Rabu, 18 September 2024

Harus Lebih Stabil di Level Tinggi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Jonatan Christie sukses merebut dua gelar secara beruntun, Selandia Terbuka dan Australian Open. Hal itu membuat peringkatnya naik. Per Selasa lalu (11/6), cowok yang akrab disapa Jojo itu naik satu setrip ke posisi 7. Menggeser rekannya, Anthony Sinisuka Ginting. Meski begitu, menurut Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti, hal itu bukan sesuatu yang istimewa.

Publik tidak boleh lupa. Bahwa dua gelar itu diraih dari turnamen yang berlevel rendah. Super 300. Banyak pemain top 10 yang tidak turun di dua kejuaraan tersebut. Susy menyebut, yang lebih penting bagi Jojo—dan juga Ginting—adalah bermain lebih stabil di tingkat yang lebih tinggi. Hingga bisa mencapai peak performance di Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga:  Juara lewat Gol Dramatis Alexis

‘’Proses kan akan berjalan. Jam terbang, kematangan, keyakinan. Memang ini yang harus dipoles terus. Bagaimana mereka terus konsisten,” jelas Susy kemarin.

Soal konsistensi memang menjadi pekerjaan rumah kedua tunggal putra terbaik Indonesia itu. Konsisten ini bukan berarti selalu juara di setiap turnamen. Tapi bermain lebih stabil sesuai level mereka. Lebih tenang dalam pertandingan, tidak sering membuat kesalahan konyol. Juga tidak kalah dari pemain yang peringkatnya jauh di bawah mereka.

- Advertisement -

Tahun ini, misalnya, Jojo sudah berkali-kali bikin badminton lovers terpukau dengan beberapa kejutan. Misalnya mengalahkan Kento Momota dan Viktor Axelsen di Malaysia Open. Tapi, tak jarang pula dia bikin fans shocked. Lantaran kalah oleh pemain antah berantah. Salah satunya Subhankar Dey, pemain India peringkat 40 dunia, di babak kedua Swiss Open. Satu hal yang diapresiasi Susy, baik Jojo maupun Ginting tidak terpuruk setelah kegagalan di Piala Sudirman 2019. Saat itu, pelatnas memang dihujat oleh para legenda bulutangkis. “Mereka (Jojo dan Ginting) bisa menjawab kritik dengan pembuktian. Sebenarnya mereka mampu. Tinggal keyakinan, keberanian, strategi yang lebih dimatangkan lagi,” kata Susy.

Baca Juga:  Voli Putri Sabet Perunggu

Di sisi lain, pelatih tunggal putra Hendri Saputra melihat persaingan antara Jojo dan Ginting sangat terbuka. Dari segi peringkat, keduanya sama-sama punya peluang lolos ke Olimpiade 2020. Dia juga mengizinkan mereka ‘’saling bunuh’’ di turnamen.(jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Jonatan Christie sukses merebut dua gelar secara beruntun, Selandia Terbuka dan Australian Open. Hal itu membuat peringkatnya naik. Per Selasa lalu (11/6), cowok yang akrab disapa Jojo itu naik satu setrip ke posisi 7. Menggeser rekannya, Anthony Sinisuka Ginting. Meski begitu, menurut Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti, hal itu bukan sesuatu yang istimewa.

Publik tidak boleh lupa. Bahwa dua gelar itu diraih dari turnamen yang berlevel rendah. Super 300. Banyak pemain top 10 yang tidak turun di dua kejuaraan tersebut. Susy menyebut, yang lebih penting bagi Jojo—dan juga Ginting—adalah bermain lebih stabil di tingkat yang lebih tinggi. Hingga bisa mencapai peak performance di Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga:  The Daddies Menang, Indonesia Kirim Dua Ganda Putra ke Semifinal

‘’Proses kan akan berjalan. Jam terbang, kematangan, keyakinan. Memang ini yang harus dipoles terus. Bagaimana mereka terus konsisten,” jelas Susy kemarin.

Soal konsistensi memang menjadi pekerjaan rumah kedua tunggal putra terbaik Indonesia itu. Konsisten ini bukan berarti selalu juara di setiap turnamen. Tapi bermain lebih stabil sesuai level mereka. Lebih tenang dalam pertandingan, tidak sering membuat kesalahan konyol. Juga tidak kalah dari pemain yang peringkatnya jauh di bawah mereka.

Tahun ini, misalnya, Jojo sudah berkali-kali bikin badminton lovers terpukau dengan beberapa kejutan. Misalnya mengalahkan Kento Momota dan Viktor Axelsen di Malaysia Open. Tapi, tak jarang pula dia bikin fans shocked. Lantaran kalah oleh pemain antah berantah. Salah satunya Subhankar Dey, pemain India peringkat 40 dunia, di babak kedua Swiss Open. Satu hal yang diapresiasi Susy, baik Jojo maupun Ginting tidak terpuruk setelah kegagalan di Piala Sudirman 2019. Saat itu, pelatnas memang dihujat oleh para legenda bulutangkis. “Mereka (Jojo dan Ginting) bisa menjawab kritik dengan pembuktian. Sebenarnya mereka mampu. Tinggal keyakinan, keberanian, strategi yang lebih dimatangkan lagi,” kata Susy.

Baca Juga:  Voli Putri Sabet Perunggu

Di sisi lain, pelatih tunggal putra Hendri Saputra melihat persaingan antara Jojo dan Ginting sangat terbuka. Dari segi peringkat, keduanya sama-sama punya peluang lolos ke Olimpiade 2020. Dia juga mengizinkan mereka ‘’saling bunuh’’ di turnamen.(jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari