Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Si Profesor Kelabui The Godfather

LONDON (RIAUPOS.CO) – Antonio Conte dengan skema tiga bek andalannya kerap membuat pelatih tim lawan kesulitan meredamnya. Skema itu pula yang telah membuat Conte tidak terkalahkan dalam sepuluh laga bersama Tottenham Hotspur di ajang domestik.

Namun, di hadapan pelatih Chelsea Thomas Tuchel kemarin (6/1), Conte dan Spurs dipaksa bertekuk lutut. Dalam first leg semifinal Piala Liga di Stamford Bridge, Spurs menyerah dua gol tanpa balas. 

Kemenangan Chelsea tak lepas dari keputusan Tuchel yang mengubah skema favoritnya. The Blues yang biasanya juga bermain dengan tiga bek (3-4-2-1) tiba-tiba bermain dengan skema standar 4-4-2. Si Profesor –julukan Tuchel, sepertinya, sadar kalau skema tiga bek yang biasa dia mainkan akan mudah dibaca oleh The Godfather –julukan Conte.

Skema 4-4-2 oleh Tuchel membuat Chelsea tidak hanya mengandalkan Romelu Lukaku sebagai striker. Gelandang serang Kai Havertz yang biasa bermain sebagai false nine tampil sejajar dengan Lukaku. 

Hasilnya, Havertz membuka kemenangan The Blues pada menit kelima. Tuan rumah menggandakan keunggulan setelah bek Spurs Ben Davies mencetak gol bunuh diri menit ke-34.

Baca Juga:  Lempar Handuk

Selain mengelabui Conte, Tuchel memainkan skema empat bek dengan dalih minimnya opsi bek tengah. Thiago Silva yang biasanya berdampingan dengan Antonio Ruediger dan kapten tim Cesar Azpilicueta ternyata dinyatakan positif terpapar Covid-19. Alhasil, Ruediger berduet dengan bek muda (22 tahun) asal Prancis, Malang Sarr.

"Beruntung bagi kami (memainkan 4-4-2, red), pemain sangat fokus dengan skema tersebut, berpikiran terbuka, dan menghasilkan permainan yang benar-benar berkualitas,’’ ungkap Tuchel seperti dilansir Daily Mirror. 

Conte sejatinya melakukan reaksi atas perubahan skema main Chelsea. The Godfather juga menjadikan Spurs memainkan skema empat bek (4-2-3-1) setelah memasukkan Tanguy Ndombele di awal babak kedua. Tapi, upaya yang dilakukan Conte gagal mengubah situasi bagi Spurs.

Conte beranggapan, kedalaman skuad Chelsea lebih baik ketimbang timnya. Itu terbukti ketika Tuchel mengubah skema permainan, Chelsea memiliki para pemain yang tepat untuk menjalankannya. 

’’Tim ini (Chelsea, red) aku akui levelnya jauh di atas kami," puji Conte kepada Football London. "Sementara kami juga bermain lebih pasif," sambung pelatih berkebangsaan Italia itu.

Baca Juga:  Marc Marquez Dijagokan Naik Podium di Jerez

Kai dan Azpi Cedera

Kemenangan tuan rumah menghadirkan cedera bagi dua pemainnya. Kai Havertz bermain hanya 45 menit, sementara Cesar Azpilicueta ditarik keluar pada beberapa menit terakhir.

Namun selepas laga Thomas Tuchel tak begitu khawatir soal cedera tersebut. Ia mengatakan bahwa Azpi hanya mengalami kram, sementara Havertz kemungkinan mengalami patah jari. Tapi cedera tersebut seharusnya tak membuat dia sampai absen.

"Saya harap Azpilicueta hanya kram, dia berkata demikian. Jadi semoga dia bisa cepat pulih," ucap Tuchel.

"Kai, saya rasa jarinya patah. Dia bermain dengan rasa sakit pada babak pertama tapi semoga itu tak terlalu serius. Mudah-mudahan itu bukan masalah yang terlalu besar."

Sepertinya Havertz mengalami cedera pada jari kelingkingnya tersebut saat merayakan golnya pada menit ke-5. Tapi dia terus melanjutkan permainan hingga akhirnya diganti pada babak kedua.

Kemungkinan pemain asal Jerman tersebut sepertinya hanya terkilir. Mengingat dia hanya melepas sarung tangannya dan lanjut bermain hingga babak pertama berakhir.(ren/dns/zed)

Laporan JPG, London

LONDON (RIAUPOS.CO) – Antonio Conte dengan skema tiga bek andalannya kerap membuat pelatih tim lawan kesulitan meredamnya. Skema itu pula yang telah membuat Conte tidak terkalahkan dalam sepuluh laga bersama Tottenham Hotspur di ajang domestik.

Namun, di hadapan pelatih Chelsea Thomas Tuchel kemarin (6/1), Conte dan Spurs dipaksa bertekuk lutut. Dalam first leg semifinal Piala Liga di Stamford Bridge, Spurs menyerah dua gol tanpa balas. 

- Advertisement -

Kemenangan Chelsea tak lepas dari keputusan Tuchel yang mengubah skema favoritnya. The Blues yang biasanya juga bermain dengan tiga bek (3-4-2-1) tiba-tiba bermain dengan skema standar 4-4-2. Si Profesor –julukan Tuchel, sepertinya, sadar kalau skema tiga bek yang biasa dia mainkan akan mudah dibaca oleh The Godfather –julukan Conte.

Skema 4-4-2 oleh Tuchel membuat Chelsea tidak hanya mengandalkan Romelu Lukaku sebagai striker. Gelandang serang Kai Havertz yang biasa bermain sebagai false nine tampil sejajar dengan Lukaku. 

- Advertisement -

Hasilnya, Havertz membuka kemenangan The Blues pada menit kelima. Tuan rumah menggandakan keunggulan setelah bek Spurs Ben Davies mencetak gol bunuh diri menit ke-34.

Baca Juga:  Atlet Sepaktakraw Riau Ikut Thai Kings Cup di Bangkok

Selain mengelabui Conte, Tuchel memainkan skema empat bek dengan dalih minimnya opsi bek tengah. Thiago Silva yang biasanya berdampingan dengan Antonio Ruediger dan kapten tim Cesar Azpilicueta ternyata dinyatakan positif terpapar Covid-19. Alhasil, Ruediger berduet dengan bek muda (22 tahun) asal Prancis, Malang Sarr.

"Beruntung bagi kami (memainkan 4-4-2, red), pemain sangat fokus dengan skema tersebut, berpikiran terbuka, dan menghasilkan permainan yang benar-benar berkualitas,’’ ungkap Tuchel seperti dilansir Daily Mirror. 

Conte sejatinya melakukan reaksi atas perubahan skema main Chelsea. The Godfather juga menjadikan Spurs memainkan skema empat bek (4-2-3-1) setelah memasukkan Tanguy Ndombele di awal babak kedua. Tapi, upaya yang dilakukan Conte gagal mengubah situasi bagi Spurs.

Conte beranggapan, kedalaman skuad Chelsea lebih baik ketimbang timnya. Itu terbukti ketika Tuchel mengubah skema permainan, Chelsea memiliki para pemain yang tepat untuk menjalankannya. 

’’Tim ini (Chelsea, red) aku akui levelnya jauh di atas kami," puji Conte kepada Football London. "Sementara kami juga bermain lebih pasif," sambung pelatih berkebangsaan Italia itu.

Baca Juga:  Pelatih Indonesia Sebut Malaysia Lebih Lemah dari Thailand

Kai dan Azpi Cedera

Kemenangan tuan rumah menghadirkan cedera bagi dua pemainnya. Kai Havertz bermain hanya 45 menit, sementara Cesar Azpilicueta ditarik keluar pada beberapa menit terakhir.

Namun selepas laga Thomas Tuchel tak begitu khawatir soal cedera tersebut. Ia mengatakan bahwa Azpi hanya mengalami kram, sementara Havertz kemungkinan mengalami patah jari. Tapi cedera tersebut seharusnya tak membuat dia sampai absen.

"Saya harap Azpilicueta hanya kram, dia berkata demikian. Jadi semoga dia bisa cepat pulih," ucap Tuchel.

"Kai, saya rasa jarinya patah. Dia bermain dengan rasa sakit pada babak pertama tapi semoga itu tak terlalu serius. Mudah-mudahan itu bukan masalah yang terlalu besar."

Sepertinya Havertz mengalami cedera pada jari kelingkingnya tersebut saat merayakan golnya pada menit ke-5. Tapi dia terus melanjutkan permainan hingga akhirnya diganti pada babak kedua.

Kemungkinan pemain asal Jerman tersebut sepertinya hanya terkilir. Mengingat dia hanya melepas sarung tangannya dan lanjut bermain hingga babak pertama berakhir.(ren/dns/zed)

Laporan JPG, London

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari