PARIS (RIAUPOS.CO) – Mauricio Pochettino kembali ke Liga Champions. Kali terakhir Pochettino memberikan kemenangan 4-0 untuk Tottenham Hotspur di kandang Crvena zvezda dalam matchday pemungkas fase grup 2019–2020.
Musim ini, Pochettino tampil bersama Paris Saint-Germain (PSG) dan langsung di babak 16 besar.
Lawannya pun familier bagi pelatih 48 tahun asal Murphy, Argentina, itu. Ya, FC Barcelona notabene adalah rival sekota tim asuhan pertamanya, RCD Espanyol, pada periode 2009 sampai 2012.
Pochettino diklaim memaklumatkan dirinya sebagai anti-Barca dengan tidak akan pernah mau menerima tawaran melatih Barca meski ada kesempatan.
Uniknya, situasi Pochettino bersama PSG saat menyongsong first leg di Camp Nou dini hari nanti (siaran langsung SCTV/Champions TV 2/Vidio pukul 03.00 WIB) sama persis dengan kali terakhir dia memimpin tim asuhannya di sana. Yaitu, ketika Spurs menjalani matchday terakhir fase grup edisi 2018–2019.
Kala itu, Pochettino dan Spurs sukses menahan seri 1-1 Barca lantaran Spurs mampu lepas dari ketergantungan terhadap bomber Harry Kane. Dini hari nanti, Pochettino ditantang untuk membawa Les Parisiens lepas dari dependensi terhadap Neymar Jr.
Pemain dengan biaya transfer termahal dunia (EUR 222 juta atau Rp 3,74 triliun) milik PSG itu harus melewatkan laga reuni di Camp Nou lantaran cedera otot aduktor paha kiri.
Bahkan, Neymar bisa tetap absen dalam second leg di Parc de Princes (11/3) seiring pemulihan pemain Brasil itu butuh waktu setidaknya empat pekan.
Di laman resmi UEFA, Pochettino menyatakan bahwa PSG bisa berbuat sesuatu tanpa Neymar. ’’Saya selalu percaya dengan semua pemain saya. Bersama-sama, mereka bisa melakukan pekerjaan dengan sebaik mungkin dan memetik hasil yang positif,’’ tutur pelatih yang menang 1-0 di Camp Nou semasa menangani Espanyol pada 21 Februari 2009 tersebut.
Sejak menukangi PSG, Pochettino empat kali meracik taktik tanpa Neymar di Ligue 1. Dua kali dia puas atau saat ditahan 1-1 oleh AS Saint-Etienne (7/1) dan mengalahkan Stade Brestois 3-0 (10/1) dalam dua laga pertamanya.
Sementara itu, kontra Nimes Olympique (4/2) dan OGC Nice (14/2), Pochettino secara tersirat menilai bahwa Kylian Mbappe maupun Moise Kean yang bermain di posisi seperti Neymar belum mampu jadi pembeda.
Selain solusi tanpa Neymar, Poche harus mencari cara untuk mencegah streak gol kapten Barca Lionel Messi selama 16 besar Liga Champions di Camp Nou lima musim terakhir tak lagi berlanjut. Termasuk ke gawang PSG dalam remontada 6-1 pada 9 Maret 2017.
Pochettino disebut ingin meniru cara Juventus saat melimitasi permainan La Pulga ketika Barca keok 0-3 dalam matchday pemungkas fase grup Liga Champions musim ini (9/12/2020).
Seperti Pochettino dengan Neymar, entrenador Barca Ronald Koeman dalam pre-match press conference tadi malam (15/2) menyebut bahwa timnya juga bukan Messidependencia.
’’Meski kami berharap Leo (Messi) dalam kondisi terbaiknya, kami pun memiliki antisipasi seandainya dia menjadi ’target’ (dijaga mati-matian sepanjang laga, Red) lawan,’’ tutur Koeman di laman resmi klub.
Sumber : JawaPos.com
Editor : M Ali Nurman