Masjid yang indah itu biasa. Nyaman dengan air conditioner (AC) itu juga biasa. Tapi masjid dengan taman, kolam, dan akuarium besar nyaris seperti megatank yang dikelola profesional masih jarang. Masjid Paripurna Al-Huda di Jalan Soebrantas Pekanbaru memiliki itu semua. Tak hanya kajian dengan tema beragam bertajuk taman surga, di pekarangan masjid ini juga tersedia "taman surga" senyatanya.
Laporan MUHAMMAD AMIN, Pekanbaru
SEORANG balita menunjuk ke kolam berukuran empat kali satu setengah meter berkedalaman sekitar 80 cm. Dari balik kaca, dia begitu antusias melihat ikan-ikan patin besar, yang panjangnya lebih kurang sama dengan tinggi badannya. Di kolam akuarium itu terdapat ikan patin hias, yakni ikan putih dan hitam dengan ukuran tidak biasa, mencapai sekitar 70 cm. Selain itu ada juga gurami dengan bobot setidaknya 2,5 kg hingga 3 kg. Seorang lelaki muda mengawasi dan sesekali memegang badan balita itu agar tidak terlalu condong ke kaca.
Tak hanya satu kolam dan akuarium di pelataran parkir itu. Di sisi lain, terdapat juga kolam yang lebih tinggi mencapai satu setengah meter, panjang lima meter, lebar sekitar satu meter. Akuarium ini berisi ikan-ikan koi. Beberapa orang juga melihat-lihat di sana. Ada juga sangkar burung besar dengan ukuran tinggi sekitar dua setengah meter, lebar satu setengah meter, dan panjang lima meter. Isinya antara lain love bird, merpati, ketitiran, dan jalak. Selain itu, pelataran parkir itu juga dipenuhi berbagai bunga dan tanaman lainnya. Pelataran parkir tak biasa itu berada di halaman Masjid Al-Huda, Kelurahan Tobek Godang, Kecamatan Bina Widya, Jalan HR Soebrantas Pekanbaru.
"Sekarang memang banyak yang datang dan berlama-lama di masjid ini. Tidak mengapa. Sebab kami senang jika umat nyaman di rumah Allah ini," ujar Wakil Sekretaris Pengurus Masjid Al-Huda, Fauzan.
Kepada Riau Pos, pekan lalu Fauzan menyebutkan, bahwa semua biaya pembangunan fasilitas kenyamanan ini berasal dari donatur. Bukan dari kas masjid. Asal perencanaan bagus, laporan ada, dan transparan, semua perencanaan, termasuk taman parkir ini didukung jamaah. Fauzan menyebutkan, terdapat beberapa donatur yang mudah sekali menggelontorkan dana. Selain dana, juga fasilitas lainnya. Misalnya kolam dan ikan. Ikan-ikan besar di dua kolam ini semuanya dari jamaah.
Ikan koi diberikan dalam bentuk uang untuk dibelikan koi. Ukurannya tidak begitu besar. Beda dengan ikan patin dan gurami yang tergolong jumbo. Tidak mudah mencari penjual yang menyediakan ikan patin sepanjang 70 cm, atau gurami seberat 3 kg ini.
"Jadi ikan-ikan besar itu memang sumbangan dari jamaah. Itu langsung dipindahkan dari kolam beliau," ujar Fauzan.
Terdapat beberapa donatur yang sama sekali tak pernah memikirkan berapa sumbangan yang diberikan. Bahkan baru-baru ini, ada donatur yang menjual motor balap Ducati kesayangannya untuk disumbangkan ke beberapa masjid, termasuk masjid Al-Huda. Penyumbang barang juga tak terhitung jumlahnya. Kas masjid juga selalu rendah karena selalu dibelanjakan sesuai rencana anggaran biaya (RAB).
Kendati masjid ini berlabel masjid paripurna, tetapi bukan berarti semua fasilitas masjid ditanggung pemerintah. Hanya imam, takmir, keamanan dan petugas kebersihan yang ditanggung. Biaya lainnya termasuk biaya pembuatan taman, pembangunan lainnya, dan konsekuensi lainnya dari pembangunan itu ditanggung donatur.
"Donatur ada saja. Misalnya untuk ikan ada yang memberikan. Lalu pakannya sehari-hari juga tinggal minta dananya dan dibelikan," ujarnya.
Dengan adanya pengembangan taman, termasuk akuarium besar di masjid ini, diharapkan umat yang datang merasa nyaman berada dan berlama-lama di masjid ini. Pihak pengurus menyadari bahwa Masjid Paripurna Al-Huda berada di pinggir jalan. Banyak musafir yang lewat, bahkan dari luar kota. Mereka perlu tempat rehat yang nyaman. Masjid merupakan bagian dari tempat rehat itu, selain tempat ibadah.
"Beberapa bahkan dari Sumbar dan mereka terkesan. Niat kami memang agar jamaah betah berlama-lama di masjid," ujar Fauzan.
Pertama di Pekanbaru
Menurut Fauzan, pihaknya tidak pernah mencontoh siapa pun di Pekanbaru terkait taman dan kolam ikan atau akuarium besar ini. Bisa dikatakan, taman parkir ini merupakan yang pertama di Pekanbaru. Idenya juga berkembang liar begitu saja ketika pengurus masjid mendiskusikan tentang rencana pengembangan tempat parkir. Halaman samping baru di sisi utara masjid ini memang disulap dari rumah warga menjadi kawasan parkir, khususnya parkir sepeda motor. Sedangkan halaman sisi selatan yang berada pada sisi Jalan HR Soebrantas hanya untuk parkir mobil. Di area parkir sepeda motor inilah dibuat taman asri, lengkap dengan dua kolam besar, dan sangkar burung yang juga besar.
"Bisa dikatakan ini pertama di Pekanbaru. Kalau daerah lain saya kurang tahu," ujarnya.
Awalnya hanya pengembangan lahan parkir sepeda motor saja sekitar enam bulan lalu. Lahan parkir di sini memang tergolong rapi, bersih dan tertata. Saat penataan kawasan parkir itulah muncul ide membuat taman yang tak biasa. Di antaranya dengan membuat kolam-kolam ikan yang besar dan berbagai bunga dan pohon yang asri. Ikan-ikan yang didatangkan juga tergolong tak biasa karena ukurannya yang jumbo.
"Ternyata banyak dukungan dan donatur melimpah," ujar Fauzan, yang ketika itu didampingi takmir masjid Asqolani dan petugas kebersihan Aidil.
Taman sesungguhnya di area masjid ini melengkapi majelis taman surga yang juga sudah diadakan dan cukup semarak. Selain kajian rutin taman surga, beberapa penceramah kondang pernah diundang di sini di antaranya Babe Haikal, hingga Ustaz Abdul Somad (UAS).
"Tahun 2022 ini akan kita agendakan lagi mendatangkan UAS," ujarnya.
Selain melaksanakan kajian dan tablig akbar, masjid juga kerap dijadikan tempat kajian untuk siswa dan mahasiswa. Diskusi-diskusi keagamaan kerap diadakan dan menggunakan fasilitas masjid.
"Misalnya SMK Kansai pernah mengadakan kegiatan di sini," ujarnya.***