Jumat, 20 September 2024

Lawan PSG di Final, Muenchen Punya Tiga Sinyal Buruk 

LISBON (RIAUPOS.CO) – Secara perkasa, Bayern Muenchen lolos ke final Liga Champions tahun ini. Die Roten menang tiga gol tanpa balas atas wakil Prancis, Olympique Lyon. 

Kemenangan itu seolah menjadi pembalasan apa yang dilakukan Paris St Germain (PSG) terhadap wakil Jerman lainnya, Red Bull Leipzig. PSG sehari sebelumnya juga menang dengan jumlah gol yang sama atas Leipzig. 

Namun, keberhasilan Munchen melaju ke final tersebut membawa sinyal buruk. Mulai dari cedera pemain hingga catatan masa lalu yang pernah dialami raksasa Jerman tersebut dari PSG.

Muenchen melaju ke final Liga Champions, menghadapi Paris Saint-Germain, dengan hasil yang sangat meyakinkan. Tanpa pernah mengalami kekalahan dan mencetak 42 gol dari babak awal.

- Advertisement -

Tim-tim yang dihadapi pada fase grup hingga semifinal pun bukan sembarangan. Manuel Neuer dan kawan-kawan menorehkan kemenangan tandang dan kandang atas Tottenham Hotspur, Olympiakos, dan Red Star Belgrade di fase grup.

Baca Juga:  Persebaya Imbang Lawan Semen Padang

Selanjutnya Chelsea di babak 16 besar, Barcelona di perempatfinal, dan Lyon yang merupakan tim kejutan di semifinal.

- Advertisement -

Muenchen pun memiliki catatan yang baik melawan wakil Prancis di final kejuaraan-kejuaraan Eropa, termasuk mengalahkan St Ettiene di laga puncak Liga Champions yang masih bernama Piala Eropa pada musim 1975/1976 dan ketika menundukkan Bordeaux di final Piala UEFA 1995/1996.

Namun, ada beberapa catatan negatif yang menyertai langkah Die Roten ke final Liga Champions.

Yang pertama adalah cedera otot yang dialami Jerome Boateng bisa mengurangi keandalan lini belakang anak asuh Hansi Flick.

Jika Boateng cedera ada beberapa pemain yang bisa ditempatkan di tengah, tetapi Niklas Sule dan Benjamin Pavard yang tergolong baru sembuh dari cedera cukup riskan menghadapi kecepatan Neymar dan Kylian Mbappe.

Baca Juga:  MU Restui Ronaldo jika Ingin Pergi

Kedua, kemenangan beruntun hingga ke final Liga Champions bukan kali ini saja dibukukan sebuah tim. Sebelum Bayern, AC Milan pernah melakukannya pada musim 1992/1993.

Tampil sebagai unggulan dan melaju meyakinkan hingga ke final, Milan justru kalah 0-1 dari Olympique Marseille di partai puncak.

Ketiga, Bayern memiliki catatan buruk melawan PSG. Dari delapan pertemuan, Bayern hanya menang tiga kali dan selebihnya kalah.

Pertemuan terakhir Bayern dan PSG di Liga Champions terjadi pada musim 2017/2018 di fase grup. Dalam pertandingan di Paris, PSG menang 3-0 dan Bayern membalas dengan skor 3-1 di Munchen.

Sumber: UEFA.com/CNN/Soccerway
Editor: Hary B Koriun
 

LISBON (RIAUPOS.CO) – Secara perkasa, Bayern Muenchen lolos ke final Liga Champions tahun ini. Die Roten menang tiga gol tanpa balas atas wakil Prancis, Olympique Lyon. 

Kemenangan itu seolah menjadi pembalasan apa yang dilakukan Paris St Germain (PSG) terhadap wakil Jerman lainnya, Red Bull Leipzig. PSG sehari sebelumnya juga menang dengan jumlah gol yang sama atas Leipzig. 

Namun, keberhasilan Munchen melaju ke final tersebut membawa sinyal buruk. Mulai dari cedera pemain hingga catatan masa lalu yang pernah dialami raksasa Jerman tersebut dari PSG.

Muenchen melaju ke final Liga Champions, menghadapi Paris Saint-Germain, dengan hasil yang sangat meyakinkan. Tanpa pernah mengalami kekalahan dan mencetak 42 gol dari babak awal.

Tim-tim yang dihadapi pada fase grup hingga semifinal pun bukan sembarangan. Manuel Neuer dan kawan-kawan menorehkan kemenangan tandang dan kandang atas Tottenham Hotspur, Olympiakos, dan Red Star Belgrade di fase grup.

Baca Juga:  Kata Stoner, Rossi Kini Menyedihkan dan Kehilangan Standar Balapan

Selanjutnya Chelsea di babak 16 besar, Barcelona di perempatfinal, dan Lyon yang merupakan tim kejutan di semifinal.

Muenchen pun memiliki catatan yang baik melawan wakil Prancis di final kejuaraan-kejuaraan Eropa, termasuk mengalahkan St Ettiene di laga puncak Liga Champions yang masih bernama Piala Eropa pada musim 1975/1976 dan ketika menundukkan Bordeaux di final Piala UEFA 1995/1996.

Namun, ada beberapa catatan negatif yang menyertai langkah Die Roten ke final Liga Champions.

Yang pertama adalah cedera otot yang dialami Jerome Boateng bisa mengurangi keandalan lini belakang anak asuh Hansi Flick.

Jika Boateng cedera ada beberapa pemain yang bisa ditempatkan di tengah, tetapi Niklas Sule dan Benjamin Pavard yang tergolong baru sembuh dari cedera cukup riskan menghadapi kecepatan Neymar dan Kylian Mbappe.

Baca Juga:  Atlet Pentaque Lolos ke Pra-PON

Kedua, kemenangan beruntun hingga ke final Liga Champions bukan kali ini saja dibukukan sebuah tim. Sebelum Bayern, AC Milan pernah melakukannya pada musim 1992/1993.

Tampil sebagai unggulan dan melaju meyakinkan hingga ke final, Milan justru kalah 0-1 dari Olympique Marseille di partai puncak.

Ketiga, Bayern memiliki catatan buruk melawan PSG. Dari delapan pertemuan, Bayern hanya menang tiga kali dan selebihnya kalah.

Pertemuan terakhir Bayern dan PSG di Liga Champions terjadi pada musim 2017/2018 di fase grup. Dalam pertandingan di Paris, PSG menang 3-0 dan Bayern membalas dengan skor 3-1 di Munchen.

Sumber: UEFA.com/CNN/Soccerway
Editor: Hary B Koriun
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari