PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kota Pekanbaru dalam waktu dekat akan memiliki sekolah ramah anak untuk tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pertama di Indonesia, program ini bertujuan agar anak terutama yang berkebutuhan khusus tak merasa dibedakan.
Kepala Bidang PAUD dan PNF Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Reni Bafita SSos MSi kepada Riaupos.co, Rabu (25/5/2022) memaparkan, program sekolah ramah anak merupakan salah satu program yang ditaja Disdik Pekanbaru bersama Pusat Pengembangan dan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (P4TKTPLB) di Bandung. Ini untuk tingkat TK, TPA hingga kelompok bermain yang ada dibawa PAUD.
"Kita sudah sosialisasi membangun komitmen bersama," kata dia.
Diuraikan Reni, program sekolah ramah anak di Pekanbaru diinisiasi atas dasar adanya beberapa temuan bahwa banyak anak yang memerlukan perhatian lebih.
"Khususnya anak berkebutuhan khusus atau anak inklusi. Atas dasar itu disdik menjalin koordinasi dengan P4TKTKPLB selaku dari kemendikbud untuk pelatihan tenaga pendidik," jelasnya.
P4TKTKPLB yang menerima koordinasi dari Disdik Pekanbaru terkait program apa yang bisa dijalankan menyampaikan program sekolah ramah anak.
"Belum ada yang melaksanakan di Indonesia. Jadi kita Pekanbaru berani mengambil dan jadi yang pertama. Jadi pilot project untuk tingkat PAUD," ungkapnya.
Tujuan sekolah ramah anak adalah membentuk dan mengembangkan mindset serta karakter, tenaga kependidikan dan orang tua.
"Semua anak itu punya keistimewaan masing-masing, tidak ada yang membedakan. Mindset itu yang kita bangun. Jadi program sekolah ramah anak ini menyamakan kurikulum dan persepsi bahwa semua anak memiliki keistimewaan. Kitab sudah dapat sosialisasi dari kementerian," tuturnya.
Perbedaan sekolah ramah anak dengan sekolah biasa lanjut Reni adalah dari segi pendidikan dan kurikulum.
"Jadi setiap guru tenaga pendidikan, dan warga sekolah lainya bersama bahu membahu menciptakan rasa aman bagi anak-anak di sekolah. Contohnya anak yang berkebutuhan khusus ada kurikulum sendiri cara pengajaran nya oleh guru nya. Guru dan kepala sekolah berpedan aktif menciptakan inovasi. Di sekolah ramah anak akan nampak Kemudian orang tua juga terlibat. Sekolah tidak membeda-bedakan. Sasaran kita di sekolah yang ada anak inklusi nya," urainya.
Untuk tahap awal, akan ada 12 sekolah yang direncanakan menerapkan program ini. Sekolah-sekolah itu negeri dan swasta yang tersebar di Kecamatan-kecamatan di Pekanbaru.
"Untuk tahap awal tim sekolah ramah anak dari P4TKTKPLB sudah melakukan peninjauan ke 12 sekolah. Nah ini kita bangun sosialisasi dan komitmen bersama. Setelah itu, bersama orang tua. Diharapkan tahun ajaran baru nanti sudah bisa diterapkan," ujarnya.
Laporan: M Ali Nurman (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra