PADANG PANJANG (RIAUPOS.CO) – Untuk kali kesekian flyover Padangpanjang, Sumatera Barat, makan korban karena pengemudi mengabaikan rambu-rambu jalan. Kali ini bus rute Tapanuli-Jambi yang menyeruduk kolong jembatan tersebut pada pukul 06.00 WIB, kemarin (30/1).
Seperti dilaporkan Padang Ekspres (RPG), bus berpenumpang lebih kurang 25 orang itu melaju dari arah Bukittinggi dengan kecepatan cukup tinggi. Sesampai di tempat kejadian, Manalu, si sopir bus, tidak sempat menggunakan rem dan menyeruduk bagian bawah flyover berketinggian hanya 2,2 meter tersebut.
Tabrakan sangat keras sontak membuat sejumlah warga yang berdomisili di sisi jalan itu berhamburan keluar rumah. Warga juga berlarian keluar rumah karena mendengar suara-suara teriakan minta tolong yang datang dari arah lokasi kecelakaan.
Aswendri, salah seorang warga, mengatakan terkejut saat mendengar bunyi tabrakan keras. Perkiraannya, ada truk yang kembali nyangkut di kolong jembatan tersebut.
"Seringnya yang menjadi korban itu truk sehingga kita tidak terlalu menggubris. Namun, ternyata bus berpenumpang. Kami melihat kondisi bagian atas bus sudah menganga dan sejumlah penumpang berlumuran darah," beber Aswendri.
Sementara itu, salah seorang kernet bus bernama Pangoloi menuturkan, jumlah penumpang sekitar 25 orang, termasuk dirinya dan 1 rekan kernet lainnya serta 2 sopir. Saat kejadian, Pangoloi mendampingi sopir kedua, Manalu, yang bertugas sejak dari Bukittinggi. Rekannya dan sopir pertama, Supriadi Siregar (40), tidur di bagian belakang.
Pangoloi yang sudah kali kesekian ikut trayek Tapanuli-Jambi itu sangat paham dengan kondisi jalan. Terutama jalur bus dan truk yang wajib masuk Terminal Regional Bukit Surungan untuk dapat melewati jalur flyover menuju bypass ke arah batas kota sisi timur Padangpanjang itu.
Namun, Manalu yang mengemudi saat itu tidak menghiraukan petunjuk yang disampaikan Pangoloi. Juga terkait dengan mengurangi laju bus yang cukup kencang sejak berangkat dari titik peristirahatan di Bukittinggi hingga mengambil rute masuk terminal seusai turunan Panyalaian.
Pangoloi mengatakan, saat itu dirinya sontak merunduk jongkok dan mendengar hantaman keras hingga atap bus copot dan terlempar ke aspal. Pada saat bersamaan, dia juga mendengar dan melihat penumpang menangis minta tolong dalam keadaan mengalami luka di bagian kepala serta muka.
Kasatlantas Polres Padangpanjang Iptu Aldy Lazzuardi saat ditemui di TKP menyebutkan, berdasar data pihak rumah sakit, diketahui sebanyak 17 penumpang mengalami luka ringan dan sedang. Lalu, 7 orang dilarikan ke RSUD Padangpanjang dan 10 lainnya ke RS Yarsi Ibnu Sina Padangpanjang untuk mendapatkan perawatan.
"Update informasi hingga pukul 13.00 WIB ini (kemarin), 15 orang di antaranya mengalami luka ringan dan sudah diperbolehkan pulang. Sedangkan dua lainnya di RS Yarsi masih harus menjalani perawatan intensif atas luka yang dialami," sebut Aldy.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Satake membenarkan insiden yang di Padangpanjang.
"Kejadiannya sekitar pukul 06.00 WIB (30/1) Ahad pagi, tepatnya di Jalan Soekarno Hatta Simpang Lapan, Kel Bukit Surunga, Kecamatan Padangpanjang Barat, Kota Padangpanjang," ujarnya.
Satake menyebutkan kronologis ini berawal dari kendaraan Bus Marcedes PT Sipirok Nauli Nopol BB 7626 LH yang dikemudikan oleh sopir dua, atas nama Manalu sebelum kejadian datang dari arah Bukittinggi menuju arah Jambi.
"Sedangkan sopir satu, Supriadi Siregar sewaktu kejadian sedang tidur di tempat tidur yang ada di bagian belakang kendaraan Bus PT Sipirok Nauli Nopol BB 7626 LH,"ungkap Satake.
Kemudian, kata Satake sampai di tempat kejadian sopir dua Manalu, diduga tidak mengetahui rute dan memasuki rute yang salah.
"Di rute yang ia lalui, di mana jalan tersebut hanya bisa dilewati kendaraan yang tinggi maksimal 2,2 meter," jelas Satake.
Lalu Satake menjelaskan, karena diduga dengan kecepatan tinggi lalu menabrak flyover yang tinggi nya 2,2 meter dan mengakibatkan kejadian tersebut PT Sipirok Nauli Nopol mengalami kerusakan parah.
luka luka dan dilarikan rumah sakit terdekat,"kata Satake.
Satake menambahkan bahwa saat ini petugas mencari sopir nahas yang diduga kabur tersebut.
Tabrak Kucing, Serahkan Kemudi ke Sopir Dua
Sementara itu sopir satu, Supriadi Siregar mengaku, dirinya yang tidak sadarkan diri pascakejadian. Dia baru mengetahui kondisi bus tersebut setelah keluar dari rumah sakit 6 jam menjalani perawatan. Ayah tiga anak ini mengaku masih bersyukur atas lindungan dan mukjizat-Nya, masih selamat dari peristiwa yang dialami pagi itu.
"Alhamdulillah ya Allah. Saya merasa sangat bersyukur meski musibah ini merugikan banyak orang. Tapi bersyukur tidak ada korban jiwa meninggal atau luka berat. Terutama saya, beberapa detik setelah kejadian, saya berada di aspal tertimpa atap bus. Saya berusaha merangkak sekuat tenaga di tengah suasana masih gelap menuju ada titik cahaya. Setelah itu ada yang menolong berusaha mengangkat, selanjutnya tidak sadarkan diri sampai tersadar kembali di rumah sakit," tutur Supriadi sembari menyesali sikap rekannya yang melarikan diri dari kejadian tersebut.
Pria 40 tahun itu saat itu terkesan sangat agamais, mengungkap adanya firasat dalam dirinya sejak mulai berangkat dari Tapanuli sekitar pukul 21.00 WIB, Sabtu (29/1) malam. Kegundahan hati hingga perjalanan sampai di Kumpulan, bus yang dikemudikannya menabrak seekor kucing.
Berangkat dari kejadian tersebut, dirinya berusaha tenang dengan terus mengemudikan bus usai menyingkirkan si kucing mati dibungkus kain baju. Selepas istirahat makan di Bukittinggi masih dalam keadaan hati tidak tenang, Supriadi menyerahkan kemudi pada rekannya Manalu untuk melanjutkan perjalanan.
"Persisnya tidak tahu apa, tapi hati saya sudah gelisah mulai sejak berangkat. Ditambah lagi kejadian menabrak kucing di Kumpulan. Makanya sesampai di Bukittinggi, kemudi saya serahkan ke Manalu setelah beberapa kali saya ingatkan terus sembari makan untuk tidak ngebut dan melanggar rute sampai harus masuk terminal," ungkap Supriadi.
Melawan kegelisahan hatinya, Supriadi mengaku dirinya tidak henti-henti berzikir sembari membaringkan diri di tempat tidur di bagian belakang deretan bangku penumpang. Kelelahan setelah mengemudi dan berzikir tiada henti, Supriadi mengaku dirinya terbangun karena merasa sakit di sekujur tubuh dalam tatapan mata gelap.
"Saat itulah saya melihat setitik cahaya dalam keadaan muka basah berlumuran darah akibat terseret atap bus dan terlempar bersamaan ke aspal. Setelah dapat pertolongan, saya tersadar kembali di rumah sakit dengan rasa sakit pada pinggang bagian belakang. Saat itu saya minta perawat menyuntikan bius penghilang rasa sakit, supaya bisa melihat kondisi bus seperti ini," sebutnya.
Supriadi hadir di tempat kejadian, masih menggunakan kaos jenis sweater abu-abu yang kucel berlumuran darah mengering.
"Dalam keraguan saat itu, saya menyerahkan kemudi karena dia (Manalu) sudah kempatkalinya ikut rute ini," pungkas Supriadi.(wrd/c7/ttg/rpg)