JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sebagian orang mungkin menggunakan bahan lain untuk menutupi wajahnya sebagai pengganti masker di masa pandemi ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan penggunaan masker kain bisa mencegah penularan virus Korona. Tapi disarankan, tidak menggunakan syal, selendang, atau sapu tangan sebagai pengganti masker kain.
Dilansir dari Channel News Asia, Ahad (30/8), aturan itu ditegaskan oleh Kementerian Kesehatan Singapura. Penutup wajah seperti pelindung leher, bandana, selendang dan sapu tangan tidak boleh digunakan sebagai pengganti masker.
“Karena penutup darurat ini mungkin tidak pas di sekitar hidung dan mulut. Lalu terbuat dari bahan yang tidak spesifik untuk pencegahan penyakit, kain-kain itu mungkin tidak berfungsi sebaik masker yang dibuat khusus,” kata Kementerian Singapura dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/8).
Kemenkes Singapura menegaskan untuk memastikan tingkat penularan di masyarakat tetap rendah, penting bagi setiap anggota masyarakat untuk memakai masker yang dirancang atau dibuat khusus untuk mencegah penularan penyakit. Minimal adalah penggunaan masker kain.
Komentar kementerian trsebuy muncul setelah baru-baru ini seorang pria di Singapura tidak diizinkan naik bus karena dia mengenakan pelindung leher atau syal untuk menutupi wajahnya, bukan masker. Dalam video viral tersebut, pria itu terlihat memaki menggunakan kata-kata kasar pada sopir bus.
Kementerian Kesehatan mengatakan masker diyakini efektif mencegah penyebaran COVID-19. Tapi cara penggunaan dan bahannya harus tepat.
“Masker harus dipakai sedemikian rupa sehingga menutupi hidung dan mulut pemakainya dengan rapat, tanpa meninggalkan celah antara masker dan wajah,” tutup pernyataan itu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sebagian orang mungkin menggunakan bahan lain untuk menutupi wajahnya sebagai pengganti masker di masa pandemi ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan penggunaan masker kain bisa mencegah penularan virus Korona. Tapi disarankan, tidak menggunakan syal, selendang, atau sapu tangan sebagai pengganti masker kain.
Dilansir dari Channel News Asia, Ahad (30/8), aturan itu ditegaskan oleh Kementerian Kesehatan Singapura. Penutup wajah seperti pelindung leher, bandana, selendang dan sapu tangan tidak boleh digunakan sebagai pengganti masker.
- Advertisement -
“Karena penutup darurat ini mungkin tidak pas di sekitar hidung dan mulut. Lalu terbuat dari bahan yang tidak spesifik untuk pencegahan penyakit, kain-kain itu mungkin tidak berfungsi sebaik masker yang dibuat khusus,” kata Kementerian Singapura dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/8).
Kemenkes Singapura menegaskan untuk memastikan tingkat penularan di masyarakat tetap rendah, penting bagi setiap anggota masyarakat untuk memakai masker yang dirancang atau dibuat khusus untuk mencegah penularan penyakit. Minimal adalah penggunaan masker kain.
- Advertisement -
Komentar kementerian trsebuy muncul setelah baru-baru ini seorang pria di Singapura tidak diizinkan naik bus karena dia mengenakan pelindung leher atau syal untuk menutupi wajahnya, bukan masker. Dalam video viral tersebut, pria itu terlihat memaki menggunakan kata-kata kasar pada sopir bus.
Kementerian Kesehatan mengatakan masker diyakini efektif mencegah penyebaran COVID-19. Tapi cara penggunaan dan bahannya harus tepat.
“Masker harus dipakai sedemikian rupa sehingga menutupi hidung dan mulut pemakainya dengan rapat, tanpa meninggalkan celah antara masker dan wajah,” tutup pernyataan itu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman