"SELAMAT untuk Indonesia," ujar Presiden FIFA Gianni Infantino dalam konferensi pers FIFA Council Meeting di Shanghai, Cina, Kamis (24/10). Indonesia resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, 2021 mendatang. Dengan ini memastikan Garuda Muda (sebutan Timnas U-20) juga akan tampil pada event dua tahunan itu.
Terakhir kali timnas U-20 tampil pada edisi 1979 silam di Jepang. Indonesia tergabung dalam Grup B bersama Argentina, Polandia, dan Yugoslavia. Akhirnya Argentina keluar sebagai kampiun. Lalu Diego Maradona pun dinobatkan sebagai pemain terbaik saat itu. Setelah itu, sepakbola Indonesia tidak banyak berbicara pada ajang internasional. Baru 40 tahun kemudian, Indonesia memastikan diri kembali berlaga.
Proses bidding tersebut berjalan cukup panjang. PSSI resmi mengajukan diri sebagai tuan rumah pada 23 September lalu. Awalnya Indonesia bersaing dengan Peru, Brazil, Myanmar-Thailand, dan Bahrain-Arab Saudi-Uni Emirat Arab. Tetapi Myanmar-Thailand mundur dan mendukung Indonesia. Begitu juga tiga negara Arab yang juga mundur. Terakhir Brazil menarik diri pada bulan lalu. Peru punya nilai minus karena pernah terpilih Piala U-17 2019, tetapi batal, dan digantikan Brazil.
Indonesia menjadi negara Asia ketujuh yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sebelumnya sudah ada Jepang (1979), Arab Saudi (1989), Qatar (1995), Malaysia (1997), Uni Emirat Arab (2003), dan Korea Selatan (2017). Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria dalam rilis resmi PSSI mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberik dukungan. Dia menyebut bahwa ini merupakan momen bersejarah bagi sepakbola Indonesia.
"Alhamdulillah kerja keras kami membuahkan hasil. Presentasi kami dinilai dan diterima dengan baik oleh FIFA. PSSI mengucapkan banyak terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang memberikan dukungan penuh. Apresiasi juga untuk jajaran kementerian terkait dan kepala daerah yang berkomitmen membantu PSSI menwujudkan mimpi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2021," ungkapnya.
Untuk meyakinkan FIFA, PSSI mempunyai "senjata" khusus. Selain dukungan dari presiden dan pemerintah daerah, mereka juga menampilkan video presentasi yang menunjukkan Indonesia sebagai negara dengan kultur sepakbola yang kuat. Seperti pada konferensi persnya 22 September lalu, PSSI menawarkan tema Diversity, Unity, Opportunity.
Maksudnya dari tema itu adalah Indonesia memiliki basis suporter yang sangat besar yang berasal dari berbagai macam suku dan daerah. Jika diberi kesempatan menjadi tuan rumah, maka kesempatan itu bisa membuat potensi besar sepakbola di Indonesia. Selain itu kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah event internasional juga menjadi nilai plus. Seperti Asian Games 2018 dan AFC Championships U-19 2018 yang lalu.
"Konsep ini yang menjadi senjata kita," ujar Ratu Tisha saat itu.
PSSI telah mengajukan 10 venue pertandingan. Nantinya akan terpilih enam. Dari semuanya, kekurangan yang paling mendasar adalah standar lapangan untuk latihan. Pada inspeksi FIFA 16-19 September lalu, hampir semua venue belum memiliki lapangan latihan layak. Menurut standar FIFA, satu venue minimal mempunyai lima lapangan untuk latihan. Untuk itu PSSI bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk merenovasi lapangan latihan.
"Untuk pemilihan venue-nya belum ditentukan. Nanti setelah kunjungan delegasi FIFA yang kedua. Mereka yang akan memberi info kepada kami," kata Direktur Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo saat dihubungi kemarin.
Sementara itu Menpora Zainudin Amali menunggu laporan PSSI terkait terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah. Setelah sertijab di Kantor Kemenpora, kemarin, Amali menyempatkan diri melakukan video call dengan Ratu Tisha yang masih berada di Shanghai. (gil/feb/ted)