- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (LEM UII) Jogjakarta melakukan aksi solidaritas terhadap pemecatan pegawai KPK di Kantor Darurat Pemberantasan Korupsi. Mereka menolak pemecatan terhadap 57 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kepala Bidang Advokasi dan Jaringan LEM UII Salsabella Sania Putri mengatakan, kedzaliman korupsi sudah sangat masif dan wajib diberantas. Sejak 2019 lalu, Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai enggan mendengarkan aspirasi masyarakat.
- Advertisement -
"Hal ini justru bertentangan dengan amanat Undang Undang Dasar 1945 untuk mensejahterakan rakyat," kata Salsabella dalam keterangannya, Ahad (26/9).
Dia juga mengaku, sengaja datang ke Jakarta untuk ikut dalam gerakan antikorupsi agar Presiden Joko Widodo mau bersikap dan membatalkan pemecatan pegawai KPK.
Sementara itu, Ketua Umum LEM UII Sultan Salahudin dalam orasinya membaca doa duka cita. Sultan menyatakan bahwa rasa keadilan dan kemanusiaan telah wafat.
- Advertisement -
Dia menyebut, LEM UII adalah barisan bergenderang yang tak membawa palu tapi membawa kepercayaan sebagai tanda menyerbu.
"Hancur hati ini kawan-kawan telah terjadi penindasan dan tindakan yang amoral ketidakadilan dan pembodohan secara sistemik," papar Sultan.
Dia kemudian meminta Presiden Jokowi untuk membuka mata dan bersikap atas hampir matinya KPK. "Kami memohon kepada Presiden Jokowi, tolong tindaklah hal yg membunuh keadilan, batalkanlah pemecatan 57 pegawai KPK," pungkas Sultan.(jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (LEM UII) Jogjakarta melakukan aksi solidaritas terhadap pemecatan pegawai KPK di Kantor Darurat Pemberantasan Korupsi. Mereka menolak pemecatan terhadap 57 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kepala Bidang Advokasi dan Jaringan LEM UII Salsabella Sania Putri mengatakan, kedzaliman korupsi sudah sangat masif dan wajib diberantas. Sejak 2019 lalu, Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai enggan mendengarkan aspirasi masyarakat.
- Advertisement -
"Hal ini justru bertentangan dengan amanat Undang Undang Dasar 1945 untuk mensejahterakan rakyat," kata Salsabella dalam keterangannya, Ahad (26/9).
Dia juga mengaku, sengaja datang ke Jakarta untuk ikut dalam gerakan antikorupsi agar Presiden Joko Widodo mau bersikap dan membatalkan pemecatan pegawai KPK.
- Advertisement -
Sementara itu, Ketua Umum LEM UII Sultan Salahudin dalam orasinya membaca doa duka cita. Sultan menyatakan bahwa rasa keadilan dan kemanusiaan telah wafat.
Dia menyebut, LEM UII adalah barisan bergenderang yang tak membawa palu tapi membawa kepercayaan sebagai tanda menyerbu.
"Hancur hati ini kawan-kawan telah terjadi penindasan dan tindakan yang amoral ketidakadilan dan pembodohan secara sistemik," papar Sultan.
Dia kemudian meminta Presiden Jokowi untuk membuka mata dan bersikap atas hampir matinya KPK. "Kami memohon kepada Presiden Jokowi, tolong tindaklah hal yg membunuh keadilan, batalkanlah pemecatan 57 pegawai KPK," pungkas Sultan.(jpg)