Kamis, 19 September 2024

Wiranto Bilang Papua Barat Sudah Kondusif, Papua Masih Negosiasi

 JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengaku sudah berkomunikasi dengan jajaran TNI dan Polri di Papua dan Papua Barat setelah gejolak terjadi di provinsi paling timur di Indonesia.

Dari komunikasi tersebut, Wiranto menyebut kondisi keamanan di Papua Barat, berangsur kondusif. Tidak terdapat massa yang melakukan perusakan terhadap fasilitas di Papua Barat.

"Untuk Papua Barat kondusif, Sorong dan Manokwari sudah tenang. Walaupun masih ada rencana demonstrasi, mudah-mudahan enggak jadi," ucap Wiranto ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (30/8).

Sementara itu, kata Wiranto, aparat kepolisian dan prajurit TNI masih berupaya menenangkan situasi di Papua, melalui jalan negosiasi. "Di Papua masih tetap berlangsung, negosiasi penenangan," lanjut dia.

- Advertisement -

Wiranto menuturkan, pemerintah telah menambah jumlah aparat kepolisian dan prajurit TNI ke Papua. Namun, penambahan bukan untuk melawan rakyat di Papua setelah pecah gejolak.

Baca Juga:  Menteri Tjahjo Perpanjang WFH untuk ASN hingga 13 Mei 2020

Pasukan tambahan dikerahkan ke Bumi Cenderawasih untuk mengamankan objek vital. Pemerintah berupaya mencegah kerusakan fasilitas umum tidak semakin parah.

- Advertisement -

"Kami menambah pasukan ke sana, bukan untuk melawan rakyat, tetapi mengamankan objek-objek vital jangan sampai dirusak oleh masyarakat yang tidak sadar. Itulah, ya, kira-kira secara menyeluruh, setiap kota detail laporannya ada jumlah pasukan kami berapa, kondisi masyarakat bagaimana, tetapi mari doakan saja semoga keadaan yang panas ini segera berlalu dan kembali tenang untuk membicarakan masa depan Papua," tegas dia. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkap, pihaknya telah mengerahkan sebanyak 2.500 anggota pasukan gabungan TNI-Polri untuk menjaga situasi keamanan setelah unjuk rasa berujung kericuhan di Jayapura, Papua.

Baca Juga:  Pemko Anggarkan Rp200 M untuk Jalan dan Drainase

"Total saat ini TNI Polri (yang dikerahkan) 2.500 personel, itu hanya (pengamanan di) Jayapura saja," kata Dedi seperti dikutip dari Antara.

Pasukan tersebut dikerahkan dari beberapa polda, yakni Polda Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Mako Brimob Polri. Penambahan pasukan tersebut merupakan salah satu strategi untuk menciptakan situasi di Jayapura tetap aman, tertib dan kondusif.

"Penambahan kekuatan dari Polda Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Mako Brimob dalam rangka memulihkan situasi keamanan di wilayah Jayapura dan sekitarnya," kata Dedi.

Sementara Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto menjelaskan, pihaknya mengerahkan sebanyak dua satuan setingkat kompi (SSK) untuk mengamankan situasi di Jayapura.

"Dua SSK dari Yonif 501/Kostrad dan 129 Marinir untuk mengamankan objek vital di wilayah Jayapura," ujar Eko. (anita/ant/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

 JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengaku sudah berkomunikasi dengan jajaran TNI dan Polri di Papua dan Papua Barat setelah gejolak terjadi di provinsi paling timur di Indonesia.

Dari komunikasi tersebut, Wiranto menyebut kondisi keamanan di Papua Barat, berangsur kondusif. Tidak terdapat massa yang melakukan perusakan terhadap fasilitas di Papua Barat.

"Untuk Papua Barat kondusif, Sorong dan Manokwari sudah tenang. Walaupun masih ada rencana demonstrasi, mudah-mudahan enggak jadi," ucap Wiranto ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (30/8).

Sementara itu, kata Wiranto, aparat kepolisian dan prajurit TNI masih berupaya menenangkan situasi di Papua, melalui jalan negosiasi. "Di Papua masih tetap berlangsung, negosiasi penenangan," lanjut dia.

Wiranto menuturkan, pemerintah telah menambah jumlah aparat kepolisian dan prajurit TNI ke Papua. Namun, penambahan bukan untuk melawan rakyat di Papua setelah pecah gejolak.

Baca Juga:  Pemko Anggarkan Rp200 M untuk Jalan dan Drainase

Pasukan tambahan dikerahkan ke Bumi Cenderawasih untuk mengamankan objek vital. Pemerintah berupaya mencegah kerusakan fasilitas umum tidak semakin parah.

"Kami menambah pasukan ke sana, bukan untuk melawan rakyat, tetapi mengamankan objek-objek vital jangan sampai dirusak oleh masyarakat yang tidak sadar. Itulah, ya, kira-kira secara menyeluruh, setiap kota detail laporannya ada jumlah pasukan kami berapa, kondisi masyarakat bagaimana, tetapi mari doakan saja semoga keadaan yang panas ini segera berlalu dan kembali tenang untuk membicarakan masa depan Papua," tegas dia. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkap, pihaknya telah mengerahkan sebanyak 2.500 anggota pasukan gabungan TNI-Polri untuk menjaga situasi keamanan setelah unjuk rasa berujung kericuhan di Jayapura, Papua.

Baca Juga:  Pemkab Natuna Liburkan Sekolah Dua Pekan

"Total saat ini TNI Polri (yang dikerahkan) 2.500 personel, itu hanya (pengamanan di) Jayapura saja," kata Dedi seperti dikutip dari Antara.

Pasukan tersebut dikerahkan dari beberapa polda, yakni Polda Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Mako Brimob Polri. Penambahan pasukan tersebut merupakan salah satu strategi untuk menciptakan situasi di Jayapura tetap aman, tertib dan kondusif.

"Penambahan kekuatan dari Polda Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Mako Brimob dalam rangka memulihkan situasi keamanan di wilayah Jayapura dan sekitarnya," kata Dedi.

Sementara Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto menjelaskan, pihaknya mengerahkan sebanyak dua satuan setingkat kompi (SSK) untuk mengamankan situasi di Jayapura.

"Dua SSK dari Yonif 501/Kostrad dan 129 Marinir untuk mengamankan objek vital di wilayah Jayapura," ujar Eko. (anita/ant/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari