Sabtu, 26 Juli 2025

Pola Diet yang Tepat Selama Pandemi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Selama pandemi Covid-19 masyarakat lebih banyak di rumah. Tentunya, salah satu godaan selama di rumah adalah kebiasaan makan tanpa batas. Lantas apakah masa pandemi bakal mengganggu program diet?

Dokter Spesialis Gizi Klinis Siloam Hospitals TB Simatupang Jakarta, dr. Christopher Andrian, SpGK, mengatakan, masyarakat tetap bisa menjalankan program diet di tengah pandemi ini. Seperti diketahui diet adalah cara memenuhi asupan pola makan atau gizi yang seimbang. Sesuai dengan yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Asupan gizi yang seimbang itu meliputi karbohidrat, protein, dan juga lemak.

’Melakukan diet bukan berarti mengurangi jumlah kadar makanan secara total dengan jangka waktu yang lama,’’ kata dr. Christopher Andrian di Jakarta.

Dia mengatakan diet yang sempurna itu harus dilaksanakan dengan asupan gizi yang seimbang dengan kadar normal dan teratur. Keseimbangan itu contohnya konsumsi karbohidrat 50-55 persen, protein 15-20 persen, dan lemak 20-25 persen.

Baca Juga:  DPRD Kecewa Sikap PKS PT PDU Kebun Kalsa

Lantas, bagaimana pola diet yang tepat selama bekerja dari rumah?

Langkah ideal adalah membuat jadwal pola makan. Karena menurut dia pembersihan organ lambung terjadi dua atau tiga jam setelah makan.

Untuk itu diperlukan jenis makanan yang lebih lama dicerna dalam perut. Dia mengatakan bubur lebih cepat habis tercerna dibandingkan nasi putih. Nasi putih lebih cepat habis dicerna dibandingkan nasi merah.

’’Saat konsumsi nasi harus diimbangi oleh sayuran,’’ tuturnya.

Dia menjelaskan kandungan karbohidrat dalam makanan penting dikonsumsi. Karena diperlukan untuk fungsi otak dan sel darah merah. Tetapi tidak boleh berlebihan mengkonsumsi karbohidrat. Sebab bisa berdampak pada obesitas dan rentan terserang sejumlah penyakit. Misalnya gangguan pernafasan dan resiko pencernaan.

Baca Juga:  Novel Baswedan: Kita Mesti Dukung Upaya Pemerintah dengan Vaksinasi

Andrian mengatakan pola diet yang benar mengikuti waktu yang teratur. Yaitu sarapan pagi pada jam 06.00 dan 09.00 waktu setempat. Kemudian makan siang dijadwal pukul 12.00 dan sore hari jam 15.00 waktu setempat. Lalu dilanjutkan dengan makan malam pada pukul 18.00 dan ditutup dengan makan buah-buahan pada jam 21.00 waktu setempat.

Kemudian asupan vitamin juga penting. Dia mengatakan vitamin berfungsi sebagai pengganti asupan dari makanan utama. Sehingga vitamin dapat diberikan jika makanan utama tidak dapat memberikan asupan yang cukup kepada tubuh. Namun dia mengingatkan konsumsi vitamin dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Contohnya masalah pada ginjal. Apalagi jika tidak diimbangi konsumsi air yang cukup.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Selama pandemi Covid-19 masyarakat lebih banyak di rumah. Tentunya, salah satu godaan selama di rumah adalah kebiasaan makan tanpa batas. Lantas apakah masa pandemi bakal mengganggu program diet?

Dokter Spesialis Gizi Klinis Siloam Hospitals TB Simatupang Jakarta, dr. Christopher Andrian, SpGK, mengatakan, masyarakat tetap bisa menjalankan program diet di tengah pandemi ini. Seperti diketahui diet adalah cara memenuhi asupan pola makan atau gizi yang seimbang. Sesuai dengan yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Asupan gizi yang seimbang itu meliputi karbohidrat, protein, dan juga lemak.

’Melakukan diet bukan berarti mengurangi jumlah kadar makanan secara total dengan jangka waktu yang lama,’’ kata dr. Christopher Andrian di Jakarta.

Dia mengatakan diet yang sempurna itu harus dilaksanakan dengan asupan gizi yang seimbang dengan kadar normal dan teratur. Keseimbangan itu contohnya konsumsi karbohidrat 50-55 persen, protein 15-20 persen, dan lemak 20-25 persen.

Baca Juga:  Kanvas Para MUA

Lantas, bagaimana pola diet yang tepat selama bekerja dari rumah?

- Advertisement -

Langkah ideal adalah membuat jadwal pola makan. Karena menurut dia pembersihan organ lambung terjadi dua atau tiga jam setelah makan.

Untuk itu diperlukan jenis makanan yang lebih lama dicerna dalam perut. Dia mengatakan bubur lebih cepat habis tercerna dibandingkan nasi putih. Nasi putih lebih cepat habis dicerna dibandingkan nasi merah.

- Advertisement -

’’Saat konsumsi nasi harus diimbangi oleh sayuran,’’ tuturnya.

Dia menjelaskan kandungan karbohidrat dalam makanan penting dikonsumsi. Karena diperlukan untuk fungsi otak dan sel darah merah. Tetapi tidak boleh berlebihan mengkonsumsi karbohidrat. Sebab bisa berdampak pada obesitas dan rentan terserang sejumlah penyakit. Misalnya gangguan pernafasan dan resiko pencernaan.

Baca Juga:  Pemkab Bahas Kesiapan New Normal

Andrian mengatakan pola diet yang benar mengikuti waktu yang teratur. Yaitu sarapan pagi pada jam 06.00 dan 09.00 waktu setempat. Kemudian makan siang dijadwal pukul 12.00 dan sore hari jam 15.00 waktu setempat. Lalu dilanjutkan dengan makan malam pada pukul 18.00 dan ditutup dengan makan buah-buahan pada jam 21.00 waktu setempat.

Kemudian asupan vitamin juga penting. Dia mengatakan vitamin berfungsi sebagai pengganti asupan dari makanan utama. Sehingga vitamin dapat diberikan jika makanan utama tidak dapat memberikan asupan yang cukup kepada tubuh. Namun dia mengingatkan konsumsi vitamin dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Contohnya masalah pada ginjal. Apalagi jika tidak diimbangi konsumsi air yang cukup.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Selama pandemi Covid-19 masyarakat lebih banyak di rumah. Tentunya, salah satu godaan selama di rumah adalah kebiasaan makan tanpa batas. Lantas apakah masa pandemi bakal mengganggu program diet?

Dokter Spesialis Gizi Klinis Siloam Hospitals TB Simatupang Jakarta, dr. Christopher Andrian, SpGK, mengatakan, masyarakat tetap bisa menjalankan program diet di tengah pandemi ini. Seperti diketahui diet adalah cara memenuhi asupan pola makan atau gizi yang seimbang. Sesuai dengan yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Asupan gizi yang seimbang itu meliputi karbohidrat, protein, dan juga lemak.

’Melakukan diet bukan berarti mengurangi jumlah kadar makanan secara total dengan jangka waktu yang lama,’’ kata dr. Christopher Andrian di Jakarta.

Dia mengatakan diet yang sempurna itu harus dilaksanakan dengan asupan gizi yang seimbang dengan kadar normal dan teratur. Keseimbangan itu contohnya konsumsi karbohidrat 50-55 persen, protein 15-20 persen, dan lemak 20-25 persen.

Baca Juga:  925 Warga Binaan Rutan Dumai Diswab

Lantas, bagaimana pola diet yang tepat selama bekerja dari rumah?

Langkah ideal adalah membuat jadwal pola makan. Karena menurut dia pembersihan organ lambung terjadi dua atau tiga jam setelah makan.

Untuk itu diperlukan jenis makanan yang lebih lama dicerna dalam perut. Dia mengatakan bubur lebih cepat habis tercerna dibandingkan nasi putih. Nasi putih lebih cepat habis dicerna dibandingkan nasi merah.

’’Saat konsumsi nasi harus diimbangi oleh sayuran,’’ tuturnya.

Dia menjelaskan kandungan karbohidrat dalam makanan penting dikonsumsi. Karena diperlukan untuk fungsi otak dan sel darah merah. Tetapi tidak boleh berlebihan mengkonsumsi karbohidrat. Sebab bisa berdampak pada obesitas dan rentan terserang sejumlah penyakit. Misalnya gangguan pernafasan dan resiko pencernaan.

Baca Juga:  Medco Peduli Masyarakat Terdampak Covid-19 Riau

Andrian mengatakan pola diet yang benar mengikuti waktu yang teratur. Yaitu sarapan pagi pada jam 06.00 dan 09.00 waktu setempat. Kemudian makan siang dijadwal pukul 12.00 dan sore hari jam 15.00 waktu setempat. Lalu dilanjutkan dengan makan malam pada pukul 18.00 dan ditutup dengan makan buah-buahan pada jam 21.00 waktu setempat.

Kemudian asupan vitamin juga penting. Dia mengatakan vitamin berfungsi sebagai pengganti asupan dari makanan utama. Sehingga vitamin dapat diberikan jika makanan utama tidak dapat memberikan asupan yang cukup kepada tubuh. Namun dia mengingatkan konsumsi vitamin dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Contohnya masalah pada ginjal. Apalagi jika tidak diimbangi konsumsi air yang cukup.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari