Jumat, 22 November 2024

BNPB Pastikan Kualitas Udara di Sumatera dan Kalimantan Membaik

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa kualitas udara di Sumatera dan Kalimantan sudah mulai membaik seiring menurunnya jumlah titik panas akibat kebakaran. Laporan ini didapat berdasarkan citra satelit modis catalog Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada Senin (30/9) kemarin.

“Pantauan titik panas pada sore itu, titik panas cenderung akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) turun seperti di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Tengah (Kalteng),” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangannya, Selasa (1/10).

- Advertisement -

Agus menuturkan, BNPB mencatat masih banyak titik panas di Kalimantan Selatan (Kalsel). Namun demikian, kualitas udara yang diukur dengan PM 2,5 menunjukkan tingkat baik.

Data terakhir pada Senin kemarin, tercatat titik panas berjumlah 673. Titik panas tertinggi teridentifikasi di Kalsel dengan 141 titik, Kalteng 63 titik, Sumsel 63 titik dan Jambi 15 titik. Sedangkan Riau dan Kalbar tidak terdeteksi adanya titik panas.

Baca Juga:  Berharap Tol Pekanbaru-Bangkinang Beroperasi sebelum Idulfitri

“Luas hutan dan lahan di seluruh wilayah Indonesia sejak awal tahun 2019 yang terbakar mencapai 328.724 hektare. Sementara itu, karhutla juga masih terjadi di kawasan Gunung Merbabu dan Sumbing di Jawa Tengah,” terang Agus.

- Advertisement -

Agus menyatakan, operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) terus berlangsung di Sumatera dan Kalimantan. Pada hari Senin (30/9) kemarin dikerahkan dua pesawat di Sumatera dan dua pesawat di Kaltim dengan total garam yang ditabur sejumlah 9.600 kg.

“Salah satu hasilnya hujan turun di sebagian besar wilayah Riau yakni, Indragiri Hulu, Dumai, Pelalawan, Kuansing, Indragiri Hilir, Siak, Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Sedangkan Jambi di wilayah Merangin, Sarolangin. Sementara di Kalbar terletak di Pontianak, Singkawang, Sintang dan Melawi. Sementara itu di Kalteng terletak di Palangkaraya, Barito Selatan dan Lamandau,” ucap Agus.

Baca Juga:  DPRD Fasilitasi Aspirasi Masyarakat Balai Raja

Lebih jauh, Agus menyebut kecenderungan titik panas yang turun harus terus dipertahankan, sehingga masyarakat dapat menghirup udara sehat dan beraktivitas di luar rumah. Hujan yang turun secara optimal dapat dimanfaatkan untuk membasahi gambut dengan sekat kanal dan embung.

“Gambut perlu dikembalikan ke kodratnya yaitu basah dan berair sehingga tidak mudah terbakar. Usaha pembahasan gambut ini perlu dilakukan terus menerus sehingga tahun depan tidak terjadi kebakaran lagi,” tukas Agus.

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa kualitas udara di Sumatera dan Kalimantan sudah mulai membaik seiring menurunnya jumlah titik panas akibat kebakaran. Laporan ini didapat berdasarkan citra satelit modis catalog Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada Senin (30/9) kemarin.

“Pantauan titik panas pada sore itu, titik panas cenderung akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) turun seperti di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Tengah (Kalteng),” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangannya, Selasa (1/10).

- Advertisement -

Agus menuturkan, BNPB mencatat masih banyak titik panas di Kalimantan Selatan (Kalsel). Namun demikian, kualitas udara yang diukur dengan PM 2,5 menunjukkan tingkat baik.

Data terakhir pada Senin kemarin, tercatat titik panas berjumlah 673. Titik panas tertinggi teridentifikasi di Kalsel dengan 141 titik, Kalteng 63 titik, Sumsel 63 titik dan Jambi 15 titik. Sedangkan Riau dan Kalbar tidak terdeteksi adanya titik panas.

- Advertisement -
Baca Juga:  DPRD Fasilitasi Aspirasi Masyarakat Balai Raja

“Luas hutan dan lahan di seluruh wilayah Indonesia sejak awal tahun 2019 yang terbakar mencapai 328.724 hektare. Sementara itu, karhutla juga masih terjadi di kawasan Gunung Merbabu dan Sumbing di Jawa Tengah,” terang Agus.

Agus menyatakan, operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) terus berlangsung di Sumatera dan Kalimantan. Pada hari Senin (30/9) kemarin dikerahkan dua pesawat di Sumatera dan dua pesawat di Kaltim dengan total garam yang ditabur sejumlah 9.600 kg.

“Salah satu hasilnya hujan turun di sebagian besar wilayah Riau yakni, Indragiri Hulu, Dumai, Pelalawan, Kuansing, Indragiri Hilir, Siak, Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Sedangkan Jambi di wilayah Merangin, Sarolangin. Sementara di Kalbar terletak di Pontianak, Singkawang, Sintang dan Melawi. Sementara itu di Kalteng terletak di Palangkaraya, Barito Selatan dan Lamandau,” ucap Agus.

Baca Juga:  Gubri Puji Kekompakan Warga Bagansiapi-api

Lebih jauh, Agus menyebut kecenderungan titik panas yang turun harus terus dipertahankan, sehingga masyarakat dapat menghirup udara sehat dan beraktivitas di luar rumah. Hujan yang turun secara optimal dapat dimanfaatkan untuk membasahi gambut dengan sekat kanal dan embung.

“Gambut perlu dikembalikan ke kodratnya yaitu basah dan berair sehingga tidak mudah terbakar. Usaha pembahasan gambut ini perlu dilakukan terus menerus sehingga tahun depan tidak terjadi kebakaran lagi,” tukas Agus.

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari