SUDNEY (RIAUPOS.CO) — Gelar juara bukan satu-satunya yang diburu para petenis saat terjun di pentas grand slam Australia Terbuka mulai 20 Januari mendatang. Hadiah uang tunai yang melimpah juga menjadi daya tarik kuat.
Apalagi, pihak penyelenggara sudah mengumumkan bahwa tahun ini hadiah uang kembali naik signifikan. Bahkan mencapai rekor terbesar.
"Ini komitmen kami sejak dulu. Yakni, menambah hadiah uang tunai untuk setiap edisi,’’ ucap Craig Tiley, direktur turnamen Australia Terbuka, sebagaimana dilansir situs resmi ATP. ’’Ini juga salah satu bentuk penghargaan kepada pemain," tambahnya.
Peningkatan hadiah uang tunai memang berlaku untuk semua babak. Mulai yang sudah kalah pada babak pertama sampai juara. Total Australia Terbuka tahun ini menyediakan hadiah uang tunai USD 49,5 juta (Rp 689 miliar). Meningkat 13,6 persen dari tahun lalu. Jumlah itu sudah bertambah tiga kali lipat dari hadiah yang disediakan pada 2011.
Petenis yang sudah out pada babak pertama pun masih bisa tersenyum. Untuk sektor tunggal, mereka berhak membawa pulang USD 62 ribu (Rp 863 juta). Jumlah itu meningkat 20 persen dari tahun lalu, sedangkan untuk ganda USD 17 ribu (Rp 236 juta) alias meningkat 19 persen. Bahkan, petenis yang tumbang pada babak pertama kualifikasi masih berhak membawa pulang USD 13.960 (Rp 136 juta).
Sementara itu, untuk juara sektor tunggal, hadiahnya mencapai USD 2,8 juta (Rp 38,9 miliar), sedangkan hadiah untuk juara sektor ganda USD 544 ribu (Rp 7,5 miliar).
Di tengah kabar baik dari panitia itu, pengumuman kurang menyenangkan datang dari wakil Asia. Sehari setelah merayakan ulang tahun ke-30, Kei Nishikori malah berbagi kabar sedih. Petenis Jepang itu kemarin mengumumkan mundur dari ajang grand slam Australia Terbuka lantaran masih dibekap cedera siku kanannya.
Selain mundur dari Australia Terbuka yang start pada 20 Januari nanti, Nishikori dipastikan absen dalam ajang ATP Tour. Turnamen yang mempertandingkan antartim putra internasional tersebut rencananya digelar minggu depan di tiga kota berbeda Australia, yakni Sydney, Perth, dan Brisbane.
Nishikori off dari berbagai kejuaraan sejak September lalu. Atau tepatnya setelah takluk dalam babak ketiga grand slam Amerika Serikat (AS) Terbuka atas petenis Australia Alex de Minaur. Sebulan setelah itu atau pada Oktober (25/10), petenis ranking ke-13 dunia tersebut sempat naik meja operasi untuk memulihkan cedera sikunya itu.
"Ternyata, saya harus menerima kenyataan bahwa kondisi tubuh saya belum siap 100 persen untuk bersaing di level tertinggi,’’ ungkap Nishikori seperti dilansir The New York Times. ’’Ini keputusan yang tidak mudah. Sebab, Australia Terbuka merupakan ajang favorit saya dalam berkompetisi," imbuhnya.
Sampai saat ini, Nishikori masih berpredikat satu-satunya petenis tunggal putra Asia yang pernah merasakan final grand slam. Itu terjadi pada AS Terbuka 2014. Dia juga menjadi satu-satunya petenis putra Jepang yang pernah menembus peringkat lima besar dunia. Yakni, kala bertengger di ranking keempat pada Maret 2015. Sampai saat ini, posisi itu juga menjadi peringkat tertingginya sepanjang karir.
Khusus di Australia Terbuka, Nishikori sudah tampil sembilan kali sepanjang karir. Capaian terbaiknya di grand slam lapangan keras itu adalah perempat finalis hingga empat kali, yakni pada 2012, 2015, 2016, dan 2019.
Keputusan mundur Nishikori tersebut hanya berselang sehari setelah mantan peringkat pertama dunia Andy Murray mengumumkan hal serupa. Petenis asal Skotlandia itu juga harus mengurungkan niat tampil di Melbourne Park tahun ini lantaran masih bermasalah dengan cedera tulang pelvic.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal