LISBON (RIAUPOS.CO) – Hanya 3 menit! Ya, hanya dalam waktu 3 menit perjalanan Atalanta sebagai debutan di Liga Champions musim ini resmi berakhir. Atalanta kalah 1-2 dari Paris Saint-Germain (PSG) di babak perempatfinal di Stadion Da Luz, Kamis (13/8/2020) dini hari WIB.
Pada musim ini, Atalanta merupakan debutan di Liga Champions. Klub berjuluk La Dea itu ke Liga Champions usai finis di peringkat ketiga klasemen akhir Liga Italia 2018/2019.
Hasil undian fase grup menempatkan Atalanta bersama Manchester City, Shakhtar Donetsk, dan Dinamo Zagreb di Grup C. Di grup itu Atalanta merupakan non-unggulan, karena menempati pot keempat dalam pengundian.
Meski demikian, tim asuhan Gian Piero Gasperini itu sukses membuat kejutan dan menjadi kejutan di Liga Champions musim ini.
Status Atalanta sebagai non unggulan terlihat dalam dua laga awal usai kalah 0-4 dari Dinamo Zagreb dan 1-2 dari Shakhtar.
Ditambah lagi, Atalanta dihajar Man City 1-5 dalam matchday ketiga. Tiga hasil buruk itu membuat peluang Atalanta ke babak berikutnya nyaris tertutup.
Akan tetapi, kejutan dibuat Atalanta pada laga keempat ketika mengimbangi Man City 1-1. Disusul dengan kemenangan 2-0 atas Dinamo Zagreb dan 3-0 atas Shakhtar.
Dua kemenangan terakhir itu sukses membuat Atalanta mengunci posisi runner-up Grup C menemani Man City. Atalanta mematahkan prediksi, dari tim pecundang menjadi tim yang menyingkirkan dua klub pengalaman di Liga Champions: Shakhtar dan Dinamo Zagreb.
Kejutan Atalanta tidak berhenti di fase grup. Di awal babak gugur, 16 besar, Atalanta tampil impresif dengan dua kali menang atas wakil Spanol, Valencia.
Di leg pertama Valencia dibuat kalah telak 1-4. Sedangkan laga kedua di Mestalla, Atalanta dan kawan-kawan menang 4-3.
Keajaiban Atalanta di Liga Champions nyaris berlanjut ketika melawan PSG. Sampai dengan menit ke-89 Atalanta bisa unggul 1-0 berkat gol Mario Pulisic di menit ke-26.
Hanya saja, solidnya pertahanan Atalanta menahan gempuran bertubi-tubi dari PSG sejak menit awal runtuh di menit-menit akhir.
PSG menyamakan kedudukan di menit ke-90 berkat sontekan Marquinhos yang menerima operan Neymar. Tiga menit berselang, PSG berbalik unggul lewat gol Eric Maxim Choupo-Moting di menit ke-90+3.
Dua gol di gawang Marco Sportiello dalam tiga menit itu menyudahi perjalanan apik Atalanta di Liga Champions musim ini. Mimpi melewati jejak Leicester City, Malaga, Deportivo La Coruna, Lazio, Bayer Leverkusen, hingga Auxerre sebagai tim debutan yang melewati perempatfinal pun kandas.
"PSG bermain menyerang sepanjang pertandingan, tetapi kami mampu bertahan sebelum semuanya terjadi. Pemain kami kelelahan bahkan ketika Remo Freuler cedera hamstring, kami tak bisa berbuat apa-apa karena pergantian sudah habis," ujad Gasperini seperti dilansir Daily Mail.
Kondisi inilah yang dikatakan para pengamat sebagai kesalahan Gasparini karena melakukan pergantian pemain terlalu cepat, bahkan kepada pemain-pemain yang sebenarnya masih layak berada di lapangan. Paling tidak, dia bisa menahan satu pemain sebagai cadangan akhir di akhir-akhir pertandingan.
Namun Gasperini berkelit. Menurutnya, aturan yang boleh menggantikan 5 pemain dalam 3 kesempatan, membuat dirinya kesulitan mengambil keputusan.
"Saat unggul dan pertandingan tinggal 10 menit lagi, hal yang bisa saya lakukan adalah memperkuat pertahanan. Tapi kami tetap harus bangga. Anak-anak sudah berjuang luar biasa hingga batas kemampuan kami," ujarnya lagi.
Gasperini juga bangga karena dengan pemain-pemain bergaji "tak seberapa" bisa membuat klub sebesar PSG, yang bisa menggaji Neymar sendiri sebesar seluruh gaji pemain Antalanta, harus berjuang sampai injury time.
"Sekarang dunia tahu bagaimana Atalanta," ujarnya mengakhiri.
Sumber: Soccerway/CNN/Daily Mail
Editor: Hary B Koriun