- Advertisement -
(RIAUPOS.CO) – Inalilahi wainna ilaihi rajiun, kabar duka menyelimuti keluarga besar almarhum Muhammad Fadri AR. Dan juga pastinya keluarga besar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kota Pekanbaru maupun Provinsi Riau.
Muhammad Fadri AR dikabarkan wafat setelah melawan penyakit yang dideritanya sejak lama, berawal dari jantung hingga komplikasi.
Pesan berantai via WhatsApp wafatnya politisi senior dari PKS ini sampai ke handphone kami, dan yang pertama sekali mengirim pesan duka ini tidak lain adalah sahabat Muhammad Fadri AR yang dulu pernah sama-sama membesarkan partai PKS, dan sama-sama duduk di DPRD Kota Pekanbaru periode 2004-2009, dan 2009-2014, yakni Muhammad Sabarudi.
Tidak hanya pesan berantai WhatsApp informasi ini beredar, akan tetapi hampir semua jejaring sosial, Facebook, Instagram, bahkan sampai kepada status WhatsApp group pun mengabarkan wafatnya Fadri. Dan semuanya pun mendoakan almarhum ditempatkan sebaik-baiknya disisi Allah SWT.
Dari kabar yang disampaikan Muhammad Sabarudi yang juga merupakan anggota DPRD Kota Pekanbaru 2019-2024 berbunyi, "kabar duka, Innaalillahi wa inna ilaihi rajiun. Telah berpulang ke rahmatullah, saudara kita Muhammad Fadri AR (Anggota DPRD Kota Pekanbaru periode 2004 – 2009 dan 2009 – 2014) pagi ini Selasa, jam 3 pagi.
Semoga almarhum husnul khotimah, diampuni kesalahannya, dirahmati Allah SWT.
Dalam pesan ini pun Sabarudi menyertakan alamat rumah duka, Perumahan Bakti Permai.
Labuh Baru Barat, Kec. Payung Sekaki, Pekanbaru.
"Awalnya jantung, tapi sudah komplikasi. Sakit jantungnya sudah lama, dari kecil," begitu kata Sabarudi saat Riau Pos menanyakan penyebab dari pulangnya kerahmatullah Muhammad Fadri AR ini.
Disampaikan Sabarudi juga, wafatnya sahabatnya ini meninggalkan duka yang mendalam. "Beliau orang baik, cerdas, berani dan konsisten memperjuangkan hak-hak masyarakat," ungkap Sabarudi.
Dia juga berharap, agar kepergian Muhammad Fadri AR untuk selama-lamanya ini dapat dimaafkan oleh orang-orang dekat beliau, dan juga masyarakat Pekanbaru bilamana pernah merasa tidak nyaman atas tindak laku selama hidup. (gus)