OLAHRARGA (RIAUPOS.CO) — Inggris akan memainkan pertandingan mereka yang ke-1.000 di pentas internasional. Montenegro yang akan jadi lawannya. Laga bersejarah ini pun sifatnya krusial, karena bisa meloloskan Three Lions ke putaran utama EURO 2020.
Inggris akan meladeni Montenegro di Wembley Stadium pada pertandingan ke-7 mereka di Grup A Kualifikasi Euro 2020, Jumat (15/11).
Inggris saat ini memimpin klasemen Grup A dengan 15 poin, diikuti Republik Ceko (12), Kosovo (11), Montenegro (3), dan Bulgaria (3). Inggris cuma perlu hasil imbang lawan Montenegro untuk memastikan kelolosan dengan satu laga tersisa. Di hadapan lawan yang peluangnya sudah tertutup rapat ini, tuan rumah sangat difavoritkan menang.
Pada matchday 2, yang dimainkan 25 Maret 2019, Inggris menang telak 5-1 di kandang Montenegro dan pulang membawa tiga poin. Pasukan Gareth Southgate menang lewat gol-gol Michael Keane, Ross Barkley (2), Harry Kane, dan Raheem Sterling. Satu gol Montenegro di laga itu diciptakan oleh bek sayap kanan Marko Vesovic.
Kali ini, di Wembley, dengan motivasi tinggi di laga ke-1.000, Inggris diyakini mampu kembali mengalahkan Montenegro dan mengunci kelolosan tanpa harus menunggu laga pemungkas kontra Kosovo tiga hari berselang.
Inggris memang takkan diperkuat Sterling, yang di-drop untuk laga ini menyusul perselisihan dengan Joe Gomes pasca-duel Liverpool vs Manchester City. Namun, Southgate masih punya cukup amunisi di lini serang untuk memastikan Three Lions meraup tiga poin di Wembley.
Pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate beberkan alasan keputusannya mencoret nama Raheem Sterling dari skuat Inggris melawan Montenegro.
"Anda harus menemukan cara agar kelompok dapat bergerak maju, dan kami membutuhkan emosi untuk menenangkan diri," kata Southgate.
"Prioritas saya adalah kesejahteraan semua pemain, dan ya keputusan saya adalah untuk tidak memilih Raheem,"ucapnya melanjutkan.
Bos Inggris tersebut mengonfirmasi bahwa kedua pemain itu memang berbicara satu sama lain, namun dirinya bungkam ketika ditanya lebih rinci terkait argumen mereka. "Bukan hak saya untuk membahas rincian insiden karena tidak ada yang diperoleh dari sana, dan kenyataannya bahwa saya juga tidak siap untuk menjelaskan secara rinci tentang kejadian itu," ujar pelatih 49 tahun tersebut.
Dirinya juga membenarkan bagaimana anggota lain di timnas Inggris yang menengahi dan melerai kedua pemain tersebut, salah satunya adalah Jordan Henderson.
"Kami memiliki pemain senior luar biasa yang berperan menyatukan semua orang,"jelas Southgate. "Saya suka semua pemain, kami seperti keluarga dan semua keluarga pasti memiliki perbedaan pendapat," katanya.
"Yang penting bagi keluarga adalah komunikasi dan mengatasi masalah, dan ini merupakan bagian dari pekerjaan," imbuhnya menegaskan.(eca)