terjadi di Desa Karya Indah Kecamatan Tapung yang membakar semak belukar dan perkebunan sawit milik warga sekitar 2 hektare. Kebakaran juga terjadi di Jalan Lingkar Bangkinang Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota.
Kebakaran lahan terjadi di Dusun Koto Bangun,Desa Salo Kecamatan lebih kurang lebih kurang 1 hektare, Selasa (29/3). Kebakaran hutan dan lahan pada hari ketiga di Desa Gunung Malelo, Kecamatan Koto Kampar Hulu yang membakar lahan warga sekitar 7 hektare, Selasa (29/3).
Kebakaran lahan juga terjadi Desa Simpang Kubu sekitar 10 hektare yang membakar perkebunan karet dan kelapa sawit lahan milik warga, Rabu (30/3). Kebakaran lahan juga di Desa Belah yang membakar sekitar 2 hektare lahan perkebunan karet milik warga, Kamis (31/3).
Yuricho mengatakan, karhutla yang terjadi di sejumlah titik yang berada di daerah Kampar masih terus dilakukan penanggulangan oleh pihak satgas. Dari data yang dihimpun, jelasnya, sebagian besar lahan yang terbakar tersebut bukanlah milik perusahaan, melainkan milik masyarakat.
"Rata rata lahan yang terbakar itu milik masyarakat," tuturnya.
Melihat situasi itu, ia berharap agar masyarakat dapat memahami dampak pembakaran lahan dan hutan. Jangan lagi ada cara membuka lahan dengan cara menggunakan api.
"Kita hanya mengimbau agar masyarakat jangan lagi melakukan pembakaran lahan karena juga sangat berdampak pada lingkungan dan lainnya," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Yurico mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus melakukan koordinasi yang lebih intens kepada pihak pihak terkait termasuk desa-desa yang ada di Kabupaten Kampar. Menurutnya hal itu sangat penting dilakukan.
"Kemarin kita sudah melakukan komunikasi terkait dengan banjir dan lainnya. Kalau untuk sekarang sudah beda, kita akan lebih intens untuk berkomunikasi dengan desa terkait pembakaran lahan mengingat cuaca saat saat ini yang sangat panas," jelasnya.
Yuricho menambahkan, sementara karhutla yang terpantau di kebakaran hutan dan lahan yang menghanguskan perkebunan kelapa sawit di Jalan Bupati, Kabupaten Kampar, Jumat (1/4) masih berkoordinasi dengan Manggala Agni untuk mem-back-up bantuan. "Kita sudah koordinasi dengan Manggala Agni untuk back-up bantuan," tegasnya.
Sementara itu, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) akhirnya menetapkan status siaga bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga 0ktober 2022 mendatang. Seperti dikemukakan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Inhil H Yuspik, kesiapsiagaan diyakininya dapat memperkecil potensi terjadinya karlahut, setelah memasuki musim panas.
"Ya, ada peningkatan titik panas yang terpantau oleh satelit. Namun kita juga telah menetapkan status siaga bencana karhutla," ungkap Yuspik.
Setelah ditetapkannya status siaga, maka lanjut mantan Kepala Perizinan Inhil ini, akan dilaksanakan apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana dengan melibatkan berbagai unsur terkait.
"Artinya kami lebih siap dan siaga jika terjadi bencana karhutla. Walau demikian, kita minta semua tetap waspada dan menghindari pembukaan lahan, apalagi dengan cara membakar," tuturnya.(sol/kom/ind)