MONCHENGLADBACH (RIAUPOS.CO) – Managing Director Borussia Monchengladbach, Max Eberl, memberikan prediksi terkait kiprah tim nasional (Timnas) Jerman di Piala Eropa 2020. Eberl mengaku ragu Jerman mampu berbicara banyak di Piala Eropa 2020, lantaran tak memiliki penyerang berkualitas.
Semenjak jadi juara Piala Dunia 2014 Brasil, prestasi Timnas Jerman di kompetisi besar memang mengalami penurunan signifikan. Dalam dua turnamen besar teranyar, yakni Piala Eropa 2016 Prancis dan Piala Dunia 2018 Rusia, Jerman gagal tampil mengesankan.
Di Piala Eropa 2016, Jerman yang berstatus sebagai tim unggulan justru tampil mengecewakan. Jerman hanya mampu mencapai babak semifinal, sebelum akhirnya dikalahkan oleh Prancis dengan skor akhir 0-2.
Sedangkan ketika tampil di Piala Dunia 2018 Rusia, performa Jerman justru lebih mengecewakan. Pasalnya, Manuel Neuer dan kawan-kawan bahkan tidak mampu lolos dari babak penyisihan, termasuk kalah 0-2 dari Korea Selatan yang dilatih pelatih Indonesia saat ini, Shin Tae Yong.
Performa mengecewakan Jerman tersebut juga berlanjut di ajang UEFA Nations League (UNL), yang mana mereka gagal total. Beruntung pada babak kualifikasi Piala Eropa 2020, Jerman mampu tampil lebih baik sehingga lolos ke putaran final.
Meski begitu, banyak yang menaruh keraguan bahwa Der Panzer bakal berbicara banyak di Piala Eropa 2020. Terlebih di dalam skuad yang dibawa Joachim Low ke Piala Eropa 2020, nyaris tidak ada penyerang mumpuni.
Dalam daftar tersebut, Jerman memanggil Timo Werner dan Kevin Volland sebagai calon ujung tombak mereka. Performa kedua pemain tersebut di klubnya masing-masing sendiri tak terlalu mengesankan. Itulah mengapa Eberl tak yakin dengan kiprah Jerman di Piala Eropa 2020.
“Kami tidak memiliki sosok yang biasa disebut sebagai pemain bertipikal No 9 di skuad mereka saat ini. Saya merasa bahwa ini yang membedakan kami dengan negara-negara lain,” jelas Eberl, seperti dikutip dari Bild, Selasa (25/5/2021).
“Anda bisa melihat bahwa Inggris memiliki Harry Kane, Prancis punya Karim Benzema atau Olivier Giroud, sementara Spanyol ada Alvaro Morata. Sementara kami, tidak memiliki pemain-pemain seperti di sana (skuad Jerman, red),” sambung pria berusia 55 tahun itu.
“Apabila melihat komposisi skuad mereka, mungkin kami akan memainkan strategi false nine (dengan menggandalkan Thomas Muller, red). Namun belakangan strategi itu mulai ditinggalkan, apakah kami mampu menjalankan sistem ini dengan baik? Saya sendiri ragu.”
“Dari sejumlah penyerang, mungkin Kevin Volland yang menunjukkan performa lebih baik daripada yang lain. Saya sangat berharap bahwa kami bisa menggandalkan dalam urusan mencetak gol di turnamen ini. Walaupun saya sendiri tak ingin berekspektasi terlalu tinggi kepadanya,” pungkasnya.
Sumber: Bild/News/Sportstimes
Editor: Hary B Koriun