JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sepanjang MotoGP musim 2021, pembalap Repsol Honda Marc Marquez tercatat sebagai pembalap paling sering jatuh. Totalnya, bahkan sudah mencapai 18 kali.
Padahal, total balapan yang diikuti juara MotoGP enam kali itu musim ini "hanya" 11 seri. Lantaran absen di dua seri pembuka.
Hal itu terjadi karena Marquez belum bisa menyatukan lagi gaya balapnya yang dulu dengan karakter motor RC213V edisi 2021.
Selain itu, setiap melibas tikungan ke kanan, pembalap 28 tahun itu mengaku masih merasakan nyeri.
Namun, hasil balapan MotoGP Aragon Ahad (12/9) memberikan kebahagiaan bagi fans Marquez. Di race tersebut, Baby Alien – julukan Marquez- mampu menutupi kekurangannya itu.
Karena Sirkuit Aragon memutar berlawanan dengan arah jarum jam. Artinya, trek tersebut didominasi tikungan ke kiri yang menjadi kekuatan Marquez.
Dia pun berhasil finis kedua di belakang pembalap Ducati Francesco Bagnaia. Usai balapan, Marquez membuat pengakuan bahwa dia datang ke sirkuit pada race day dengan rasa takut.
Pasalnya, dua hari sebelumnya dia terus terjatuh. Itu terjadi di sesi latihan bebas Jumat dan Sabtu. "Aku belum bisa membalap dengan gayaku sendiri (yang dulu)," ucap Marquez dilansir Motorsport.
"Setiap aku mencobanya, aku langsung terjatuh. Karena itu, aku butuh mencari gaya membalap yang berbeda," katanya. Gaya membalap Marquez selama ini dikenal sangat agresif.
Kondisi lengan kanannya yang belum pulih benar sepertinya masih membutuhkan waktu untuk bisa menunjang hal itu. Marquez menyebutkan, targetnya saat ini adalah menemukan gaya membalap yang baru.
Selain itu, dia meminta Honda agar terus menyempurnakan motornya agar lebih mudah dikendarai. "(Dengan) gaya membalap baru, tidak berarti aku lebih lambat," ucap Marquez.
"Itu sudah aku buktikan di Austria dan di sini (Aragon, Red)," tambahnya.
Bos tim Honda Alberto Puig sudah memastikan bahwa timnya tidak akan mengubah filosofi pengembangan motor mereka. Apalagi hanya karena kondisi Marquez saat ini belum sembuh benar dari cedera.
Selama ini, Honda mendapat banyak kritik. Sebab, mereka melakukan filosofi pengembangan motor dengan hanya berpatok pada gaya membalap Marquez.
Kini, saat Marquez tidak bisa menggunakan riding style–nya sendiri, performa Honda di MotoGP jadi jeblok. Mereka sejauh ini baru meraih dua podium.
"Tidak akan ada yang berubah (dari filosofi pengembangan motor Honda, Red)," ucap Puig kepada Motorsport.
"Marquez tidak hanya rider terbaik yang pernah dimiliki Honda, tapi juga yang terbaik di dunia," ucap Puig.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi