Sosialisasi dan edukasi tentang dampak dan bahaya pemanasan global terhadap kelangsungan hidup bumi sejauh ini masih kurang disampaikan ke masyarakat. Fokus selama ini yang disuarakan oleh pemerhati lingkungan adalah menyuarakan keprihatinannya kepada pemerintah dan pengusaha. Masyarakat dalam issu pemanasan global diposisikan sebagai penerima dampak negatif dari perubahan iklim akibat pemasanasan global tersebut. Akibatnya kita sebagai masyarakat merasa tidak perlu berperan aktif melakukan tindakan pencegahannya. Padahal peran serta masyarakat sangat signifikan memengaruhi perubahan.
Padahal kita mencemari lingkungan setiap hari dan diikuti juga oleh jutaan masyarakat lainnya sehingga bila diakumulasikan akan menghasilkan pencemaran lingkungan yang cukup signifikan. Artinya, jika aksi dilakukan secara bersama-sama maka akan berdampak besar terhadap kondisi lingkungan.
Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kondisi meningkatnya suhu bumi akibat tidak terjadinya sirkulasi panas cahaya matahari karena terhambat oleh bahan-bahan polusi di atmosfir. Panas matahari yang ketika sampai ke bumi seharusnya dipantulkan kembali ke angkasa, namun tidak dapat terjadi karena dihambat oleh kumpulan polusi tersebut. Akibatnya, panas matahari kembali ke permukaan bumi sehingga suhu bumi menjadi semakin panas. Kondisi ini yang disebut dengan pemanasan global.
Dampak pemanasan global yang sekarang sudah terjadi di antaranya; mencairnya gletser di daerah kutub, sehingga menaikkan permukaan air laut dan mengancam menenggelamkan pulau-pulau, perubahan iklim, meningkat dan meluasnya kekeringan, meluasnya penyakit, meningkatnya frekuensi badai, memengaruhi hasil kualitas dan kuantitas pertanian, gelombang panas, periode musim yang lebih panjang atau pendek, rusaknya ekosistem laut, rusaknya rantai makanan di dalam ekosistem, meningkatnya wabah penyakit, kepunahan hewan, dan lain-lain. Jika semua bencana ini dirangkum menjadi satu maka sebenarnya bumi sedang menunggu mengalami krisis lingkungan parah akibat ulah manusia.
Selama ini kita merasa dampak dari pemanasan global di atas tidak terjadi di sekitar kita. Padahal secara sederhana beberapa dampak pemanasan global di atas sudah kita rasakan langsung. Misalnya hampir setiap tahun kita dihadapkan pada persoalan bencana alam seperti , banjir, longsor, cuaca panas dan banjir ekstrem, dan berbagai kondisi ketidaknyamanan lainnya. Beberapa tahun lalu mungkin bencana-bencana tersebut tidak terjadi di lingkungan kita. Namun sekarang sudah hadir rutin di lingkungan kita. Selain alih fungsi lahan, curah hujan ekstrem menyebabkan daerah yang selama ini tidak pernah merasakan banjir harus menerima kenyataan mengalami banjir.
Banjir bandang pun juga sering terjadi di tempat yang selama ini dianggap aman dari bencana tersebut. Pemanasan global yang selain diakibatkan oleh pencemaran juga disebabkan oleh perambahan hutan yang menyebabkan hutan tidak mampu menyerap karbon. Dalam arti kata terjadi pelepasan karbon ke atmosfer karena tidak ada lagi hutan yang berfungsi menyerap karbon. Penumpukan karbon yang berubah menjadi CO2 menjadi penyebab utama pemanasan global yang menyebabkan cuaca ekstrem, di antaranya curah hujan ekstrem menghasilkan curah hujan tinggi yang menimbulkan banjir bandang.
Mulailah Peduli dengan Lingkungan
Mengamati fenomena alam di atas, sejenak mari kita mencoba memikirkan untuk berbuat sesuatu untuk perbaikan bumi. Bumi memerlukan bantuan tangan-tangan kecil kita untuk mengatasi bahaya pemanasan global. Mari melembutkan hati kita untuk mulai peduli dengan nasib bumi ini. Beberapa langkah kecil kita dalam upaya menyelamatkan bumi adalah:
Pertama, menanam di halaman rumah atau di lingkungan rumah. Satu pohon mampu menghasilkan 1,2 Kg oksigen per hari. Sementara setiap orang perlu 0,5 kg oksigen per hari. Jadi satu pohon mampu menunjang kehidupan dua orang. Apabila dilakukan aksi satu pohon satu rumah atau seratus pohon untuk satu lingkungan RT secara masif maka akan menyegarkan lingkungan dan menjadi penyerap karbon paling ampuh. Apalagi jika yang ditanam pohon-pohon buah, maka akan semakin bertambah manfaat pohon tersebut bagi lingkungan.
Kedua, tidak membuang sampah sembarangan. Sampah dan sisa makanan yang dibuang secara sembarang selain mengundang penyakit dari kuman dan parasit, pembusukan sampah secara terbuka akan menjadi sumber gas metana. Gas metana akan merusak lapisan ozon bumi. Ozon yang rusak akan menyebabkan sinar ultraviolet dari matahari akan langsung masuk ke bumi tanpa ada penangkis efektif bumi, yaitu ozon. Dampaknya akan mengakibatkan perubahan iklim.
Ketiga, tidak membakar sampah. Perilaku keliru kita dalam memusnahkan sampah dengan cara membakar juga dapat menghasilkan gas rumah kaca. Membakar sampah akan menghasilkan CO2 yang merupakan gas utama yang dihasilkan oleh pembakaran sampah.
Keempat, bijak dalam penggunaan BBM. Selain menghasilkan energi, pembakaran BBM akan melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NO2),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog, dan pemanasan global).
Langkah–langka kecil di atas bisa kita lakukan dengan disertai komitmen yang tinggi untuk menjadikan bumi menjadi lebih baik. Jangan lupa kita mendidik anak-anak kita untuk mencintai alam dengan menjaga lingkungan. Hal yang sederhana adalah melatih untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Selain itu, kita sebagai masyarakat secara kolektif sudah berbuat baik terhadap alam, akan menjadi kekuatan publik untuk membuat para perusak hutan, para pencemar sungai, dan para pelaku industri penghasil polusi udara untuk tidak merusak alam. Perlu disadari, bahwa pemanasan global sudah di sini, di rumah kita, di lingkungan kita.***