MADRID (RIAUPOS.CO) – Taktik pragmatis Atletico Madrid yang diusung Diego Simeone menuntut anak asuhnya memiliki kondisi fisik atau kebugaran prima. Latihan intens saja tentu tidak cukup. Perlu diimbangi perlakuan lain terhadap tubuh berupa menjalani program diet. Misalnya, yang dijalani gelandang versatile Marcos Llorente.
Jebolan akademi Real Madrid itu menjalani program diet ketat sejak membela Los Colchoneros. Llorente hanya dua kali makan dalam sehari. Yang pertama pukul 2 siang, lalu pukul 9 malam. Jadi, tanpa sarapan.
”Sebenarnya aku sudah menjalaninya (diet ketat, red) ketika membela Alaves (dipinjamkan Real pada 2016–2017),” ungkap Llorente kepada ESPN.
Gara-gara diet yang dilakukannya, Llorente mendapat julukan salad dari rekan setimnya. Bersama Atletico, program dietnya berjalan semakin baik dan matang. Dia bisa tetap fit meski hanya sekali makan.
”Setelah mengalahkan (Manchester) United di Old Trafford (second leg 16 Besar Liga Champions), kami langsung makan malam,” ujarnya.
”Setelah itu, kembali ke Madrid dan tiba pukul 6 pagi. Kemudian, aku tidur dan bangun pukul 1 siang. Aku tidak makan lagi hingga makan malam. Artinya, aku hanya sekali makan dalam 24 jam tersebut,” papar Llorente.
Berkat diet pula, Llorente bisa melahap sesi latihan pagi hari dengan baik. Padahal, menu latihan pagi dari Simeone maupun pelatih fisik Oscar ”Profe” Ortega terkenal sangat menguras fisik.
”Diet telah membuat dia menjadi pemain yang bisa bermain di berbagai posisi,” ujar Ortega.
Llorente bisa menempati enam posisi. Yakni, bek kanan, wingback kanan, gelandang bertahan, gelandang, gelandang serang, hingga wide attacker.
Torehan 13 gol dan 12 umpan gol dari 45 laga musim lalu menjadi bukti sahih bahwa Llorente seorang penjelajah sejati.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman