PEKANBARU dan SIAK (RIAUPOS.CO) – Keran ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya telah dibuka sejak 23 Mei lalu. Namun dicabutnya larangan ekspor tersebut belum juga berdampak besar terhadap harga sawit di tingkat petani.
Hingga Selasa (31/5), harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit belum kunjung naik, bahkan justru kembali menukik turun.
Seorang petani sawit di Kabupaten Kampar, Ahmad, berharap segera ada kebijakan pemerintah terkait masih terus turunnya harga sawit. Pasalnya, kondisi tersebut sangat memberatkan petani. "Belum ada tanda-tanda kenaikan harga sawit, justru pekan ini turun lagi," ujarnya, Selasa (31/5).
Sebaliknya, harga pupuk dan biaya perawatan masih tinggi. Pihaknya khawatir tidak bisa memenuhi keperluan keluarga jika hanya bergantung pada hasil berkebun kepala sawit.
"Bagi kami yang hanya punya dua hektare lahan sawit, dengan harga seperti saat ini sangat pas-pasan sekali. Ditambah lagi biaya perawatan yang tinggi. Kalau terus turun, kami khawatir justru akan merugi," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli mengatakan, harga kelapa sawit periode 1-7 Juni 2022 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur.
Jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp27,01 per kilogram (kg) dari harga pekan lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu pekan ke depan turun menjadi Rp2.666,44 per kilogram.
"Penurunan harga ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal turunnya harga periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikkan dan penurunan harga jual CPO dari perusahaan yang menjadi sumber data," ujarnya.
Untuk harga jual CPO, PTPN V tidak melakukan penjualan pekan ini. Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp60,86 per kilogram dari harga pekan lalu. Astra Agro Lestari tidak melakukan penjualan pekan ini.
Sementara PT Asian Agri mengalami kenaikan harga sebesar Rp107,28 per kilogram dari harga pekan lalu. Sedangkan, PT Citra Riau Sarana tidak melakukan penjualan pekan ini. Demikian juga PT Musim Mas. Mereka tidak melakukan penjualan.
"Sedangkan untuk harga jual kernel, Sinar Mas Group melakukan penjualan dengan harga sebesar Rp6.980,00 per kilogram. PT Asian Agri melakukan penjualan dengan harga sebesar Rp7.112,00 per kilogram," paparnya.
Sementara dari faktor eksternal, belum normalnya ekspor CPO dan kernel meski sudah diumumkan pencabutan larangan ekspor CPO. Saat ini merupakan masa transisi, maka eksportir masih melihat perkembangan karena lelang CPO sesuai harga dasar penawaran lelang.