JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Melejitnya elektabilitas Partai Demokrat yang konsisten terlihat dari survei nasional dari tiga lembaga yang berbeda. Kinerja Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum sebagai ketum parpol termuda pun mendapat banyak apresiasi.
Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mengatakan kemampuan AHY melakukan konsolidasi internal langsung ke daerah-daerah dengan protokol kesehatan yang ketat serta prahara upaya perampasan Partai Demokrat oleh pihak eksternal, diyakini menjadi faktor-faktor pendorong kenaikan elektabilitas ini.
"Tantangan yang dialami Partai Demokrat saat berupaya lolos dari konflik kudeta oleh pihak luar tentu saja tidak ringan," ujar Ubedilah kepada wartawan, Kamis (6/5).
Karena, rekam jejak selama ini menunjukkan, upaya pemecahan parpol seperti itu cenderung mendapat restu pemerintah dengan cara mengesahkan hasil Kongres Luar Biasa (KLB). "Boleh dibilang hanya Partai Demokrat yang berhasil lolos dengan utuh dan sebaliknya, pihak yang mencoba merampas kini tercerai berai," ujar Ubedilah.
Ubedilah, yang pernah menjadi salah satu pimpinan gerakan mahasiswa 98, memperkirakan ketepatan dan kecepatan AHY melakukan konsolidasi internal merupakan salah satu kunci keberhasilan Demokrat berhasil bertahan melawati konflik itu.
"AHY bergerak dengan cepat, berani di waktu yang tepat. Dia bisa menunjukkan secara jelas pada publik dan media bahwa seluruh jajaran Partai Demokrat hingga tingkat DPC, kompak dibelakang AHY, termasuk seluruh pemilik suara dalam kongres. Ini yang tidak bisa ditunjukkan oleh Moeldoko dan kawan-kawannya," katanya.
Pandangan serupa disampaikan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Adi Prayitno. Menurut dia AHY baru dipilih setahun lalu secara aklamasi menjelang pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar akibat Covid-19, sehingga diatas kertas tidak leluasa melakukan konsolidasi partai.
"Tapi begitu prahara kudeta melanda, ini seperti Demokrat mendapat musuh bersama yang justru membuat solidpara kader dan pengurusnya. Ditambah dengan gerak lincah AHY untuk turun ke lapangan meskipun dengan prosedur kesehatan yang ketat," urai Adi.
Menurut Adi, penampilan lugas AHY berhasil menarik dukungan publik dan media selama lebih dari dua bulan, sejak AHY mengumumkan upaya kudeta pada 1 Feb 2021 sampai Pemerintah menolak mengesahkan hasil KLB ilegal tanggal 31 Maret. "Kemampuan Ketum AHY mengorkestrasi penampilan Partai di media-media massa maupun di media-media sosial, patut diacungi jempol. Ini menimbulkan dukungan publik yang kuat. Gerakan kudeta makin membuat AHY dan Demokrat terkenal dan mesin partai makin solid," ungkapnya.
Diketahui, dalam dua hari berturut-turut, tiga lembaga yang dikenal kredibel mengeluarkan hasil survei masing-masing. Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Partai Demokrat berada pada angka 8 persen, menduduki peringkat keempat. Esoknya, Balitbang Kompas merilis hasil survei yang menunjukkan Demokrat mencatat tren kenaikan elektabilitas tertinggi.
Sedangkan survei LP3ES menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat berada di angka 11 persen, menempatkan Demokrat pada urutan kedua setelah PDIP. Elektabilitas Ketum AHY sendiri mencapai 8,8 persen, menempatkan AHY sebagai satu-satunya tokoh yang bukan pejabat publik yang masuk empat besar kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi.(jpg)