- Advertisement -
LIVERPOOL (RIAUPOS.CO) – Liverpool gagal mempertahankan gelar juara usai disingkirkan Atletico Madrid di leg kedua Liga Champions, Kamis (13/3) dini hari WIB.
Menanggapi ini, pelatih Jurgen Klopp mengaku menerima kekalahan tersebut. Hanya saja, ia heran dengan gaya permainan Atletico. Menurutnya, tim asuhan Diego Simeone tidak memainkan sepakbola yang layak.
- Advertisement -
“Saya sangat senang dengan performa kami. Sangat sulit untuk menghadapi tim seperti ini,” kata Klopp kepada BT Sport.
“Saya tidak mengerti dengan kualitas yang mereka miliki dalam sepakbola yang mereka mainkan. Mereka bisa bermain sepakbola yang layak tetapi mereka bertahan dengan dalam dan melakukan serangan balik.
“Kami menerimanya, tentu saja, tapi rasanya tidak benar malam ini. Saya sadar saya adalah pecundang yang sangat buruk, terutama ketika para pemain bekerja keras melawan pemain-pemain kelas dunia di sisi lain yang bertahan dengan dua baris empat pemain.
- Advertisement -
“Kami tahu dalam dua tahun terakhir kami memiliki beberapa momen keberuntungan di Liga Champions – Anda harus memilikinya untuk mencapai dua final – tetapi hari ini semuanya melawan kami di momen-momen penentuan,” tandasnya.
Sumber: Pojoksatu.id
Editor: E Sulaiman
LIVERPOOL (RIAUPOS.CO) – Liverpool gagal mempertahankan gelar juara usai disingkirkan Atletico Madrid di leg kedua Liga Champions, Kamis (13/3) dini hari WIB.
Menanggapi ini, pelatih Jurgen Klopp mengaku menerima kekalahan tersebut. Hanya saja, ia heran dengan gaya permainan Atletico. Menurutnya, tim asuhan Diego Simeone tidak memainkan sepakbola yang layak.
- Advertisement -
“Saya sangat senang dengan performa kami. Sangat sulit untuk menghadapi tim seperti ini,” kata Klopp kepada BT Sport.
“Saya tidak mengerti dengan kualitas yang mereka miliki dalam sepakbola yang mereka mainkan. Mereka bisa bermain sepakbola yang layak tetapi mereka bertahan dengan dalam dan melakukan serangan balik.
- Advertisement -
“Kami menerimanya, tentu saja, tapi rasanya tidak benar malam ini. Saya sadar saya adalah pecundang yang sangat buruk, terutama ketika para pemain bekerja keras melawan pemain-pemain kelas dunia di sisi lain yang bertahan dengan dua baris empat pemain.
“Kami tahu dalam dua tahun terakhir kami memiliki beberapa momen keberuntungan di Liga Champions – Anda harus memilikinya untuk mencapai dua final – tetapi hari ini semuanya melawan kami di momen-momen penentuan,” tandasnya.
Sumber: Pojoksatu.id
Editor: E Sulaiman