JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ketua Umum Partai Pelita Beni Pramula mengungkap misi besar dari partai yang sedang dipimpin. Kehadiran Partai Pelita tidak semata untuk warga Muhammadiyah, tetapi mengusung tekad antioligarki.
“Partai antioligarki. Jadi kami pengen ada napas baru dalam gerakan partai. Selama ini partai didominasi oleh orang-orang itu saja, kepentingan-kepentingan itu saja, lebih banyak itu-itu saja,” kata Beni dalam rapat kerja nasional Partai Pelita di Jakarta, Senin (16/5/2022).
Meski berupaya menjadi partai antioligarki, dia tidak menampik Partai Pelita lahir dari rahim besar tokoh Muhammadiyah, yakni Din Syamsuddin.
Lebih penting lagi, kehadiran Partai Pelita bukan karena ada peseteruan dari tokoh-tokoh Muhammadiyah. Sebab, sebelumnya sudah ada parpol yang lahir sosok Muhammadiyah, seperti PAN dan Partai Ummat.
“Memang tak dipungkiri Partai Pelita didirikan lahir dari rahim besar tokoh Muhammadiyah, tetapi kemudian tidak berarti ada satu persetegangan, ada perpecahan dan sebagainya. Melainkan ini sebuah cita-cita, sebuah mimpi untuk membangun bangsa dari tokoh-tokoh Muhammadiyah,” ujar Beni.
Maka dari itu, imbuh mantan Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu, Partai Pelita tidak hanya fokus pada warga Muhammadiyah. Pasalnya kader dan tokoh Partai Pelita diisi dari berbagai golongan. Di antaranya tokoh dari NU, PUI, PMII, GMNI, dan Alwasliyah.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ketua Umum Partai Pelita Beni Pramula mengungkap misi besar dari partai yang sedang dipimpin. Kehadiran Partai Pelita tidak semata untuk warga Muhammadiyah, tetapi mengusung tekad antioligarki.
“Partai antioligarki. Jadi kami pengen ada napas baru dalam gerakan partai. Selama ini partai didominasi oleh orang-orang itu saja, kepentingan-kepentingan itu saja, lebih banyak itu-itu saja,” kata Beni dalam rapat kerja nasional Partai Pelita di Jakarta, Senin (16/5/2022).
- Advertisement -
Meski berupaya menjadi partai antioligarki, dia tidak menampik Partai Pelita lahir dari rahim besar tokoh Muhammadiyah, yakni Din Syamsuddin.
Lebih penting lagi, kehadiran Partai Pelita bukan karena ada peseteruan dari tokoh-tokoh Muhammadiyah. Sebab, sebelumnya sudah ada parpol yang lahir sosok Muhammadiyah, seperti PAN dan Partai Ummat.
- Advertisement -
“Memang tak dipungkiri Partai Pelita didirikan lahir dari rahim besar tokoh Muhammadiyah, tetapi kemudian tidak berarti ada satu persetegangan, ada perpecahan dan sebagainya. Melainkan ini sebuah cita-cita, sebuah mimpi untuk membangun bangsa dari tokoh-tokoh Muhammadiyah,” ujar Beni.
Maka dari itu, imbuh mantan Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu, Partai Pelita tidak hanya fokus pada warga Muhammadiyah. Pasalnya kader dan tokoh Partai Pelita diisi dari berbagai golongan. Di antaranya tokoh dari NU, PUI, PMII, GMNI, dan Alwasliyah.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman