PEKANBARU (RIAUPOS.CO)– Turnamen basket pelajar tingkat nasional, Rajawali Cup III 2025, telah memasuki hari kedua pelaksanaan pada Sabtu (10/5/2025) di GOR Tribuana Pekanbaru. Kompetisi ini terus menyajikan pertandingan-pertandingan menarik yang dinanti para pencinta basket.
Salah satu laga yang mencuri perhatian datang dari duel antara SMAN 1 Pekanbaru melawan SMA Witama. Pertandingan berjalan ketat sejak kuarter pertama. Kedua tim saling mengejar poin hingga menit-menit akhir. Namun, SMA Witama berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor tipis 70-65.
Ketua Pelaksana Rajawali Cup III, Juaris Firdaus, menilai pertandingan ini meskipun merupakan laga antar sekolah lokal, tetap berlangsung dengan tensi tinggi dan permainan atraktif.
“Permainan berlangsung ketat dari awal hingga akhir. Kedua tim menunjukkan karakter yang kuat dan permainan solid. Ini bukti bahwa tim lokal juga memiliki kualitas,” ujarnya.
Juaris juga mengapresiasi peningkatan kualitas tim-tim lokal yang mampu bersaing dengan sekolah dari luar daerah. Di pertandingan lain, tim putri SMA BSI Palembang menghadapi tim tuan rumah SMAN 1 Pekanbaru. Laga berlangsung alot hingga kuarter kedua, namun memasuki kuarter ketiga, tim SMAN 1 mulai tertinggal.
Menurut Juaris, faktor fisik menjadi kendala bagi tim-tim lokal karena belum terbiasa bermain dalam sistem waktu pertandingan bersih seperti yang diterapkan di ajang nasional ini.
“Postur pemain dari SMA BSI lebih unggul. Selain itu, stamina tim lokal terkuras karena tidak terbiasa dengan sistem waktu bersih,” jelasnya.
Meski begitu, ia tetap optimistis bahwa tim-tim lokal masih berpeluang bersaing, seperti harapannya terhadap tim putri Darma Yudha yang mungkin bisa menahan kekuatan dari tim luar daerah.
Rajawali Cup III 2025 masih berada di babak penyisihan hingga Selasa mendatang. Tim-tim yang kalah di hari ini masih memiliki peluang untuk lolos ke semifinal jika berhasil menang di laga berikutnya. Semifinal akan digelar Rabu, sedangkan final akan berlangsung pada Kamis.
Sebagai penyelenggara, Juaris berharap pelatih dan pemain lokal memanfaatkan ajang ini untuk belajar dari tim-tim luar yang memiliki manajemen dan struktur pelatihan lebih baik.
“Ini kesempatan langka karena hanya digelar setahun sekali. Pelatih dan pemain lokal seharusnya datang menyaksikan untuk belajar dan berkembang,” katanya.
Sementara itu, pelatih tim putri SMA BSI Palembang, Coach Tedi, juga mengaku terkesan dengan permainan lawan mereka, SMAN 1 Pekanbaru.
“Tim dari Pekanbaru mainnya bagus dan cepat. Kami sempat kewalahan. Tapi strategi lawan cukup jitu, mereka bisa memecahkan sistem yang kami bawa,” ungkapnya.
Tedi berharap turnamen seperti ini bisa terus digelar secara rutin karena memberikan ruang bagi sekolah-sekolah terbaik di Indonesia untuk bersaing di level nasional.
Laporan Dofi Iskandar, PEKANBARU