Rabu, 9 April 2025

Mencari Pejabat Berkarakter dan Berjati Diri

Pemerintah Provinsi Riau telah membuka pendaftaran seleksi terbuka (asesmen) untuk mengisi jabatan tinggi madya atau calon sekretaris daerah provinsi (Sekdaprov). Pendaftaran dibuka tanggal 5 sampai dengan 9 April 2021, terbuka untuk pegawai negeri sipil di Indonesia baik yang ada di pusat mau pun di daerah.

Bagi ASN yang memenuhi persyaratan untuk ikut mendaftar sudah termasuk orang-orang pilihan, mengingat persyaratan yang ditetapkan oleh panitia seleksi sangat ketat. Ketatnya persyaratan tersebut mengindikasikan bahwa Pemerintah Provinsi Riau benar-benar ingin mencari calon pejabat yang berjati diri, berkarakter dan memiliki integritas yang tidak diragukan lagi dalam bidang pekerjaannya, sehingga mampu berperan sebagai garda terdepan dalam mewujudkan impian visi dan misi Pemerintah Provinsi Riau ke depan.

Bagi panitia seleksi yang telah diamanahkan untuk melakukan proses rekrutmen calon Sekdaprov merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan  dan menegangkan.  Belum lagi adanya  kesan dari masyarakat bahwa proses asesmen hanya semacam sandiwara, sekadar memenuhi ketentuan undang-undang dan peraturan yang di persyaratkan; mengingat sejatinya pejabat yang akan diangkat sudah berada digenggaman pemegang kendali kekuasaan.

Pro dan kontrapun bermunculan bahkan menjadi bahan perdebatan  tentang objektivitas proses rekrutmen pejabat publik. Banyak yang menduga bahwa yang akan duduk sebagai pejabat adalah mereka yang  memiliki kedekatan dengan pemegang kekuasaan. Hipotesis tersebut sepertinya sudah teruji dari pengalaman-pengalaman masa lalu saat pemerintah merekrut calon pejabat  publik baik untuk level pejabat eselon II maupun eselon III. Proses rekrutmen belum dimulai, namun masyarakat dan juga kalangan ASN sudah menduga bahwa yang akan menduduki jabatan strategis adalah si A, B,  C dan seterusnya.

Baca Juga:  Muflihun, Ode untuk Pekanbaru

Ternyata hipotesis masyarakat benar, setelah dilakukan asesmen ternyata memang si A,B dan C yang lolos menduduki jabatan strategis seperti yang dihipotesiskan sebelumnya.  Begitu gong ditabuh, peluit dibunyikan dan SK pun dibacakan tentang nama pejabat yang terpilih pada posisi baru.  Artinya hipotesis yang dibuat masyarakat  terbukti kebenaranya. Kita semua berharap Semoga asumsi dan hipotesis masyarakat tersebut diatas tidak berlaku untuk proses rekrutmen calon Sekdaprov.

Proses seleksi pejabat publik apapun levelnya selalu menuai kritik dan menimbulkan kontradiksi dari masyarakat awam dan juga dari kalangan ASN itu sendiri. Ada yang mempertanyakan Siapa dibawa siapa? Dan siapa membawa siapa, serta dari mana mereka berasal. Apakah mereka benar-benar memiliki kapabilitas? Bagaimana latar belakang dan sepak terjang mereka selama ini ? adakah mereka memiliki kedekatan khusus dengan penguasa? Adakah unsur balas budi dari suksesi masa lalu? Adakah intervensi dari pihak-pihak tertentu sehingga mereka sukses menduduki satu jabatan tertentu .

Baca Juga:  Meningkatkan Peran Rakyat dalam Pembangunan

Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan hal yang wajar, bahwa setiap pengambilan keputusan stratejik  membawa konsekuensi logis terhadap  pihak-pihak yang terkena efek dari pengambilan keputusan tersebut. Yang pasti mereka yang lolos terpilih sebagai pejabat adalah orang pilihan yang telah melewati tahapan dan proses seleksi yang cukup ketat, dan dinilai memiliki jati diri serta memiliki karakter yang kuat. Tanda-tanda Pejabat yang memiliki jati diri tercermin dari beberapa kriteria sebagai berikut: Mereka dinilai memiliki kemampuan menterjemahkan visi dan misi organisasi. Mereka bukan orang yang pandainya hanya ngomong, tetapi hasil karya nyata dalam bentuk prestasi kerja. Mereka terpilih bukan sebagai pejabat karbitan, dan bukan pejabat orderan, melainkan sebagai pejabat yang bersih dari segala urusan dan kepentingan politik praktis. Mereka terpilih tidak dilahirkan dari sebuah hubungan gelap antara kepentingan individu dengan kepentingan pemegang kekuasaan.

Mereka terpilih bukan disebabkan karena berada dalam lingkaran orang-orang yang "disenangi yang  setia "menemani" ke mana pun pemimpin pergi, akan tetapi mereka hadir dan berasal dari lingkaran orang-orang yang kreatif dan inovatif .***

Pemerintah Provinsi Riau telah membuka pendaftaran seleksi terbuka (asesmen) untuk mengisi jabatan tinggi madya atau calon sekretaris daerah provinsi (Sekdaprov). Pendaftaran dibuka tanggal 5 sampai dengan 9 April 2021, terbuka untuk pegawai negeri sipil di Indonesia baik yang ada di pusat mau pun di daerah.

Bagi ASN yang memenuhi persyaratan untuk ikut mendaftar sudah termasuk orang-orang pilihan, mengingat persyaratan yang ditetapkan oleh panitia seleksi sangat ketat. Ketatnya persyaratan tersebut mengindikasikan bahwa Pemerintah Provinsi Riau benar-benar ingin mencari calon pejabat yang berjati diri, berkarakter dan memiliki integritas yang tidak diragukan lagi dalam bidang pekerjaannya, sehingga mampu berperan sebagai garda terdepan dalam mewujudkan impian visi dan misi Pemerintah Provinsi Riau ke depan.

Bagi panitia seleksi yang telah diamanahkan untuk melakukan proses rekrutmen calon Sekdaprov merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan  dan menegangkan.  Belum lagi adanya  kesan dari masyarakat bahwa proses asesmen hanya semacam sandiwara, sekadar memenuhi ketentuan undang-undang dan peraturan yang di persyaratkan; mengingat sejatinya pejabat yang akan diangkat sudah berada digenggaman pemegang kendali kekuasaan.

Pro dan kontrapun bermunculan bahkan menjadi bahan perdebatan  tentang objektivitas proses rekrutmen pejabat publik. Banyak yang menduga bahwa yang akan duduk sebagai pejabat adalah mereka yang  memiliki kedekatan dengan pemegang kekuasaan. Hipotesis tersebut sepertinya sudah teruji dari pengalaman-pengalaman masa lalu saat pemerintah merekrut calon pejabat  publik baik untuk level pejabat eselon II maupun eselon III. Proses rekrutmen belum dimulai, namun masyarakat dan juga kalangan ASN sudah menduga bahwa yang akan menduduki jabatan strategis adalah si A, B,  C dan seterusnya.

Baca Juga:  Membebaskan Individu Pembakar Hutan

Ternyata hipotesis masyarakat benar, setelah dilakukan asesmen ternyata memang si A,B dan C yang lolos menduduki jabatan strategis seperti yang dihipotesiskan sebelumnya.  Begitu gong ditabuh, peluit dibunyikan dan SK pun dibacakan tentang nama pejabat yang terpilih pada posisi baru.  Artinya hipotesis yang dibuat masyarakat  terbukti kebenaranya. Kita semua berharap Semoga asumsi dan hipotesis masyarakat tersebut diatas tidak berlaku untuk proses rekrutmen calon Sekdaprov.

Proses seleksi pejabat publik apapun levelnya selalu menuai kritik dan menimbulkan kontradiksi dari masyarakat awam dan juga dari kalangan ASN itu sendiri. Ada yang mempertanyakan Siapa dibawa siapa? Dan siapa membawa siapa, serta dari mana mereka berasal. Apakah mereka benar-benar memiliki kapabilitas? Bagaimana latar belakang dan sepak terjang mereka selama ini ? adakah mereka memiliki kedekatan khusus dengan penguasa? Adakah unsur balas budi dari suksesi masa lalu? Adakah intervensi dari pihak-pihak tertentu sehingga mereka sukses menduduki satu jabatan tertentu .

Baca Juga:  Mengimplementasikan Nilai Sumpah Pemuda Dalam Membentuk Karakter Pemuda

Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan hal yang wajar, bahwa setiap pengambilan keputusan stratejik  membawa konsekuensi logis terhadap  pihak-pihak yang terkena efek dari pengambilan keputusan tersebut. Yang pasti mereka yang lolos terpilih sebagai pejabat adalah orang pilihan yang telah melewati tahapan dan proses seleksi yang cukup ketat, dan dinilai memiliki jati diri serta memiliki karakter yang kuat. Tanda-tanda Pejabat yang memiliki jati diri tercermin dari beberapa kriteria sebagai berikut: Mereka dinilai memiliki kemampuan menterjemahkan visi dan misi organisasi. Mereka bukan orang yang pandainya hanya ngomong, tetapi hasil karya nyata dalam bentuk prestasi kerja. Mereka terpilih bukan sebagai pejabat karbitan, dan bukan pejabat orderan, melainkan sebagai pejabat yang bersih dari segala urusan dan kepentingan politik praktis. Mereka terpilih tidak dilahirkan dari sebuah hubungan gelap antara kepentingan individu dengan kepentingan pemegang kekuasaan.

Mereka terpilih bukan disebabkan karena berada dalam lingkaran orang-orang yang "disenangi yang  setia "menemani" ke mana pun pemimpin pergi, akan tetapi mereka hadir dan berasal dari lingkaran orang-orang yang kreatif dan inovatif .***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Mencari Pejabat Berkarakter dan Berjati Diri

Pemerintah Provinsi Riau telah membuka pendaftaran seleksi terbuka (asesmen) untuk mengisi jabatan tinggi madya atau calon sekretaris daerah provinsi (Sekdaprov). Pendaftaran dibuka tanggal 5 sampai dengan 9 April 2021, terbuka untuk pegawai negeri sipil di Indonesia baik yang ada di pusat mau pun di daerah.

Bagi ASN yang memenuhi persyaratan untuk ikut mendaftar sudah termasuk orang-orang pilihan, mengingat persyaratan yang ditetapkan oleh panitia seleksi sangat ketat. Ketatnya persyaratan tersebut mengindikasikan bahwa Pemerintah Provinsi Riau benar-benar ingin mencari calon pejabat yang berjati diri, berkarakter dan memiliki integritas yang tidak diragukan lagi dalam bidang pekerjaannya, sehingga mampu berperan sebagai garda terdepan dalam mewujudkan impian visi dan misi Pemerintah Provinsi Riau ke depan.

Bagi panitia seleksi yang telah diamanahkan untuk melakukan proses rekrutmen calon Sekdaprov merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan  dan menegangkan.  Belum lagi adanya  kesan dari masyarakat bahwa proses asesmen hanya semacam sandiwara, sekadar memenuhi ketentuan undang-undang dan peraturan yang di persyaratkan; mengingat sejatinya pejabat yang akan diangkat sudah berada digenggaman pemegang kendali kekuasaan.

Pro dan kontrapun bermunculan bahkan menjadi bahan perdebatan  tentang objektivitas proses rekrutmen pejabat publik. Banyak yang menduga bahwa yang akan duduk sebagai pejabat adalah mereka yang  memiliki kedekatan dengan pemegang kekuasaan. Hipotesis tersebut sepertinya sudah teruji dari pengalaman-pengalaman masa lalu saat pemerintah merekrut calon pejabat  publik baik untuk level pejabat eselon II maupun eselon III. Proses rekrutmen belum dimulai, namun masyarakat dan juga kalangan ASN sudah menduga bahwa yang akan menduduki jabatan strategis adalah si A, B,  C dan seterusnya.

Baca Juga:  Welcome Home Irjen Iqbal

Ternyata hipotesis masyarakat benar, setelah dilakukan asesmen ternyata memang si A,B dan C yang lolos menduduki jabatan strategis seperti yang dihipotesiskan sebelumnya.  Begitu gong ditabuh, peluit dibunyikan dan SK pun dibacakan tentang nama pejabat yang terpilih pada posisi baru.  Artinya hipotesis yang dibuat masyarakat  terbukti kebenaranya. Kita semua berharap Semoga asumsi dan hipotesis masyarakat tersebut diatas tidak berlaku untuk proses rekrutmen calon Sekdaprov.

Proses seleksi pejabat publik apapun levelnya selalu menuai kritik dan menimbulkan kontradiksi dari masyarakat awam dan juga dari kalangan ASN itu sendiri. Ada yang mempertanyakan Siapa dibawa siapa? Dan siapa membawa siapa, serta dari mana mereka berasal. Apakah mereka benar-benar memiliki kapabilitas? Bagaimana latar belakang dan sepak terjang mereka selama ini ? adakah mereka memiliki kedekatan khusus dengan penguasa? Adakah unsur balas budi dari suksesi masa lalu? Adakah intervensi dari pihak-pihak tertentu sehingga mereka sukses menduduki satu jabatan tertentu .

Baca Juga:  Muflihun, Ode untuk Pekanbaru

Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan hal yang wajar, bahwa setiap pengambilan keputusan stratejik  membawa konsekuensi logis terhadap  pihak-pihak yang terkena efek dari pengambilan keputusan tersebut. Yang pasti mereka yang lolos terpilih sebagai pejabat adalah orang pilihan yang telah melewati tahapan dan proses seleksi yang cukup ketat, dan dinilai memiliki jati diri serta memiliki karakter yang kuat. Tanda-tanda Pejabat yang memiliki jati diri tercermin dari beberapa kriteria sebagai berikut: Mereka dinilai memiliki kemampuan menterjemahkan visi dan misi organisasi. Mereka bukan orang yang pandainya hanya ngomong, tetapi hasil karya nyata dalam bentuk prestasi kerja. Mereka terpilih bukan sebagai pejabat karbitan, dan bukan pejabat orderan, melainkan sebagai pejabat yang bersih dari segala urusan dan kepentingan politik praktis. Mereka terpilih tidak dilahirkan dari sebuah hubungan gelap antara kepentingan individu dengan kepentingan pemegang kekuasaan.

Mereka terpilih bukan disebabkan karena berada dalam lingkaran orang-orang yang "disenangi yang  setia "menemani" ke mana pun pemimpin pergi, akan tetapi mereka hadir dan berasal dari lingkaran orang-orang yang kreatif dan inovatif .***

Pemerintah Provinsi Riau telah membuka pendaftaran seleksi terbuka (asesmen) untuk mengisi jabatan tinggi madya atau calon sekretaris daerah provinsi (Sekdaprov). Pendaftaran dibuka tanggal 5 sampai dengan 9 April 2021, terbuka untuk pegawai negeri sipil di Indonesia baik yang ada di pusat mau pun di daerah.

Bagi ASN yang memenuhi persyaratan untuk ikut mendaftar sudah termasuk orang-orang pilihan, mengingat persyaratan yang ditetapkan oleh panitia seleksi sangat ketat. Ketatnya persyaratan tersebut mengindikasikan bahwa Pemerintah Provinsi Riau benar-benar ingin mencari calon pejabat yang berjati diri, berkarakter dan memiliki integritas yang tidak diragukan lagi dalam bidang pekerjaannya, sehingga mampu berperan sebagai garda terdepan dalam mewujudkan impian visi dan misi Pemerintah Provinsi Riau ke depan.

Bagi panitia seleksi yang telah diamanahkan untuk melakukan proses rekrutmen calon Sekdaprov merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan  dan menegangkan.  Belum lagi adanya  kesan dari masyarakat bahwa proses asesmen hanya semacam sandiwara, sekadar memenuhi ketentuan undang-undang dan peraturan yang di persyaratkan; mengingat sejatinya pejabat yang akan diangkat sudah berada digenggaman pemegang kendali kekuasaan.

Pro dan kontrapun bermunculan bahkan menjadi bahan perdebatan  tentang objektivitas proses rekrutmen pejabat publik. Banyak yang menduga bahwa yang akan duduk sebagai pejabat adalah mereka yang  memiliki kedekatan dengan pemegang kekuasaan. Hipotesis tersebut sepertinya sudah teruji dari pengalaman-pengalaman masa lalu saat pemerintah merekrut calon pejabat  publik baik untuk level pejabat eselon II maupun eselon III. Proses rekrutmen belum dimulai, namun masyarakat dan juga kalangan ASN sudah menduga bahwa yang akan menduduki jabatan strategis adalah si A, B,  C dan seterusnya.

Baca Juga:  Rakyat Kecil Semakin Sejahtera

Ternyata hipotesis masyarakat benar, setelah dilakukan asesmen ternyata memang si A,B dan C yang lolos menduduki jabatan strategis seperti yang dihipotesiskan sebelumnya.  Begitu gong ditabuh, peluit dibunyikan dan SK pun dibacakan tentang nama pejabat yang terpilih pada posisi baru.  Artinya hipotesis yang dibuat masyarakat  terbukti kebenaranya. Kita semua berharap Semoga asumsi dan hipotesis masyarakat tersebut diatas tidak berlaku untuk proses rekrutmen calon Sekdaprov.

Proses seleksi pejabat publik apapun levelnya selalu menuai kritik dan menimbulkan kontradiksi dari masyarakat awam dan juga dari kalangan ASN itu sendiri. Ada yang mempertanyakan Siapa dibawa siapa? Dan siapa membawa siapa, serta dari mana mereka berasal. Apakah mereka benar-benar memiliki kapabilitas? Bagaimana latar belakang dan sepak terjang mereka selama ini ? adakah mereka memiliki kedekatan khusus dengan penguasa? Adakah unsur balas budi dari suksesi masa lalu? Adakah intervensi dari pihak-pihak tertentu sehingga mereka sukses menduduki satu jabatan tertentu .

Baca Juga:  Virus Corona Tanggung Jawab Bersama

Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan hal yang wajar, bahwa setiap pengambilan keputusan stratejik  membawa konsekuensi logis terhadap  pihak-pihak yang terkena efek dari pengambilan keputusan tersebut. Yang pasti mereka yang lolos terpilih sebagai pejabat adalah orang pilihan yang telah melewati tahapan dan proses seleksi yang cukup ketat, dan dinilai memiliki jati diri serta memiliki karakter yang kuat. Tanda-tanda Pejabat yang memiliki jati diri tercermin dari beberapa kriteria sebagai berikut: Mereka dinilai memiliki kemampuan menterjemahkan visi dan misi organisasi. Mereka bukan orang yang pandainya hanya ngomong, tetapi hasil karya nyata dalam bentuk prestasi kerja. Mereka terpilih bukan sebagai pejabat karbitan, dan bukan pejabat orderan, melainkan sebagai pejabat yang bersih dari segala urusan dan kepentingan politik praktis. Mereka terpilih tidak dilahirkan dari sebuah hubungan gelap antara kepentingan individu dengan kepentingan pemegang kekuasaan.

Mereka terpilih bukan disebabkan karena berada dalam lingkaran orang-orang yang "disenangi yang  setia "menemani" ke mana pun pemimpin pergi, akan tetapi mereka hadir dan berasal dari lingkaran orang-orang yang kreatif dan inovatif .***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari