Jumat, 22 November 2024

Karier Politik Prabowo Bisa Berakhir karena Natuna

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bisa anjlok menuju Pilpres 2024, jika tak bijak berargumentasi seputar provokasi Cina di perairan Natuna.

"Prabowo memang terkesan kurang tegas. Seharusnya mengambil momentum untuk tegas kepada Cina yang telah mengganggu kedaulatan di laut Natuna. Dalam hal Natuna, Prabowo salah langkah, popularitas dan elektabilitasnya akan terganggu," ujar Ujang kepada jpnn.com, Rabu (8/1).

- Advertisement -

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini bahkan kemudian menilai wajar anjuran Ketua Divisi Hukum PA 212 Damai Hari Lubis, agar Presiden Joko Widodo sebaiknya mencopot Prabowo dari jabatan menhan.

"Saya melihat justru yang mengambil momentum Mahfud MD sebagai Menko Polhukam dan Jokowi sebagai presiden yang dianggap sangat tegas soal Natuna," ucapnya.

Baca Juga:  MPR Komitmen Jalankan Politik Kebangsaan

Lebih lanjut dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini menilai, jabatan Menhan sebenarnya sangat efektif untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo, jika ingin kembali maju sebagai calon presiden di 2024 mendatang.

- Advertisement -

"Seharusnya bisa efektif, tetapi tergantung Prabowo bisa menggunakan panggung politik atau momentum politik ke depan dengan cantik. Jika Prabowo bisa memoles langkahnya dengan apik dalam posisinya sebagai Menhan, maka peluang di 2024 terbuka," ucapnya.

Namun, jika salah langkah, peluang Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu berjaya di Pilpres 2024 hanya sekadar menjadi angan-angan. Apalagi, kata Ujang kemudian, jika banyak kebijakan yang diambil Prabowo selama menjabat Menhan tidak disukai masyarakat, maka mimpi menjadi presiden tak akan pernah terwujud.

Baca Juga:  Soal PSK Sumbar, Andre Diperiksa Mahkamah Kehormatan Partai

Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bisa anjlok menuju Pilpres 2024, jika tak bijak berargumentasi seputar provokasi Cina di perairan Natuna.

"Prabowo memang terkesan kurang tegas. Seharusnya mengambil momentum untuk tegas kepada Cina yang telah mengganggu kedaulatan di laut Natuna. Dalam hal Natuna, Prabowo salah langkah, popularitas dan elektabilitasnya akan terganggu," ujar Ujang kepada jpnn.com, Rabu (8/1).

- Advertisement -

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini bahkan kemudian menilai wajar anjuran Ketua Divisi Hukum PA 212 Damai Hari Lubis, agar Presiden Joko Widodo sebaiknya mencopot Prabowo dari jabatan menhan.

"Saya melihat justru yang mengambil momentum Mahfud MD sebagai Menko Polhukam dan Jokowi sebagai presiden yang dianggap sangat tegas soal Natuna," ucapnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Reshuffle Harus Berbasis Kinerja

Lebih lanjut dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini menilai, jabatan Menhan sebenarnya sangat efektif untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo, jika ingin kembali maju sebagai calon presiden di 2024 mendatang.

"Seharusnya bisa efektif, tetapi tergantung Prabowo bisa menggunakan panggung politik atau momentum politik ke depan dengan cantik. Jika Prabowo bisa memoles langkahnya dengan apik dalam posisinya sebagai Menhan, maka peluang di 2024 terbuka," ucapnya.

Namun, jika salah langkah, peluang Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu berjaya di Pilpres 2024 hanya sekadar menjadi angan-angan. Apalagi, kata Ujang kemudian, jika banyak kebijakan yang diambil Prabowo selama menjabat Menhan tidak disukai masyarakat, maka mimpi menjadi presiden tak akan pernah terwujud.

Baca Juga:  Abi Bahrun-Herman Diantar Beca Motor Mendaftar ke KPU Bengkalis

Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari