JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Raja Sapta Oktohari resmi bertugas sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Namun, sesaat setelah menjabat, hal pertama yang dia lakukan adalah membubarkan komite tersebut. Tentu saja itu tidak sungguh-sungguh. KOI diubah namanya menjadi National Olympic Committee atau NOC.
"Jadi hari ini KOI resmi dibubarkan. Semua yang tetap menyebut KOI bakal didenda Rp100 ribu," canda Okto, sapaan akrabnya, dalam serah terima jabatan di gedung FX Sudirman, Jakarta, kemarin.
Tantangan baru Okto sudah menunggu. Antara lain terkait terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, Piala Dunia FIBA 2023, serta World Beach Games 2021. Selain itu, Indonesia sedang bidding untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Tetapi yang paling dekat jelas SEA Games 2019. Soal pesta olahraga Asia Tenggara itu, Okto sudah punya agenda khusus.
Senin mendatang (11/11), NOC bakal mengirim surat kepada seluruh cabor yang akan diberangkatkan ke Filipina. Isinya, meminta cabor untuk menyampaikan ulang target realistis yang bisa diraih dalam ajang dua tahunan itu. Dia ingin mereka benar-benar bertanggung jawab terhadap target yang sudah dipancang sendiri.
"Cabor bertanggung jawab terhadap uang pembinaan prestasi selama pelatnas. Sehingga mereka juga harus bertanggung jawab dengan target-target yang disampaikan," papar Okto. "Jangan sampai karena euforia SEA Games, lalu semua atlet diberangkatin, dengan dalih bisa tiga emas. Tapi ternyata hanya dapat satu emas, lalu menyalahkan NOC. Kami tidak ingin itu terjadi," tegas dia.
Kemenpora dan KOI kepengurusan sebelumnya telah menetapkan target umum untuk SEA Games edisi ke-30 tersebut. Yakni 45 emas. Dengan jumlah itu, diharapkan Indonesia bisa bertengger di peringkat keempat klasemen medali. Indonesia berencana memberangkatkan sekitar 794 atlet. Total kontingen mencapai 1.800 orang. Timnas sepakbola menjadi cabor pertama yang berangkat pada 18 November mendatang. Karena pertandingan mulai bergulir 25 November. Sebelum itu, seluruh kontingen bakal disuntik polio untuk menghindari terjangkit virus yang sedang marak di Filipina.(jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Raja Sapta Oktohari resmi bertugas sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Namun, sesaat setelah menjabat, hal pertama yang dia lakukan adalah membubarkan komite tersebut. Tentu saja itu tidak sungguh-sungguh. KOI diubah namanya menjadi National Olympic Committee atau NOC.
"Jadi hari ini KOI resmi dibubarkan. Semua yang tetap menyebut KOI bakal didenda Rp100 ribu," canda Okto, sapaan akrabnya, dalam serah terima jabatan di gedung FX Sudirman, Jakarta, kemarin.
- Advertisement -
Tantangan baru Okto sudah menunggu. Antara lain terkait terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, Piala Dunia FIBA 2023, serta World Beach Games 2021. Selain itu, Indonesia sedang bidding untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Tetapi yang paling dekat jelas SEA Games 2019. Soal pesta olahraga Asia Tenggara itu, Okto sudah punya agenda khusus.
Senin mendatang (11/11), NOC bakal mengirim surat kepada seluruh cabor yang akan diberangkatkan ke Filipina. Isinya, meminta cabor untuk menyampaikan ulang target realistis yang bisa diraih dalam ajang dua tahunan itu. Dia ingin mereka benar-benar bertanggung jawab terhadap target yang sudah dipancang sendiri.
- Advertisement -
"Cabor bertanggung jawab terhadap uang pembinaan prestasi selama pelatnas. Sehingga mereka juga harus bertanggung jawab dengan target-target yang disampaikan," papar Okto. "Jangan sampai karena euforia SEA Games, lalu semua atlet diberangkatin, dengan dalih bisa tiga emas. Tapi ternyata hanya dapat satu emas, lalu menyalahkan NOC. Kami tidak ingin itu terjadi," tegas dia.
Kemenpora dan KOI kepengurusan sebelumnya telah menetapkan target umum untuk SEA Games edisi ke-30 tersebut. Yakni 45 emas. Dengan jumlah itu, diharapkan Indonesia bisa bertengger di peringkat keempat klasemen medali. Indonesia berencana memberangkatkan sekitar 794 atlet. Total kontingen mencapai 1.800 orang. Timnas sepakbola menjadi cabor pertama yang berangkat pada 18 November mendatang. Karena pertandingan mulai bergulir 25 November. Sebelum itu, seluruh kontingen bakal disuntik polio untuk menghindari terjangkit virus yang sedang marak di Filipina.(jpg)