SOLNA (RIAUPOS.CO) — Spanyol kembali mencatat cerita manis para pelatih pengganti saat kualifikasi turnamen mayor. Baik di Euro ataupun Piala Dunia. Kali ini, Robert Moreno yang melakukannya setelah mampu membawa La Furia Roja, julukan Spanyol, lolos ke Euro 2020.
"Takkan ada kandidat pengganti Luis Enrique. Robert (Moreno) yang jadi pelatih (Spanyol) dan kami tak meragukannya," begitulah ucapan Presiden Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF), kepada Marca, setelah memberi kontrak permanen untuk Moreno, 19 Juni lalu. Nah, konfidensi itu pun terbayar kemarin WIB (16/10).
Moreno yang dulu bukan apa-apa lantaran lebih banyak jadi asisten pelatih ketimbang di bench sebagai pelatih utama. Moreno yang dikenal hanya karena selalu menyertai Luis Enrique sejak di AS Roma (2011–2012) dan Barcelona (2014–2017), kini bisa merasakan atmosfer di Euro yang tak pernah didapat Lucho, sapaan akrab Enrique.
Tradisi Spanyol selalu lolos Euro sejak 1996 dilanjutkan setelah Raul Albiol dkk mampu meredam Swedia 1-1, di Friends Arena, Solna. Gol telat Rodrigo Moreno di menit kedua injury time jadi penentunya setelah kebobolan lebih dulu pada menit ke-50 dari Marcus Berg. Spanyol jadi tim keenam yang lolos ke Euro 2020.
"Aku tahu, sejak awal banyak yang meragukanku. Kini, inilah jawabanku," ucap Moreno dalam wawancara kepada El Pais. Entrenador yang berumur 42 tahun itu mengambil kendali di Las Rozas, kamp latihan Spanyol, setelah Enrique memilih mundur per 19 Juni lalu demi untuk menunggui putrinya, Xana, yang tengah melawan kanker tulang. Xana pun akhirnya meninggal dunia dua bulan setelah Enrique meninggalkan jabatannya.
Dari National Stadium Ta’Qali, Malta, Moreno mulai merasakan kursi Enrique dan dapat langsung memberi victory bagi Spanyol. Sebelum menuai dua kali hasil imbang 1-1 di dua laga Grup F kualifikasi Euro 2020 sepekan ini, kontra Norwegia (13/10) dan Swedia kemarin, bulan madu Moreno selalu terjaga dengan memenangi lima laga pertamanya.
Dia mengaku, dari awal sudah banyak suara sumbang didengarnya. "Sedihnya, aku telah mendengar banyak yang ingin nasibku buruk di tim ini. Padahal, itu sama saja dengan ingin tim ini gagal. Ayo, dukung kami karena akulah pelatihnya," sambung pria yang tak pernah sukses di dalam karirnya sebagai pesepak bola itu.
Moreno tetap menyebut Enrique-lah salah satu sosok penting di balik kesuksesannya ini. Sama seperti Rubiales dan Direktur Olahraga RFEF Jose Francisco Molina. "Malam ini, sukses ini aku persembahkan untuk Enrique dan keluarganya. Kerja kerasnya di tim ini sudah jadi satu pondasi kuat bagi tim ini," sebutnya.
Ya, Spanyol di tangan Moreno tak banyak berubah dari saat dipegang Enrique. Terutama dalam laga-laga kualifikasi Euro. Baik dari gaya main dan skema mainnya. "Dia (Moreno) juga sudah mengetahui apa yang kami mau. Seperti malam ini, aku sudah melakukan arahan darinya sebelum gol itu terjadi," ungkap Rodrigo, kepada AS.
Dalam sejarah Spanyol sejak dekade 1990-an Moreno jadi pelatih pengganti ketiga yang sukses melalui fase kualifikasi turnamen mayor. Sebelumnya, sudah ada Jose Antonio Camacho yang mengantar Spanyol ke Euro 2000. Lalu, dalam kualifikasi Piala Dunia, Javier Clemente di tahun 1993 membawa Spanyol ke Piala Dunia 1994. (ren/eca)