Jumat, 20 September 2024

Munas Golkar 2019 Diprediksi Bakal Jadi yang Tersejuk

JAKARTA (RIAUPOS.CO) —  Ketua DPP Golkar Happy Bone Zulkarnaen meyakini munas tahun ini akan jadi yang tersejuk dalam sejarah partai beringin. Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan tidak ingin lagi terjebak dalam konflik internal yang hanya akan merugikan eksistensi partai.

"Semua stakeholders, baik di DPP, daerah dan elemen-elemen lain sudah semakin cerdas dan kian bijak dalam menentukan arah dan masa depan Partai Golkar. Ini pengamatan saya dari dinamika menjelang dan menuju penyelenggaraan munas bulan Desember," ungkap Happy kepada wartawan, Kamis (14/11).

Di masa lalu, kata Happy, Munas Golkar selalu dibayangi pertentangan tajam. Ada perpecahan di internal, hingga berdampak pada lahirnya partai baru.

Baca Juga:  H Halim Ingin Ada Kader PDIP Pangean Duduk

Dia percaya semua kader menyadari bahwa kondisi semacam itu pastinya merugikan Partai Golkar secara keseluruhan.

- Advertisement -

"Saya berharap, dan tentunya harapan kami bersama, hal-hal seperti itu sekarang jangan terulang lagi. Dari pengamatan saya sendiri tampaknya memang tidak mungkin lagi terjadi," papar Happy.

Happy juga mengingatkan bahwa bahwa stabilitas Partai Golkar saat ini tidak terlepas berkat kerja apik seluruh kader Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Keberhasilan Partai Golkar menempati peringkat kedua di Pileg lalu juga tak terlepas dari kepemimpinan Airlangga Hartarto.

- Advertisement -

"Kita baca dan cermati juga penilaian dari eksternal, termasuk Presiden Joko Widodo, yang memberi acungan jempol atas kepemimpinan Pak Airlangga Hartarto selama hampir dua tahun ini. Partai Golkar semakin solid," tambah dia.

Baca Juga:  Elite PKS Sebut Airlangga Tahan Banting dan Bakal jadi Bintang Politik

Politikus senior ini kemudian menyitir ungkapan Arnold Joseph Toynbee, seorang filsuf dan sejarawan dunia asal Inggris. "Sejarah masa lalu adalah politik masa kini. Politik masa kini adalah sejarah untuk masa yang akan datang," dia menjabarkan.

"Maksudnya adalah bahwa kita harus solid, kompak dan bersatu untuk membangun masa sekarang ini karena ini semua akan menjadi sejarah untuk masa yang akan datang. Dan ini adalah legacy kita semua sebagai kader Golkar yang memprioritaskan soliditas dan kekompakkan tersebut," pungkas dia. (dil/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) —  Ketua DPP Golkar Happy Bone Zulkarnaen meyakini munas tahun ini akan jadi yang tersejuk dalam sejarah partai beringin. Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan tidak ingin lagi terjebak dalam konflik internal yang hanya akan merugikan eksistensi partai.

"Semua stakeholders, baik di DPP, daerah dan elemen-elemen lain sudah semakin cerdas dan kian bijak dalam menentukan arah dan masa depan Partai Golkar. Ini pengamatan saya dari dinamika menjelang dan menuju penyelenggaraan munas bulan Desember," ungkap Happy kepada wartawan, Kamis (14/11).

Di masa lalu, kata Happy, Munas Golkar selalu dibayangi pertentangan tajam. Ada perpecahan di internal, hingga berdampak pada lahirnya partai baru.

Baca Juga:  Peran Wapres Harus Dioptimalkan

Dia percaya semua kader menyadari bahwa kondisi semacam itu pastinya merugikan Partai Golkar secara keseluruhan.

"Saya berharap, dan tentunya harapan kami bersama, hal-hal seperti itu sekarang jangan terulang lagi. Dari pengamatan saya sendiri tampaknya memang tidak mungkin lagi terjadi," papar Happy.

Happy juga mengingatkan bahwa bahwa stabilitas Partai Golkar saat ini tidak terlepas berkat kerja apik seluruh kader Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Keberhasilan Partai Golkar menempati peringkat kedua di Pileg lalu juga tak terlepas dari kepemimpinan Airlangga Hartarto.

"Kita baca dan cermati juga penilaian dari eksternal, termasuk Presiden Joko Widodo, yang memberi acungan jempol atas kepemimpinan Pak Airlangga Hartarto selama hampir dua tahun ini. Partai Golkar semakin solid," tambah dia.

Baca Juga:  DPR Sambut Revisi Undang-Undang Pilkada

Politikus senior ini kemudian menyitir ungkapan Arnold Joseph Toynbee, seorang filsuf dan sejarawan dunia asal Inggris. "Sejarah masa lalu adalah politik masa kini. Politik masa kini adalah sejarah untuk masa yang akan datang," dia menjabarkan.

"Maksudnya adalah bahwa kita harus solid, kompak dan bersatu untuk membangun masa sekarang ini karena ini semua akan menjadi sejarah untuk masa yang akan datang. Dan ini adalah legacy kita semua sebagai kader Golkar yang memprioritaskan soliditas dan kekompakkan tersebut," pungkas dia. (dil/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari