Minggu, 13 April 2025

Medali Emas Lepas, Perunggu pun Berat

NAM DINH (RIAUPOS.CO) – Sudah jatuh, tertimpa tangga. Ya, itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan hasil yang didapat tim nasional Indonesia saat bertemu Thailand dalam partai semifinal cabang olahraga (cabor) sepakbola SEA Games 2021 Vietnam di Thien Truong Stadium, Nam Dinh, Kamis (19/5).

Dalam pertandingan tersebut, Indonesia tidak hanya kalah. Skuad Garuda juga mendapat tiga kartu merah.

Masing-masing pemain yang diusir wasit adalah Firza Andika, Rachmat Irianto, dan Ricky Kambuaya. Ketiganya diusir wasit Yahya Ali MH Almulla karena terlibat friksi dengan para pemain Thailand. Sebelum ketiganya dikartu merah, wasit asal Uni Emirat Arab itu lebih dulu mengusir pemain Thailand William Gabriel Weidersjoe.

Pelatih Indonesia Shin Tae-yong (STY) tidak dapat menutupi kekecewaan saat memasuki ruangan konferensi pers di Thien Truong Stadium. Pertama, dia kecewa Indonesia selalu sulit mengembangkan permainan setiap berhadapan dengan tim lebih kuat. Sebelum ini, hal serupa terjadi saat Indonesia bertemu Vietnam dalam pertandingan pertama Grup A.

Baca Juga:  PSPS Lesatkan Gol Cepat ke Gawang Babel United

Namun, bedanya, Indonesia kalah telak 0-3 saat bertemu Vietnam. Sementara itu, kemarin sore Indonesia kalah 0-1 oleh Thailand. Gawang Indonesia jebol pada menit ke-94 setelah Weerathep Pomphun memaksimalkan ketidaksempurnaan Alfeandra Dewangga dalam melakukan clearance.  

"Kekalahan ini membuat kami harus melakukan evaluasi. Jika kami mampu bermain seperti biasa, pasti jalannya pertandingan akan lebih baik," tutur pelatih 51 tahun itu.

STY menilai, salah satu penyebab Indonesia kalah oleh Thailand adalah karena sulit mencetak gol. Padahal, Indonesia memiliki beberapa peluang.

"Untuk fisik, saya tidak melihat ada masalah. Sebab, Thailand juga bertanding lebih dari 90 menit. Namun, bedanya, Thailand bisa memanfaatkan peluang untuk membuat gol. Sementara itu, kami punya peluang tapi tidak bisa menciptakan gol," ungkap mantan pemain sekaligus pelatih klub Korea Selatan Seongnam Ilhwa Chunma tersebut.

STY juga menyoroti kartu merah yang diterima Firza, Irianto, dan Kambuaya. Pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu geram karena ketiganya dianggap tidak fair play dalam bertanding. "Saya masih bisa mengerti jika ada pemain yang mendapat kartu kuning atau terkena akumulasi kartu. Tapi, saya tidak bisa menerima karena mereka tidak fair play sehingga dikartu merah. Saya melihat pemain-pemain tersebut tidak punya tanggung jawab sebagai pemain. Sangat disayangkan. Apalagi, banyak pemain kami yang mendapat kartu. Ada juga yang sedang cedera dan belum bisa bergabung dengan timnas," ungkapnya.

Baca Juga:  Schick dan Holes, Bintang Ceko yang Pulangkan Belanda

STY meminta maaf atas kekalahan itu. Hasil tersebut memupuskan target Indonesia untuk meraih medali emas di cabang olahraga sepakbola SEA Games 2021 Vietnam. Saat ini, satu-satunya harapan yang tersisa adalah medali perunggu. Dalam perebutan medali perunggu, Indonesia akan bertemu Malaysia yang tadi malam juga kalah 0-1 oleh Vietnam dalam babak tambahan.

"Namun, jujur saya ragu apakah bisa mempersiapkan tim dengan baik untuk perebutan medali perunggu. Saya akan tetap memberikan yang terbaik," ujarnya.(fiq/c17/ali/jpg)

 

NAM DINH (RIAUPOS.CO) – Sudah jatuh, tertimpa tangga. Ya, itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan hasil yang didapat tim nasional Indonesia saat bertemu Thailand dalam partai semifinal cabang olahraga (cabor) sepakbola SEA Games 2021 Vietnam di Thien Truong Stadium, Nam Dinh, Kamis (19/5).

Dalam pertandingan tersebut, Indonesia tidak hanya kalah. Skuad Garuda juga mendapat tiga kartu merah.

Masing-masing pemain yang diusir wasit adalah Firza Andika, Rachmat Irianto, dan Ricky Kambuaya. Ketiganya diusir wasit Yahya Ali MH Almulla karena terlibat friksi dengan para pemain Thailand. Sebelum ketiganya dikartu merah, wasit asal Uni Emirat Arab itu lebih dulu mengusir pemain Thailand William Gabriel Weidersjoe.

Pelatih Indonesia Shin Tae-yong (STY) tidak dapat menutupi kekecewaan saat memasuki ruangan konferensi pers di Thien Truong Stadium. Pertama, dia kecewa Indonesia selalu sulit mengembangkan permainan setiap berhadapan dengan tim lebih kuat. Sebelum ini, hal serupa terjadi saat Indonesia bertemu Vietnam dalam pertandingan pertama Grup A.

Baca Juga:  Schick dan Holes, Bintang Ceko yang Pulangkan Belanda

Namun, bedanya, Indonesia kalah telak 0-3 saat bertemu Vietnam. Sementara itu, kemarin sore Indonesia kalah 0-1 oleh Thailand. Gawang Indonesia jebol pada menit ke-94 setelah Weerathep Pomphun memaksimalkan ketidaksempurnaan Alfeandra Dewangga dalam melakukan clearance.  

"Kekalahan ini membuat kami harus melakukan evaluasi. Jika kami mampu bermain seperti biasa, pasti jalannya pertandingan akan lebih baik," tutur pelatih 51 tahun itu.

STY menilai, salah satu penyebab Indonesia kalah oleh Thailand adalah karena sulit mencetak gol. Padahal, Indonesia memiliki beberapa peluang.

"Untuk fisik, saya tidak melihat ada masalah. Sebab, Thailand juga bertanding lebih dari 90 menit. Namun, bedanya, Thailand bisa memanfaatkan peluang untuk membuat gol. Sementara itu, kami punya peluang tapi tidak bisa menciptakan gol," ungkap mantan pemain sekaligus pelatih klub Korea Selatan Seongnam Ilhwa Chunma tersebut.

STY juga menyoroti kartu merah yang diterima Firza, Irianto, dan Kambuaya. Pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu geram karena ketiganya dianggap tidak fair play dalam bertanding. "Saya masih bisa mengerti jika ada pemain yang mendapat kartu kuning atau terkena akumulasi kartu. Tapi, saya tidak bisa menerima karena mereka tidak fair play sehingga dikartu merah. Saya melihat pemain-pemain tersebut tidak punya tanggung jawab sebagai pemain. Sangat disayangkan. Apalagi, banyak pemain kami yang mendapat kartu. Ada juga yang sedang cedera dan belum bisa bergabung dengan timnas," ungkapnya.

Baca Juga:  Tentang Penalti, Wasit Mike Dean Dituduh Selalu Rugikan Liverpool

STY meminta maaf atas kekalahan itu. Hasil tersebut memupuskan target Indonesia untuk meraih medali emas di cabang olahraga sepakbola SEA Games 2021 Vietnam. Saat ini, satu-satunya harapan yang tersisa adalah medali perunggu. Dalam perebutan medali perunggu, Indonesia akan bertemu Malaysia yang tadi malam juga kalah 0-1 oleh Vietnam dalam babak tambahan.

"Namun, jujur saya ragu apakah bisa mempersiapkan tim dengan baik untuk perebutan medali perunggu. Saya akan tetap memberikan yang terbaik," ujarnya.(fiq/c17/ali/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Medali Emas Lepas, Perunggu pun Berat

NAM DINH (RIAUPOS.CO) – Sudah jatuh, tertimpa tangga. Ya, itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan hasil yang didapat tim nasional Indonesia saat bertemu Thailand dalam partai semifinal cabang olahraga (cabor) sepakbola SEA Games 2021 Vietnam di Thien Truong Stadium, Nam Dinh, Kamis (19/5).

Dalam pertandingan tersebut, Indonesia tidak hanya kalah. Skuad Garuda juga mendapat tiga kartu merah.

Masing-masing pemain yang diusir wasit adalah Firza Andika, Rachmat Irianto, dan Ricky Kambuaya. Ketiganya diusir wasit Yahya Ali MH Almulla karena terlibat friksi dengan para pemain Thailand. Sebelum ketiganya dikartu merah, wasit asal Uni Emirat Arab itu lebih dulu mengusir pemain Thailand William Gabriel Weidersjoe.

Pelatih Indonesia Shin Tae-yong (STY) tidak dapat menutupi kekecewaan saat memasuki ruangan konferensi pers di Thien Truong Stadium. Pertama, dia kecewa Indonesia selalu sulit mengembangkan permainan setiap berhadapan dengan tim lebih kuat. Sebelum ini, hal serupa terjadi saat Indonesia bertemu Vietnam dalam pertandingan pertama Grup A.

Baca Juga:  Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Namun, bedanya, Indonesia kalah telak 0-3 saat bertemu Vietnam. Sementara itu, kemarin sore Indonesia kalah 0-1 oleh Thailand. Gawang Indonesia jebol pada menit ke-94 setelah Weerathep Pomphun memaksimalkan ketidaksempurnaan Alfeandra Dewangga dalam melakukan clearance.  

"Kekalahan ini membuat kami harus melakukan evaluasi. Jika kami mampu bermain seperti biasa, pasti jalannya pertandingan akan lebih baik," tutur pelatih 51 tahun itu.

STY menilai, salah satu penyebab Indonesia kalah oleh Thailand adalah karena sulit mencetak gol. Padahal, Indonesia memiliki beberapa peluang.

"Untuk fisik, saya tidak melihat ada masalah. Sebab, Thailand juga bertanding lebih dari 90 menit. Namun, bedanya, Thailand bisa memanfaatkan peluang untuk membuat gol. Sementara itu, kami punya peluang tapi tidak bisa menciptakan gol," ungkap mantan pemain sekaligus pelatih klub Korea Selatan Seongnam Ilhwa Chunma tersebut.

STY juga menyoroti kartu merah yang diterima Firza, Irianto, dan Kambuaya. Pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu geram karena ketiganya dianggap tidak fair play dalam bertanding. "Saya masih bisa mengerti jika ada pemain yang mendapat kartu kuning atau terkena akumulasi kartu. Tapi, saya tidak bisa menerima karena mereka tidak fair play sehingga dikartu merah. Saya melihat pemain-pemain tersebut tidak punya tanggung jawab sebagai pemain. Sangat disayangkan. Apalagi, banyak pemain kami yang mendapat kartu. Ada juga yang sedang cedera dan belum bisa bergabung dengan timnas," ungkapnya.

Baca Juga:  Lagi, Spanyol Gagal Menang Setelah Ditahan Polandia

STY meminta maaf atas kekalahan itu. Hasil tersebut memupuskan target Indonesia untuk meraih medali emas di cabang olahraga sepakbola SEA Games 2021 Vietnam. Saat ini, satu-satunya harapan yang tersisa adalah medali perunggu. Dalam perebutan medali perunggu, Indonesia akan bertemu Malaysia yang tadi malam juga kalah 0-1 oleh Vietnam dalam babak tambahan.

"Namun, jujur saya ragu apakah bisa mempersiapkan tim dengan baik untuk perebutan medali perunggu. Saya akan tetap memberikan yang terbaik," ujarnya.(fiq/c17/ali/jpg)

 

NAM DINH (RIAUPOS.CO) – Sudah jatuh, tertimpa tangga. Ya, itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan hasil yang didapat tim nasional Indonesia saat bertemu Thailand dalam partai semifinal cabang olahraga (cabor) sepakbola SEA Games 2021 Vietnam di Thien Truong Stadium, Nam Dinh, Kamis (19/5).

Dalam pertandingan tersebut, Indonesia tidak hanya kalah. Skuad Garuda juga mendapat tiga kartu merah.

Masing-masing pemain yang diusir wasit adalah Firza Andika, Rachmat Irianto, dan Ricky Kambuaya. Ketiganya diusir wasit Yahya Ali MH Almulla karena terlibat friksi dengan para pemain Thailand. Sebelum ketiganya dikartu merah, wasit asal Uni Emirat Arab itu lebih dulu mengusir pemain Thailand William Gabriel Weidersjoe.

Pelatih Indonesia Shin Tae-yong (STY) tidak dapat menutupi kekecewaan saat memasuki ruangan konferensi pers di Thien Truong Stadium. Pertama, dia kecewa Indonesia selalu sulit mengembangkan permainan setiap berhadapan dengan tim lebih kuat. Sebelum ini, hal serupa terjadi saat Indonesia bertemu Vietnam dalam pertandingan pertama Grup A.

Baca Juga:  Juara Bertahan Portugal Gagal Lolos ke Semifinal, Juara Baru Bakal Lahir

Namun, bedanya, Indonesia kalah telak 0-3 saat bertemu Vietnam. Sementara itu, kemarin sore Indonesia kalah 0-1 oleh Thailand. Gawang Indonesia jebol pada menit ke-94 setelah Weerathep Pomphun memaksimalkan ketidaksempurnaan Alfeandra Dewangga dalam melakukan clearance.  

"Kekalahan ini membuat kami harus melakukan evaluasi. Jika kami mampu bermain seperti biasa, pasti jalannya pertandingan akan lebih baik," tutur pelatih 51 tahun itu.

STY menilai, salah satu penyebab Indonesia kalah oleh Thailand adalah karena sulit mencetak gol. Padahal, Indonesia memiliki beberapa peluang.

"Untuk fisik, saya tidak melihat ada masalah. Sebab, Thailand juga bertanding lebih dari 90 menit. Namun, bedanya, Thailand bisa memanfaatkan peluang untuk membuat gol. Sementara itu, kami punya peluang tapi tidak bisa menciptakan gol," ungkap mantan pemain sekaligus pelatih klub Korea Selatan Seongnam Ilhwa Chunma tersebut.

STY juga menyoroti kartu merah yang diterima Firza, Irianto, dan Kambuaya. Pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu geram karena ketiganya dianggap tidak fair play dalam bertanding. "Saya masih bisa mengerti jika ada pemain yang mendapat kartu kuning atau terkena akumulasi kartu. Tapi, saya tidak bisa menerima karena mereka tidak fair play sehingga dikartu merah. Saya melihat pemain-pemain tersebut tidak punya tanggung jawab sebagai pemain. Sangat disayangkan. Apalagi, banyak pemain kami yang mendapat kartu. Ada juga yang sedang cedera dan belum bisa bergabung dengan timnas," ungkapnya.

Baca Juga:  Saatnya Merebut Tiket Olimpiade

STY meminta maaf atas kekalahan itu. Hasil tersebut memupuskan target Indonesia untuk meraih medali emas di cabang olahraga sepakbola SEA Games 2021 Vietnam. Saat ini, satu-satunya harapan yang tersisa adalah medali perunggu. Dalam perebutan medali perunggu, Indonesia akan bertemu Malaysia yang tadi malam juga kalah 0-1 oleh Vietnam dalam babak tambahan.

"Namun, jujur saya ragu apakah bisa mempersiapkan tim dengan baik untuk perebutan medali perunggu. Saya akan tetap memberikan yang terbaik," ujarnya.(fiq/c17/ali/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari